Kami naik Turkish Airline dari Istanbul, oh iya, kalau kamu mencari tiket pesawat ke sini, jangan
cari Kapadokya, kamu cari Nevsehir atau Kayseri yang merupakan kota-kota terdekat untuk
mencapai Kapadokya yang terdapat bandara internasional. Dari bandara Nevsehir untuk menuju ke pusat kotanya yang
bernama Goreme memakan waktu sekitar 40 menit perjalanan dengan mobil. Karena
bertiga maka kami memutuskan untuk naik taksi dengan tarif 20 TL one way, cukup
murah kalau dibagi 3.
Akomodasi di Goreme
Kami menginap di sebuah
hotel kecil bernama Gerdis Evi atas rekomendasi seorang teman, dan tentunya
setelah saya cek di booking.com reviewnya bagus dan gambar kamarnya juga
terlihat nyaman, dan harganya cocok. Lokasi hotel juga sangat strategis dekat
dengan pusat kota Goreme (yang memang kecil juga) jadi mudah untuk mencari
makan, berbelanja, maupun membeli tiket bus dan naik bus antar kota, dari hotel
juga kita bisa berjalan kaki (dengan sedikit hiking) untuk mendapatkan view
sunrise maupun sunset. Suasana hotel juga sangat asri dan cantik, dengan
sarapan yang sangat fulfilling, sarapannya ala Turkish breakfast yang lengkap
dan rasanya pun enak, ini Turkish breakfast paling enak jika dibandingkan
dengan hotel atau hostel lain yang mempunyai sarapan ala Turki juga. Saya ingat
sempat ada kejadian mati air selama beberapa jam di sini, ketika kami complain
mengenai air yang mati, para petugas hotel pun dengan muka memelas bilang bahwa
memang pasokan air terhenti yang dialami oleh seluruh desa, oalah, tidak bisa
berbuat apa-apa kalau begitu caranya, hanya bisa menunggu saja.
|
Hotel Gerdis Evi |
|
Breakfast area |
|
room for 3 person |
|
view from hotel |
Goreme Red Tour
Begitu sampai di hotel,
kami bertanya-tanya kepada petugas hotel, dan mereka pun menawarkan beberapa pilihan paket tour
untuk mengexplore Kapadokya, yang dimulai pada pagi itu juga, sekitar jam 9
pagi. Kami memilih Red tour Goreme yang merupakan group tour, dimana kami bersama beberapa orang lainnya (sekitar 1 mobil minivan) akan mengunjungi beberapa
tempat yaitu Uchisar Castle, Goreme Open Air Museum, Fairy Chimney, Devrent Valley, dan Red Valley. Kami membayar day
tour seharga 100 TL yang sudah termasuk transportasi (antar jemput dari dan ke hotel), tiket masuk, guide, dan makan
siang. Sebenarnya untuk menuju Goreme Open Air Museum dari hotel kami bisa
dicapai dengan berjalan kaki, namun karena sudah termasuk di paket tour ya kami
ikut saja. Kami sudah agak terlambat untuk tour-nya sehingga kami langsung
diantar ke pemberhetian pertama yaitu Uchisar Castle yang merupakan sebuah gua dari bebatuan yang cukup besar, namun sayangnya kami tidak bisa masuk ke sana dan hanya sempat berfoto sebentar saja di sini karena sudah terlambat.
|
Uchisar Castle |
Tujuan
selanjutnya yaitu open air museum, dimana kami disuguhkan pemandangan
spektakuler yang sangat unik. Selain itu, di museum ini juga terdapat sisa-sisa
monastery dan gereja dari masa abad ke 14 pertengahan, jadi ternyata tempat ini
dijadikan monastery pada masa itu ketika Istanbul sedang dikuasai oleh Ottoman.
Kita bisa melihat sisa-sisa fresco dan lukisan di dinding yang menceritakan
kisah-kisah keagamaan kristiani. Guide pun menjelaskan sejarah dari tempat ini,
tapi sejujurnya kami tidak terlalu focus pada penjelasannya dan malah sibuk
berfoto ria. Hahaha, I know it’s lame, tapi kami memang sangat awed dengan pemandangan
yang ada jadi wajarlah kalau agak sedikit norak. Hehehe. Setelah dari museum,
kami dibawa ke sebuah toko kerajinan dimana kami melihat peragaan seorang
pengrajin membuat sebuah guci/vas dari tanah liat. Kami pun diberi waktu untuk
berbelanja maupun sekedar melihat-lihat, tidak ada paksaan untuk membeli di
sini. Saya membeli sebuah cincin bergambar bunga tulip seharga 10 TL yang mana
di Istanbul bisa saya dapatkan dengan harga 8 TL saja. Pesan moral: beli saja
di Istanbul karena relatif lebih murah.
|
Goreme Open Air Museum |
|
Goreme Open Air Museum |
Tujuan selanjutnya
adalah Devrent Valley di mana ada formasi bebatuan berbentuk unik dan salah satunya
ada yang berbentuk unta (camel rock), selanjutnya kami menuju Pasabag atau fairy chimney dimana terdapat
formasi bebatuan yang lebih unik lagi yang besar dengan bentuk yang lucu-lucu.
