Hello..
Memutuskan untuk menulis apa yang bisa ditulis dulu.. hehe.. dan mari menggunakan bahasa Indonesia saja. Sekitar 2 minggu yang lalu saya baru kembali dari trip saya ke New Zealand. Suatu negara yang sudah menjadi bucket list saya sejak saya menonton Lord of the Rings. Ada banyak cerita yang ingin saya sampaikan, namun kali ini saya spesifik ingin berbagi mengenai kegiatan menyetir di sana. Berdasarkan rekomendasi dari beberapa teman yang sudah pernah ke sana, mereka semua menyarankan untuk sewa mobil dan menyetir saja selama di New Zealand, alasannya karena lebih nyaman, bebas menentukan itinerary, bebas berhenti di mana saja, dan lebih murah juga. Kebetulan di trip saya kali ini kami ber-empat, yang merupakan kapasitas optimum untuk di dalam mobil, dan dari segi biaya pun cukup hemat dibagi ber-empat.
SIM Internasional
Berdasarkan browsing-browsing beberapa penyewaan mobil, untuk dapat mengemudi di New Zealand, kamu memerlukan either 1) SIM internasional atau 2) SIM lokal yang sudah ditranslate ke bahasa Inggris oleh NZ transport agency. Saya memilih yang pertama saja karena yang kedua sepertinya agak ribet. Untuk mendapatkan SIM Internasional ternyata caranya sangat mudah sekali, persyaratan dokumennya adalah:
1) KTP asli dan fotocopy
2) SIM asli dan fotocopy
3) Paspor asli dan fotocopy
4) Foto 4x6, 3 lembar dengan background biru untuk pria memakai dasi, wanita memakai blazer
5) Materai Rp 6000 1 lembar
6) Uang cash Rp 250,000
Untuk mendapatkannya kamu hanya perlu ke Mabes Korlantas Polri (Markas Besar Korps Lalu Lintas) yang ada di Jl. MT Haryono Kav 37-38, ini kalau dari bekasi arah ke jakarta ada di sebelah kiri jalan. Begitu sampai, bilang saja sama petugas di pintu gerbang kalau kita mau membuat SIM internasional, nanti diarahkan. Tempatnya agak masuk ke dalam di sebelah masjid, ada bacaannya juga jadi tidak perlu khawatir. Nah, jangan khawatir kalau kamu belum fotokopi, foto dan lainnya, karena di dekat situ ada sebuah warung yang menyediakan semua persyaratan yang dibutuhkan, seperti halnya saya, saya hanya membawa dokumen asli saja, foto pun belum. Di warung ini kamu bisa foto (menyediakan blazer dan dasi juga untuk dipinjamkan), fotokopi, membeli materai, di sini menjual makanan juga dan ikan hias (gak nyambung tapi begitulah adanya). Untuk fotonya juga bisa dikirim file-nya via email.
Prosesnya sendiri cukup mudah dan cepat, kita mengambil nomor antrian dulu lalu menunggu sekitar 20 menit, lalu dipanggil untuk mengisi formulir dan mengumpulkan dokumen. Mereka akan tanya kita butuh SIM untuk mengendarai apa, motor, mobil, etc. Petugas di sini sangat efisien tidak pakai acara basa-basi dan ngobrol-ngobrol. Setelah itu kita membayar 250 ribu dan menunggu lagi untuk pengambilan sidik jari. Setelah itu SIM internasional selesai. Total lama prosesnya termasuk menunggu sekitar 30-40 menit.yang menurut saya cukup memuaskan. SIM internasional ini berlaku selama 3 tahun, mudah kan?
