Saturday, August 29, 2015

Spontaneous Trip to West Sumatra


Yuk mari sempatkan menulis mengingat sudah semakin banyak pendingan tulisan tentang traveling, hehe. Oke, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya traveling di negri sendiri yaitu di Sumatra Barat pada bulan Feb tahun ini juga.


Trip ini lumayan spontan uhuy karena ada salah satu teman yang mengajak untuk ikut serta liburan yang sudah direncanakan oleh dia dan teman-temannya. Saya yang kebetulan belum pernah ke Padang selalu excited untuk mengunjungi tempat untuk pertama kalinya. Setelah mempertimbangkan faktor harga tiket pesawat dan waktu cuti yang menungkinkan langsunglah aku bilang iyes! Hehe. Padahal saat itu saya belum kenal dengan 3 orang travelmate yg lain. Sekedar background, travelmate saya ini yaitu Fajrin (temen seangkatan kuliah), Aji dan Joan (temen sekantor Fajrin dulu), dan Armi (suami Joan). Nah kebetulan Armi ini memang asal Padang jadi untuk trip ini kita semua menumpang bermalam di rumah orang tua Armi. 

Hanya sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan saya membeli tiket pesawat, berangkat dengan Lion Air (menyamakan dengan yang lain) sekitar 550 ribu dan pulang dengan Garuda sekitar 600 ribu. Not bad untuk last minute purchase bukan? 

Untuk akomodasi seperti yang sudah disebutkan di atas kami menginap di rumah orang tua Armi yang berada di daerah Pariaman. Namun ada 1 malam kami menginap di sebuah homestay di Lembah Harau karena memang tempatnya spesial dan untuk menghemat waktu transportasi juga karena dari Pariaman untuk ke kota Padang, Bukittinggi, dll membutuhkan waktu paling tidak 2 jam. Untuk transportasi di sana kami menggunakan mobil mereka, alhamdulillah gratis biaya sewa mobil hanya patungan untuk bensin aja, hehe. Setelah saya perhitungkan biaya trip ke Padang ini cukup murah sih untuk 4 hari. Akomodasi di Harau 200 ribu per orang, makan selama di sana plus patungan bensin sekitar 400 ribu, one day trip ke pulau 350 ribu, ini karena kami hanya ber-3, kalau misalnya dibagi 5 mungkin bisa ditekan menjadi 200-250 ribu. Biaya ini sudah termasuk sewa kapal, sewa perlengkapan snorkel, guide, dan makan siang. Yup, itu aja deh pengeluaran yang saya ingat, di luar belanja oleh-oleh ya.

Day 1: 7 Feb 2015

Kami mendarat di Padang sekitar jam 11 siang makan siang di restoran padang(tentunya) yang saya lupa namanya, setelah itu kami menuju ke rumah Armi di Pariaman untuk beristirahat sebentar dan bersiap untuk ke Harau tempat kami akan menginap malam ini. On the way ke Harau kami mampir ke sebuah Cafe bernama Taruko Cafe, yang merupakan kafe dan resto dengan pemandangan Ngarai Sianok, yang berajarak sekitar 15-20 menit dari Jam Gadang pusat kota Bukittinggi, yang berada persis di kaki Tebing Takuruang, sebuah bukit kecil yang menjulang tinggi dan dikelilingi tebing-tebing Ngarai Sianok. Tempatnya cukup asyik dengan pemandangan alam yang luar biasa, kami hanya memesan minuman dan makanan ringan saja, setelah menyempatkan diri berfoto di sungai dan alam terbuka kami pun melanjutkan perjalanan ke Harau karena hari sudah mulai gelap.

kami mampir makan malam di Restoran Pergaulan mengingat perjalanan ke Harau yang masih sekitar 2-3 jam lagi. Kami memilih restoran ini berharap bisa menjadi hebat dalam pergaulan, hehehe, tapi menurut saya rasanya biasa saja sih. Kami sampai di Harau sekitar jam 8.30 malam untuk beristirahat.

Taruko Cafe
Ngarai Sianok



Day 2: 8 Feb 2015

Nama penginapan kami di Lembah Harau adalah Echo Homestay, kami menyewa 1 bangunan dengan 2 kamar dengan harga 1 juta rupiah per malam. Kamarnya cukup luas dengan tempat tidur besar, ada ruang tamu, kamar mandi, TV, dan di lantai 2 ada 1 tempat tidur kecil. Sebenarnya 1 kamar bisa juga ditempati 4-5 orang kalau mau menghemat.