Basically yang kami lakukan adalah berfoto. Tujuan selanjutnya adalah red
valley dimana kita harus sedikit berjalan untuk dapat melihat view yang sangat
spektakuler. Viewnya benar-benar luar biasa seperti bukan di bumi saja lho. Sebelum tour berakhir
kami pun makan siang terlebih dahulu di sebuah restoran yang cukup bagus, menu makanannya
alaTurki yang lengkap mulai dari appetizer (kroket yang sangat enak), makanan utama dan makanan penutup,
semuanya enak dan lezat.
|
Camel Rock |
|
Fairy Chimney at Pasabag |
|
Fairy Chimney
|
Fairy Chimney |
|
|
Red Valley |
|
Red Valley |
|
Red Valley |
|
Red Valley |
|
Red Valley |
Kami kembali ke hotel
sore hari dan setelah beristirahat kami keluar malam hari untuk melihat-lihat
suasana kota sambil mencari makan malam. Kota Goreme ini sangat kecil ternyata
dan agak sepi di malam hari, sepertinya para wisatawan ke sini untuk
pemandangan kota di pagi/siang hari dan bukan untuk mencari hiburan malam ya. setelah
berjalan sampai ujung pusat kota, yang bisa selesai dalam waktu 10-15 menit
saja untuk memilih tempat makan yang oke. Restoran-restoran di sini agak sepi
entah kenapa ya, apa karena sedikit turis yang menginap ya? Entahlah. Kami pun
akhirnya memilih tempat makan yang sebelumnya menawarkan diskon dan minuman
gratis (teh tentunya). Nama restorannya adalah Turkoas Kami makan di lantai 2.
Ketika kami di situ hanya ada 1 pengunjung lain yang sedang makan di situ. Menu
makanannya makanan turki yang saya kurang ingat namanya, kami hanya mengikuti rekomendasi dari waiternya saja, ternyata walaupun bentuknya tidak
terlalu meyakinkan rasanya sangat enak.
|
Dinner at Turkoas |
|
View from Turkoas
|
Day 2 at Goreme
Keesokan harinya kami
berniat untuk melihat sunrise dan mengejar pemandangan balon udara, karena
banyak orang yang naik balon udara untuk melihat sunrise. Pemandangan balon
udara yang banyak ini menurut saya merupakah sebuah pemandangan yang menarik
juga. Namun sayangnya kami Bangun agak kesiangan dan anehnya begitu Bangun
tidur masih sempat dulu lho kita touch up dulu bukannya langsung berlari keluar
untuk mengejar foto balon udara. Kami pun sebenarnya kurang faham bagaimana
cara menuju ke puncak bukit untuk melihat pemandangan, akhirnya dengan cara
mencoba-coba kami pun sampai juga ke puncak bukit. Ketika sampai di atas, hanya
ada 1 balon udara saja tersisa. Huhuhu… kalau bahasa jaman sekarang sakitnya
tuh di sini... Ya masa sudah jauh-jauh ke sini eh malah tidak mendapatkan view
balon udara, apalagi untuk saya dan Sukma yang malam itu akan naik bus malam ke
Pamukkale. Kami pun tetap sabar menanti kali-kali aja ada orang yang kesiangan
juga baru naik balon udara setelah matahari terbit, kami tetap berfoto hingga
akhirnya sekitar 30 menit kemudian mulai muncul balon-balon lainnya, walau
tidak banyak tapi lumayan lah, cukup menjadi pelipur lara bagi kami semua.
Jadi, pesan moral yang dapat diambil adalah, kamu harus cek dulu jadwal sunrise
atau sunset di kota tersebut, lalu rencankan paling tidak setengah jam untuk
hiking ke atas bukit untuk melihat pemandangan, sebenarnya tidak terlalu sulit,
kami saja yang agak amatiran. Walaupun sedikit kecewa, tapi saya sudah cukup
puas karena sudah sampai di kota ini saya sudah senang, kalau mau foto yang
bagus-bagus tenang saja bisa dicari di Instagram, banyak deh.
|
Hot air balloon view
|
Kami kembali ke hotel
untuk menikmati slow breakfast yang sangat memuaskan, kami bisa mengambil
sepuasnya makanan yang terhidang di sana mulai dari daging, telur, keju, olive,
sayuran, dan buah. Terdapat juga baklava yang sangat enak sekali. Minuman pun
bisa memilih apa saja, teh, apple tea, kopi, susu, jus jeruk.
|
Breakfast |
Tidak ada agenda
yang khusus untuk hari ini, dan akhirnya kami melihat-lihat toko di sekitar
situ dan berbelanja. Di sini kamu bisa membeli karpet, sarung bantal, lampu,
dan berbagai aksesoris dan cinderamata lainnya. Sore hari kami pun berniat
kembali ke bukit untuk melihat sunset, berikut beberapa fotonya.
Hanya segitu saja
catatan perjalanan saya ke Kapadokya, memang tidak terlalu banyak yang bisa
dijelaskan karena memang lebih baik kamu ke sini dan melihatnya sendiri ya *alesan*
No comments:
Post a Comment