Car Rental in New Zealand
Untuk sewa mobil, kami menggunakan jasa APEX Car rental (www.rentalcar.co.nz) berdasarkan rekomendasi dari seorang teman. So far pelayanannya lumayan oke dan terkadang suka ada promo, jadi harus rajin cek websitenya, karena promonya bisa berubah dalam hitungan hari. Yang paling penting menurut saya dalam menyewa mobil adalah memilih asuransi yang full coverage (zero excess), maksudnya jika terjadi sesuatu dengan mobil yang kita sewa, kita tidak perlu menanggung biaya apapun, jadi harap diperhatikan baik-baik, terkadang by default sewa mobil tidak zero excess, misalnya excess $1,500, maksudnya adalah 1,500 adalah jumlah maksimum yang akan kita tanggung jika terjadi kerusakan, untuk keamanan pilih lah yang zero excess walaupun tentunya ada biaya tambahan. Harga sewa mobil untuk 3 hari (mobil matic, corrolla 2010) sekitar NZD 200 termasuk zero excess, wifi, GPS, dan Roadside Assistant Cover (jasa servis dimana kita bisa menelepon jika mengalami situasi darurat, seperti mobil mogok, kehabisan bensin, ban kempes, dan lainnya), ini belum termasuk bensin loh. Harga bensin sekitar kurang dari NZD 2 per liter, jadi kalau full tank menghabiskan sekitar NZD 100, kami sendiri untuk 3 hari menghabiskan sekirar NZD 120 rata-rata. Jangan dibandingkan dengan harga sewa mobil di Indonesia ya. hehe.
Cara bookingnya bisa dilakukan di website, kita pilih mobil, waktunya dan juga extras yang kita perlukan, untuk booking, mereka akan meminta informasi kartu kredit kita, namun belum akan dicharge ke kartu kredit kita, kita hanya akan membayar di tempat pada saat kita akan mengambil mobilnya, dan metode pembayarannya bisa melalui kartu kredit atau cash.
Driving in New Zealand
Mengemudi di New Zealand merupakah suatu pengalaman yang berharga untuk saya. Ini memang pertama kalinya saya menyetir di luar negeri. Salah satu kemudahan adalah, sama-sama setir di sebelah kanan jadi tidak perlu terlalu banyak penyesuaian, salah satu negara yang paling aneh adahal Myanmar dimana setir di kanan, namun lajur juga lajur kanan, hehe.
Sebelum mengendarai mobil saya harus menandatangani pernyataan bahwa saya sudah mengerti peraturan mengemudi di New Zealand, mbak di tempat sewa mobil memberikan brosur dan menyetel video berdurasi 15 menit mengenai aturan mengemudi di New Zealand, secara umum berikut hal-hal yang harus diperhatikan ketika mengemudi di sini:
1. Keep left
Ini gampang deh ya tidak berbeda dengan Indonesia. Selama di New Zealand, kami lebih sering melewati jalanan pedesaan, namun begitu di setiap jalan, at least yang jalan utama selalu ada garis jalan, baik itu pembatas antara 2 lajur dan pembatas dengan bahu jalan, dan pembatasnya ini bukan sekedar cat putih atau kuning aja, namun agak bergerigi juga, sehingga kalau kita keluar lajur akan terasa juga.
2. Alcohol and drugs
Untuk yang berumur dibawah 20 tahun, batas alkohol adalah 0, jadi tidak boleh ada alkohol sama sekali, sedangkan untuk yang di atas 20 tahun batasnya adalah 50mg per 100 ml darah atau 250 microgram per litre of breath (entah bagaimana cara mengukurnya saya pun kurang paham)
4. Hand-held mobile phones
Seperti yang sudah saya duga, para pengemudi di NZ amat sangat patuh dan punya kesadaran menyetir yang tinggi. Beda lah ya dengan pengemudi Jakarta yang SIM saja nembak, kalau di sini kurasa ga ada SIM nembak, orang yang punya SIM benar-benar yang qualified untuk mengemudi. Di satu sisi ini merupakan keuntungan, karena mereka akan patuh dengan peraturan lalu lintas, di sisi lain mereka juga high expectation terhadap pengemudi yang lain, mereka expect setiap pengemudi meet their standard expectation, kalau tidak, begini ceritanya...