Sebenarnya kami tidak ada agenda kegiatan khusus di sini hanya ingin bersantai saja di tempat dengan alam yang bagus. Semalam ketika kami datang sudah malam dan gelap sehingga tidak ada view yang bisa dilihat, barulah pada keesokan paginya, ketika kami keluar dari kamar kami baru kami menyadari ada pemandangan tebing yang begitu spektakuler di belakang kamar kami, it's a really breathtaking moment deh. Dengan view yang keren banget, udara pagi yang sangat segar, pemandangan yang alami dan hijau-hijau, tempat ini memang tepat sekali untuk berleyeh-leyeh dan bersantai, dolce far niente kalau kata orang Italia. Oh iya harga kamar yang saya sebutkan sudah termasuk breakfast berupa nasi goreng dan teh panas. Kami pun sarapan ditemani dengan monyet-monyet yang berada di sekitar situ juga. Setelah sarapan kami berjalan kaki sebentar di sekitar penginapan dan ke luar area penginapan untuk berfoto ria, jaman sekarang manusia sudah sangat ketergantungan dengan foto yah. Kami sempat menumukan air terjun kecil dan membeli beberapa cemilan seperti jajan jagung manis (sama seperti di Jakarta) dan kerupuk kuah khas Padang yang diolesi kuah sate padang dan ditambah mie, nyamm. 

Echo Homestay Lembah Harau

Echo Homestay Lembah Harau

Echo Homestay Lembah Harau

Echo Homestay Lembah Harau
Lembah Harau


Kami pun bergegas untuk ke tujuan selanjutanya adalah Kelok 9 yang  merupakan ruas jalan berkelok yang berada sekitar 30km dari Kota Payakumbuh. Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini terdapat jembatan layang yang membentang dibangun dan menghubungkan antar lembah dengan panjang total jembatan 943 meter dan jalan penghubungnya sepanjang 2km. Jembatan ini merukapan karya anak bangsa yang menggunakan konsep green construction serta memanfaatkan produksi dalam negeri, Jembatan ini dibangun tahun 2011 dan selesai pada tahun 2013 yang diresmikan oleh presiden SBY dan dinobatkan sebagai ikon konstruksi nasional. Saat ini jembatan kelok 9 sudah menjadi ikon dan juga tempat wisata (termasuk kami) yang dengan senang hati mengabadikan gambar dan befoto di sini, tapi memang keren sih.



Kelok 9

Kelok 9

Destinasi selanjutnya adalah Istana Baso Pagaruyung  atau Istana Besar Pagaruyung yang berada di di Batusangkar, kita cukup membayar 7,500 saja untuk bisa masuk ke dalam istana tradisional yang megah ini. Setelah sebelumnya saya pernah mengunjungi Istana/Palace di Eropa atau Palace di Thailand, saya merasa bangga juga ternyata Indonesia punya Istana Pagaruyung. Istana ini terdiri dari 3 lantai dengan 11 gonjung atau puncak atap setinggi 60 meter dengan atam dari ijuk. Dinding istana dipenuhi dengan ukiran khas Minagkabau, sekedar fun fact, istana ini pernah terbakar di tahun 2007 namun berhasil dibangun kembali dengan cantiknya. Yang menarik untuk saya istana ini juga dihiasi kain-kain yang warna-warni dengan sentuhan emas juga. Sebenarnya akan lebih baik kalau ada guide yang bisa menjelaskan detail-detail atau cerita dan filosofi di balik Istana ini yah, misalnya ruangan apa saja, apa arti ukirannya, dan lain-lain, namun ya sudah lah akhirnya kami berfoto-foto saja. Oh iya di sini kamu bisa berfoto dengan menggunakan baju daerah Minang baik untuk wanita dan prianya, saya lupa bayar berapa. 






Day 3: Feb 2015

Hari ini waktunya ke Pantaiiii... yeaaay, saya begitu bersemangat karena sudah lama sekali tidak ke pulau dan pantai di Indonesia yang indah dan cantk. Agenda hari ini adalah Island hopping dan snorkeling di pulau-pulau tersebut. Perjalanan dari Pariaman agak jauh dan memakan waktu hampir 3 jam untuk menuju dermaga Teluk Bungus. Sebenarnya kalau dari kota Padang tidak terlalu jauh, paling lama sekitar 30 menit saja. Kami sudah membooking tour (lupa namanya) dimana kami akan berkeliling 3 Pulau yang berbeda.

Setelah sekitar 35 menit naik boat kami sampai juga di Pulau Pasumpahan yang sungguh sangat indah dengan pasir putih bersih dan laut biru hijau turkuas yang jernih, dan yang sangat membuat saya kagum adalah pengunjung di pulau ini hanya kami bertiga saja, mungkin karena kebetulan hari itu adalah hari senin sehingga tidak seramai weekend. Tapi tetap saja, ini sepertinya baru pertama kalinya saya ke Pulau/Pantai dimana tidak bertemu wisatawan lain. Di sini kami berjalan menyusuri pantai dan melakukan snorkeling juga, pemandangan lautnya bagus namun di sini tidak terlalu banyak ikannya.