Unforgettable experiences
Dalam perjalanan kali ini, kami berempat, namun yang eligible untuk menyetir hanya saya dan adik saya. Adik saya sendir sebenarnya tidak terlalu gape sekali, baru sebulan terakhir saja belajar menyetir, tapi ya sudah apply juga SIM internasional supaya bisa bergantian menyetir karena total jarak menyetir yang harus ditempuh kali ini lumayan jauh, total bisa sampai 1000km lebih.
Saya sudah menyetir sekitar 1.5 hari, sampai pada hari kedua sepulang kita dari Waitomo menuju Rotorua saya memberikan kesempatan kepada adik saya Fika untuk menyetir, kebetulan pas lagi memasuki daerah pemukiman yang kecepatan maksimumnya 50km per jam. Memang saya tidak terlalu yakin 100% dengan kemampuan dia karena kadang belum terlalu mantap jika sedang belok dan jalannya memang berkelok-kelok. Terkadang dia masuk bahu jalan, namun karena kecepatan tidak terlalu cepat (kadang di bawah kecepatan maksimum) maka saya tidak terlalu khawatir. Sampai suatu waktu mobil merah di belakang kita mengklakson dan menyuruh kita menepi, mobil merah di depan dan ada satu mobil lagi di belakang. Kami fikir ada sesuatu yang salah dengan mobil kita, entah itu lampu, ban, dan lainnya. Intinya mereka bilang cara menyetir adik saya itu dapat membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain. Mereka sangat concern dengan cara menyetir adik saya. Seorang wanita di belakang bahkan bilang dia sangat ketakutan sampai gemetaran melihat cara menyetir mobil kami yang kadang keluar dari garis/lajur. Kami cukup kaget karena mereka segitu concernya, kami pun berterima kasih dan saya bilang saya yang akan menyetir. Namun mereka bilang, "please wait here, the police will come and talk to you" whaaaaaaatt???? kenapa jadi ada polisi segala nih urusannya? Sempet sebel juga sih, kirain maksud baik mau mengingatkan kita tapi kenapa harus pake panggil polisi segala ya.
Kami pun terpaksa menunggu, sempet terpikir untuk kabur sih tapi tidak berani karena si bapak tersebut sudah mencatat nomor polisi kami dan dia pun menunggu sampai polisi datang. Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya polisi datang juga. Polisi hanya bertanya siapa yang akan menyetir, dan mengecek SIM saya dan mengajukan beberapa pertanyaan seperti berapa lama di NZ, sampai kapan, mau menuju kemana. Setelah itu dia mempersilahkan saya menyetir dan dia akan mengikuti mobil kami dari belakang, ini sesuatu banget bisa menyetir dikawal polisi bule, hehe. Dia bilang kalau cara menyetir saya dianggap sudah cukup memuaskan untuk dia maka masalah selesai namun jika tidak "there will be another arrangement" yang mana saya pun tidak tahu apa itu. Saya agak sedikit nervous tapi ya sudah lah pede aja, beberapa menit saja 10-15 menit mungkin, akhirnya polisi tersebut puter balik dan meninggalkan kami, yang mana bisa disimpulkan bahwa kemampuan menyetir saya sudah mumpuni dan sudah divalidasi oleh polisi NZ, hehehe.
Ini pelajaran yang sangat berharga sih, walaupun sempet shock juga sampe harus berurusan dengan polisi, saya baru tahu ternyata di negara ini masyarakat memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap hal-hal seperti ini. Akibat dari peristiwa ini saya jadi kebagian menyetir untuk semua perjalanan kami selanjutnya karena kami tidak mau mengambil resiko akan ditegur lagi dan berurusan dengan polisi lagi, apalagi kami merupakan warga asing yang sedang berkunjung di sini.
Sampai jumpa pada cerita berikutnya :D
Memutuskan untuk menulis apa yang bisa ditulis dulu.. hehe.. dan mari menggunakan bahasa Indonesia saja. Sekitar 2 minggu yang lalu saya baru kembali dari trip saya ke New Zealand. Suatu negara yang sudah menjadi bucket list saya sejak saya menonton Lord of the Rings. Ada banyak cerita yang ingin saya sampaikan, namun kali ini saya spesifik ingin berbagi mengenai kegiatan menyetir di sana. Berdasarkan rekomendasi dari beberapa teman yang sudah pernah ke sana, mereka semua menyarankan untuk sewa mobil dan menyetir saja selama di New Zealand, alasannya karena lebih nyaman, bebas menentukan itinerary, bebas berhenti di mana saja, dan lebih murah juga. Kebetulan di trip saya kali ini kami ber-empat, yang merupakan kapasitas optimum untuk di dalam mobil, dan dari segi biaya pun cukup hemat dibagi ber-empat.
Seneng banget dapet mobil merah |
SIM Internasional
Berdasarkan browsing-browsing beberapa penyewaan mobil, untuk dapat mengemudi di New Zealand, kamu memerlukan either 1) SIM internasional atau 2) SIM lokal yang sudah ditranslate ke bahasa Inggris oleh NZ transport agency. Saya memilih yang pertama saja karena yang kedua sepertinya agak ribet. Untuk mendapatkan SIM Internasional ternyata caranya sangat mudah sekali, persyaratan dokumennya adalah:
1) KTP asli dan fotocopy
2) SIM asli dan fotocopy
3) Paspor asli dan fotocopy
4) Foto 4x6, 3 lembar dengan background biru untuk pria memakai dasi, wanita memakai blazer
5) Materai Rp 6000 1 lembar
6) Uang cash Rp 250,000
Untuk mendapatkannya kamu hanya perlu ke Mabes Korlantas Polri (Markas Besar Korps Lalu Lintas) yang ada di Jl. MT Haryono Kav 37-38, ini kalau dari bekasi arah ke jakarta ada di sebelah kiri jalan. Begitu sampai, bilang saja sama petugas di pintu gerbang kalau kita mau membuat SIM internasional, nanti diarahkan. Tempatnya agak masuk ke dalam di sebelah masjid, ada bacaannya juga jadi tidak perlu khawatir. Nah, jangan khawatir kalau kamu belum fotokopi, foto dan lainnya, karena di dekat situ ada sebuah warung yang menyediakan semua persyaratan yang dibutuhkan, seperti halnya saya, saya hanya membawa dokumen asli saja, foto pun belum. Di warung ini kamu bisa foto (menyediakan blazer dan dasi juga untuk dipinjamkan), fotokopi, membeli materai, di sini menjual makanan juga dan ikan hias (gak nyambung tapi begitulah adanya). Untuk fotonya juga bisa dikirim file-nya via email.
tempat mengurus SIM Internasional |
Penampakan SIM internasional |
Car Rental in New Zealand
Untuk sewa mobil, kami menggunakan jasa APEX Car rental (www.rentalcar.co.nz) berdasarkan rekomendasi dari seorang teman. So far pelayanannya lumayan oke dan terkadang suka ada promo, jadi harus rajin cek websitenya, karena promonya bisa berubah dalam hitungan hari. Yang paling penting menurut saya dalam menyewa mobil adalah memilih asuransi yang full coverage (zero excess), maksudnya jika terjadi sesuatu dengan mobil yang kita sewa, kita tidak perlu menanggung biaya apapun, jadi harap diperhatikan baik-baik, terkadang by default sewa mobil tidak zero excess, misalnya excess $1,500, maksudnya adalah 1,500 adalah jumlah maksimum yang akan kita tanggung jika terjadi kerusakan, untuk keamanan pilih lah yang zero excess walaupun tentunya ada biaya tambahan. Harga sewa mobil untuk 3 hari (mobil matic, corrolla 2010) sekitar NZD 200 termasuk zero excess, wifi, GPS, dan Roadside Assistant Cover (jasa servis dimana kita bisa menelepon jika mengalami situasi darurat, seperti mobil mogok, kehabisan bensin, ban kempes, dan lainnya), ini belum termasuk bensin loh. Harga bensin sekitar kurang dari NZD 2 per liter, jadi kalau full tank menghabiskan sekitar NZD 100, kami sendiri untuk 3 hari menghabiskan sekirar NZD 120 rata-rata. Jangan dibandingkan dengan harga sewa mobil di Indonesia ya. hehe.