Selanjutnya adalah Pulau Pagang, snorkeling di sini merupakan pengalam snorkeling saya yang paling memuaskan selama saya pernah snorkeling (which gak banyak juga sih pengalaman saya..). Alasannya adalah, ikannya banyak jadi membuat hati senang bisa berenang bersama-sama dengan ikan, yah walaupun saya berenangnya pakai pelampung sih...dan yang asyiknya lagi, kita tidak perlu berenang terlalu jauh dari pinggir pantai untuk mendapatkan view yang bagus dan ikan yang banyak. Oh iya guide kami juga sangat berdedikasi untuk membantu kami mendapatkan foto bawah laut yang bagus, padahal saya sih sudah pasrah saja, bisa snorkeling saja saya sudah senang kok, tidak perlu sampai punya foto diri underwater yang bagus. Jadi caranya adalah supaya ikan-ikan banyak menghampiri guide sudah menyiapkan remah-remah roti untuk makanan ikan di dalam botol aqua di mana tutup botol aqua diberi lubang kecil supaya remah roti bisa keluar, sehingga ikan-ikan berdatangan, cukup memegang botol ini saja ikan-ikan sudah datang, sepertinga mereka juga sudah mulai aware karena cukup sering diberikan makan dengan cara ini. Untuk foto underwaternya trik untuk yang berengangnya pakai pelampung a.k.a tidak bisa berang ini adalah, dengan mencari batu yang lumayan besar yang bisa dipakai untuk berdiri, lalu dengan melepas pelampung, kita menyelam dengan target berpegangan pada batu besar itu sambil membawa makanan ikan supaya ikan menghampiri dan voila, jadilah foto underwater yang (lumayan) keren.

Tujuan terakhir adalah Pulau Pamutusan yang sebenarnya bisa juga untuk snorkeling namun karena kami sudah lelah kami memutuskan untuk bersantai saja sambil menikmati makan siang berupa nasi padang (tentunya). Pulau ini diberi nama Pamutusan karena terdapat semenanjung yang berubah menjadi daratan berpasir putih ketika air laut surut. Kami lalu naik ke atas bukit untuk melihat view yang cukup indah yaitu view pulau-pulau lainnya yang ada di sekitar situ, yah mirip-mirip di raja ampat deh, versi kw-nya, hehe. Lama trekking hanya sekitar 10 menit kok, jadi masih ok lah.

Oh iya ada satu hal yang ingin saya sampaikan juga di sini. Mungkin kalian ada yang pernah mendengar tentang Pulau Sikuai yang cukup terkenal beberapa tahun yang lalu, pulau ini sempat menjadi wish list saya karena pernah melihat di twitter Nicholas Saputra dia berkunjung ke pulau ini dan bagus sekali dan sepi. Namun ternyata sekarang pulau ini sudah ditutup untuk tujuan pariwisata.

Pulau Pasumpahan

Pulau Pasumpahan
Pulau Pagang

Pulau Pagang

Pulau Pamutusan
Pulau Pamutusan

Selesai bermain di Pulau dan Pantai kami pergi makan malam di martabak malabar, berfoto-foto di sebuah kuil di chinatown dan membeli oleh-oleh di toko christine hakim.


Martabak Malabar



Day 4: 10 Feb 2015

Hari terakhir karena nanti malam kami sudah harus kembali ke Jakarta. Dengan menggunakan mobil kami menuju ke Kelok 44 yang cukup membuat deg-deg ser karena jalanan dengan kelokan tajam dan tanjakan benar-benar menguji kemampuan menyetir seseorang. Di setiap kelok terdapat rambu-rambu dan juga pesan-pesan moral maupun pesan berbau keagamaan sepeti jangan tinggalkan sholat 5 waktu dan jangan membuang sampah sembarangan. Sampai di atas di Puncak Lawang kita bisa melihat pemandangan Danau Manijau yang luar biasa indahnya. Puncak Lawang ini sebenarnya salah satu spot untuk paralayang namun sayangnya pada hari itu cuaca sedang tidak mendukung sehingga tidak dibuka untuk Paralayang.

Puncak Lawang

Danau Maninjau
Jam Gadang
Sehabis itu kami menuju ke pusat kota Bukittinggi di mana terdapat icon kota ini yaitu Jam Gadang dan ke pasar di dekat situ, setelah makan siang di Itiak Lado Ijo yang sungguh sangat enak dan tidak lupa membeli untuk di bawa pulang, kami pun menuju ke airport untuk selanjutnya kembali ke Jakarta.

Saya pribadi cukup puas dengan trip ke Padang ini, cukup memuaskan untuk sebuah perjalanan yang diputuskan untuk dilakukan agak last minute karena spontanitas. Semoga bisa menjadi referensi bagi yang membutuhkan yaa...

2 comments:

Anonymous said...

Bow.. ga ada foto kelok 44 ya? Tapi oke lahh ditunggu atuh postingan2 selanjutnya hihihi...

Niantiaulia said...

Ga ada fotonya sebab terlalu berbahaya kalo berhenti2 buat foto2 di situ, hehehe, curam2 banget kelokannya, coba browse aja deh, hahaha