Cara bookingnya bisa dilakukan di website, kita pilih mobil, waktunya dan juga extras yang kita perlukan, untuk booking, mereka akan meminta informasi kartu kredit kita, namun belum akan dicharge ke kartu kredit kita, kita hanya akan membayar di tempat pada saat kita akan mengambil mobilnya, dan metode pembayarannya bisa melalui kartu kredit atau cash.
contoh car rental booking |
Driving in New Zealand
Mengemudi di New Zealand merupakah suatu pengalaman yang berharga untuk saya. Ini memang pertama kalinya saya menyetir di luar negeri. Salah satu kemudahan adalah, sama-sama setir di sebelah kanan jadi tidak perlu terlalu banyak penyesuaian, salah satu negara yang paling aneh adahal Myanmar dimana setir di kanan, namun lajur juga lajur kanan, hehe.
Sebelum mengendarai mobil saya harus menandatangani pernyataan bahwa saya sudah mengerti peraturan mengemudi di New Zealand, mbak di tempat sewa mobil memberikan brosur dan menyetel video berdurasi 15 menit mengenai aturan mengemudi di New Zealand, secara umum berikut hal-hal yang harus diperhatikan ketika mengemudi di sini:
1. Keep left
Ini gampang deh ya tidak berbeda dengan Indonesia. Selama di New Zealand, kami lebih sering melewati jalanan pedesaan, namun begitu di setiap jalan, at least yang jalan utama selalu ada garis jalan, baik itu pembatas antara 2 lajur dan pembatas dengan bahu jalan, dan pembatasnya ini bukan sekedar cat putih atau kuning aja, namun agak bergerigi juga, sehingga kalau kita keluar lajur akan terasa juga.
2. Alcohol and drugs
Untuk yang berumur dibawah 20 tahun, batas alkohol adalah 0, jadi tidak boleh ada alkohol sama sekali, sedangkan untuk yang di atas 20 tahun batasnya adalah 50mg per 100 ml darah atau 250 microgram per litre of breath (entah bagaimana cara mengukurnya saya pun kurang paham)
3. Safety Belts
Ini hukumnya fardhu ain bagi setiap pemumpang yang duduk dimanapun, bukan hanya yang di depan, untuk anak-anak di bawah 7 tahun juga diharuskan menggunakan kursi khusus anak-anak.
4. Hand-held mobile phones
Menggunakan telepon genggam hanya boleh jika pakai handsfree atau misalnya ditaruh seperti GPS, pokoknya intinya tidak boleh kalo menggunakan tangan. Hukum menggunakan telepon genggam dengan tangan adalah ilegal atau melanggar hukum, begitu juga membaca, menulis, dan lainnya, saya masih penasaran sih kalau makan cemilan apakah termasuk ilegal juga ya, karena selama saya di sana saya selalu melakukan ini untuk mencegah rasa kantuk.
5. Traveling times
Setiap menyetir selama 2 jam, disarankan untuk beristirahat, even GPS kami juga memberikan warning ketika saat itu saya sudah menyetir selama 2 jam, bahwa saya harus consider untuk beristirahat dulu. Waktu itu juga saya sempat ngantuk berat yang walaupun sudah makan cemilan tidak hilang juga, akhirnya kami berhenti dulu di kedai kopi untuk istirahat dan minum kopi. Overall, saya termasuk menyukai kegiatan menyetir, jadi saya cukup enjoy, apalagi jalanan lancar dan pemandangannya bagus.
6. Common intersection signs
Salah satu tanda lalu lintas yang sering saya lihat di sini adalah tanda "Stop" dan "Give Way". Tanda ini selalu ada di saat kita berada di roundabout. perempatan, pertigaan, sebelum berbelok, dan lainnya. Yang harus kita lakukan adalah kita harus berhenti sepenuhnya dan memberikan jalan kepada kendaraan yang akan lewat terlebih dahulu, jika sudah kosong barulah kita bisa jalan. Hmmm.. selama di sana karena lalu lintas tidak terlalu padat sih, peraturan ini bisa saya jalankan, saya tunggu dulu sampai semua kendaraan lewat, nah kalau di Jakarta bisa-bisa saya tidak kebagian jalan kalau harus tunggu semua kendaraan lewat, hehe.
7. Driving speed
Di setiap jalanan dan juga di GPS selalu ada keterangan berapa kecepatan maksimum, ingat ya ini kecepatan maksimum. Jadi kita harus selalu memperhatikan karena bisa saja tiba-tiba ada perbaikan jalan jadi kita harus melambatkan laju kendaraan, atau di jalanan berliku biasanya kecepatan maksium hanya 50-60km per jam, atau di jalanan perumahan 50km per jam. Kalau normalnya di jalanan yang sepi atau jalan tol kecepatan maksimum adalah 100km per jam. Kalau kita pakai GPS jangan khawatir, GPS akan selalu memberikan warning alarm jika kecepatan kita melebihi kecepatan maksimum, sehingga kita tahu dan dapat segera mengurangi kecepatan. Intinya selama kita mengikuti kecepatan maksimum yang ditentukan, harusnya akan baik-baik saja,
Selama di sana saya penah agak nakal sedikit dengan mengemudi di atas batas kecepatan maksimum, dan alhamdulillah sih tidak ada masalah, intinya kita sesuaikan saja dengan mobil di depan kita juga, tapi kalau mau aman sih sesuaikan saja, karena saya pernah dengar dari teman yang kena tilang karena mengemudi di atas batas kecepatan dan dikenakan denda beberapa puluh dolar.
Salah satu tanda lalu lintas yang sering saya lihat di sini adalah tanda "Stop" dan "Give Way". Tanda ini selalu ada di saat kita berada di roundabout. perempatan, pertigaan, sebelum berbelok, dan lainnya. Yang harus kita lakukan adalah kita harus berhenti sepenuhnya dan memberikan jalan kepada kendaraan yang akan lewat terlebih dahulu, jika sudah kosong barulah kita bisa jalan. Hmmm.. selama di sana karena lalu lintas tidak terlalu padat sih, peraturan ini bisa saya jalankan, saya tunggu dulu sampai semua kendaraan lewat, nah kalau di Jakarta bisa-bisa saya tidak kebagian jalan kalau harus tunggu semua kendaraan lewat, hehe.
7. Driving speed
Di setiap jalanan dan juga di GPS selalu ada keterangan berapa kecepatan maksimum, ingat ya ini kecepatan maksimum. Jadi kita harus selalu memperhatikan karena bisa saja tiba-tiba ada perbaikan jalan jadi kita harus melambatkan laju kendaraan, atau di jalanan berliku biasanya kecepatan maksium hanya 50-60km per jam, atau di jalanan perumahan 50km per jam. Kalau normalnya di jalanan yang sepi atau jalan tol kecepatan maksimum adalah 100km per jam. Kalau kita pakai GPS jangan khawatir, GPS akan selalu memberikan warning alarm jika kecepatan kita melebihi kecepatan maksimum, sehingga kita tahu dan dapat segera mengurangi kecepatan. Intinya selama kita mengikuti kecepatan maksimum yang ditentukan, harusnya akan baik-baik saja,
Selama di sana saya penah agak nakal sedikit dengan mengemudi di atas batas kecepatan maksimum, dan alhamdulillah sih tidak ada masalah, intinya kita sesuaikan saja dengan mobil di depan kita juga, tapi kalau mau aman sih sesuaikan saja, karena saya pernah dengar dari teman yang kena tilang karena mengemudi di atas batas kecepatan dan dikenakan denda beberapa puluh dolar.
8. Overtaking
Overtaking atau menyalip bisa dilakukan di New Zealand, selama garis pembatasnya garis putus-putus. Jika garis tidak putus-putus sebaiknya jangan mencoba untuk menyalip. Sebagian besar jalanan yang kami lewati hanya 1 lajur saja, jalan 2 lajur hanya ada sesekalu dan sebaiknya ketika akan menyalip dilakukan ketika ada 2 lajur demi keamanan. Biasanya akan ada keterangan berapa jauh lagi akan ada "passing lane" dimana akan ada 2 lajur untuk menyalip. Menyalip ketika 1 lajur juga bisa dilakukan, syaratnya jalanan harus lurus selama kita melakukan manuver penyalipan, harus bisa melihat dengan jelas keadaan jalan di lajur seberang, pastikan waktu cukup untuk kita melakukan manuver.
9. Animals on the road
Di beberapa jalanan kita menemuakan rambu lalu lintas dengan gambar sapi, dikarenakan banyaknya hewan ternak (sapi dan domba) bisa jadi ada hewan-hewan ini akan melintas di jalanan dan kita harus berhati-hati. Namun so far sih kami belum menemukan dimana ada hewan di tengah jalan sedang menyebrang, karena kebanyakan farm di sana sudah dipagari dan pagarnya pun diberi aliran listrik sehingga akan sulit untuk hewan ternak keluar dari kandangnya.
10. One lane bridges
Di sini terkadang ada jembatan kecil yang hanya muat untuk 1 kendaraan saja, sehingga untuk melewatinya harus bergantian. Untuk tipe jalan/jembatan seperti ini kita harus perhatikan saja rambunya, karena biasanya sudah jelas sisi sebelah manakah yang seharusnya lewat lebih dahulu, jadi hanya tinggal diikutin saja.
Overtaking atau menyalip bisa dilakukan di New Zealand, selama garis pembatasnya garis putus-putus. Jika garis tidak putus-putus sebaiknya jangan mencoba untuk menyalip. Sebagian besar jalanan yang kami lewati hanya 1 lajur saja, jalan 2 lajur hanya ada sesekalu dan sebaiknya ketika akan menyalip dilakukan ketika ada 2 lajur demi keamanan. Biasanya akan ada keterangan berapa jauh lagi akan ada "passing lane" dimana akan ada 2 lajur untuk menyalip. Menyalip ketika 1 lajur juga bisa dilakukan, syaratnya jalanan harus lurus selama kita melakukan manuver penyalipan, harus bisa melihat dengan jelas keadaan jalan di lajur seberang, pastikan waktu cukup untuk kita melakukan manuver.
9. Animals on the road
Di beberapa jalanan kita menemuakan rambu lalu lintas dengan gambar sapi, dikarenakan banyaknya hewan ternak (sapi dan domba) bisa jadi ada hewan-hewan ini akan melintas di jalanan dan kita harus berhati-hati. Namun so far sih kami belum menemukan dimana ada hewan di tengah jalan sedang menyebrang, karena kebanyakan farm di sana sudah dipagari dan pagarnya pun diberi aliran listrik sehingga akan sulit untuk hewan ternak keluar dari kandangnya.
10. One lane bridges
Di sini terkadang ada jembatan kecil yang hanya muat untuk 1 kendaraan saja, sehingga untuk melewatinya harus bergantian. Untuk tipe jalan/jembatan seperti ini kita harus perhatikan saja rambunya, karena biasanya sudah jelas sisi sebelah manakah yang seharusnya lewat lebih dahulu, jadi hanya tinggal diikutin saja.
some of impromptu stops we made during the journey |
|
|
Akhirnya ketemu juga domba di jalanan |
some of impromptu stops we made during the journey - Queenstown |
Seperti yang sudah saya duga, para pengemudi di NZ amat sangat patuh dan punya kesadaran menyetir yang tinggi. Beda lah ya dengan pengemudi Jakarta yang SIM saja nembak, kalau di sini kurasa ga ada SIM nembak, orang yang punya SIM benar-benar yang qualified untuk mengemudi. Di satu sisi ini merupakan keuntungan, karena mereka akan patuh dengan peraturan lalu lintas, di sisi lain mereka juga high expectation terhadap pengemudi yang lain, mereka expect setiap pengemudi meet their standard expectation, kalau tidak, begini ceritanya...
Unforgettable experiences
Dalam perjalanan kali ini, kami berempat, namun yang eligible untuk menyetir hanya saya dan adik saya. Adik saya sendir sebenarnya tidak terlalu gape sekali, baru sebulan terakhir saja belajar menyetir, tapi ya sudah apply juga SIM internasional supaya bisa bergantian menyetir karena total jarak menyetir yang harus ditempuh kali ini lumayan jauh, total bisa sampai 1000km lebih.
Saya sudah menyetir sekitar 1.5 hari, sampai pada hari kedua sepulang kita dari Waitomo menuju Rotorua saya memberikan kesempatan kepada adik saya Fika untuk menyetir, kebetulan pas lagi memasuki daerah pemukiman yang kecepatan maksimumnya 50km per jam. Memang saya tidak terlalu yakin 100% dengan kemampuan dia karena kadang belum terlalu mantap jika sedang belok dan jalannya memang berkelok-kelok. Terkadang dia masuk bahu jalan, namun karena kecepatan tidak terlalu cepat (kadang di bawah kecepatan maksimum) maka saya tidak terlalu khawatir. Sampai suatu waktu mobil merah di belakang kita mengklakson dan menyuruh kita menepi, mobil merah di depan dan ada satu mobil lagi di belakang. Kami fikir ada sesuatu yang salah dengan mobil kita, entah itu lampu, ban, dan lainnya. Intinya mereka bilang cara menyetir adik saya itu dapat membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain. Mereka sangat concern dengan cara menyetir adik saya. Seorang wanita di belakang bahkan bilang dia sangat ketakutan sampai gemetaran melihat cara menyetir mobil kami yang kadang keluar dari garis/lajur. Kami cukup kaget karena mereka segitu concernya, kami pun berterima kasih dan saya bilang saya yang akan menyetir. Namun mereka bilang, "please wait here, the police will come and talk to you" whaaaaaaatt???? kenapa jadi ada polisi segala nih urusannya? Sempet sebel juga sih, kirain maksud baik mau mengingatkan kita tapi kenapa harus pake panggil polisi segala ya.
Kami pun terpaksa menunggu, sempet terpikir untuk kabur sih tapi tidak berani karena si bapak tersebut sudah mencatat nomor polisi kami dan dia pun menunggu sampai polisi datang. Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya polisi datang juga. Polisi hanya bertanya siapa yang akan menyetir, dan mengecek SIM saya dan mengajukan beberapa pertanyaan seperti berapa lama di NZ, sampai kapan, mau menuju kemana. Setelah itu dia mempersilahkan saya menyetir dan dia akan mengikuti mobil kami dari belakang, ini sesuatu banget bisa menyetir dikawal polisi bule, hehe. Dia bilang kalau cara menyetir saya dianggap sudah cukup memuaskan untuk dia maka masalah selesai namun jika tidak "there will be another arrangement" yang mana saya pun tidak tahu apa itu. Saya agak sedikit nervous tapi ya sudah lah pede aja, beberapa menit saja 10-15 menit mungkin, akhirnya polisi tersebut puter balik dan meninggalkan kami, yang mana bisa disimpulkan bahwa kemampuan menyetir saya sudah mumpuni dan sudah divalidasi oleh polisi NZ, hehehe.
Ini pelajaran yang sangat berharga sih, walaupun sempet shock juga sampe harus berurusan dengan polisi, saya baru tahu ternyata di negara ini masyarakat memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap hal-hal seperti ini. Akibat dari peristiwa ini saya jadi kebagian menyetir untuk semua perjalanan kami selanjutnya karena kami tidak mau mengambil resiko akan ditegur lagi dan berurusan dengan polisi lagi, apalagi kami merupakan warga asing yang sedang berkunjung di sini.
Sampai jumpa pada cerita berikutnya :D
1 comment:
Nian panutanku ����
Post a Comment