Thursday, August 4, 2011

Ramadhan di Negeri Panda


Assalamualaikum!

Menyambut bulan suci bulan Ramadhan maka kata sapaannya juga harus berbeda. Tulisan ini saya buat dalam rangka memperingati satu tahun pengalaman saya berpuasa di Cina, memang hanya 10 hari tapi cukup memberikan kesan yang tak terlupakan. Dari 10 hari ini, ada 3 hari dimana saya tidak berhasil menyelesaikan puasa saya dan menggunakan prinsip konservatisme saya anggap gagal dan harus saya bayar pasca Ramadhan.


Sedikit latar belakang perjalanan saya ini, saya mengikuti training dari kantor di Shanghai, saya pergi bersama salah satu teman baik saya di kantor bernama Renate. Durasi training seminggu namun kami orang-orang ogah rugi tentunya ingin memanfaatkan dengan memperpanjang perjalanan kami, kebetulan kami berdua baru pertama kali ke Cina. Maka, kami memutuskan untuk melakukan "extended trip" yaitu mengunjungi Beijing yang merupakan ibu kota dari negara Cina. Tujuan kami tentu saja supaya bisa mengunjungi Great Wall yang sudah kami kenal sejak SD, disebut-sebut sebagai salah satu dari keajaiban dunia dan satu-satunya yang bisa terlihat dari luar angkasa.

Kami naik kereta cepat Shanghai-Beijing di malam hari selain untuk menghemat waktu juga menghemat biaya akomodasi. Walapun tiket kereta ini pun tidak murah-murah amat, sekitar 1 juta rupiah one way. Namun keretanya sangat bagus dan nyaman. Sedikit overview mengenai perjalanan kami, jadi kami training Senin sampai Jumat, Jumat malam kami naik kereta ke Bejing, menghabiskan waktu 3 hari di Beijing, Senin malam naik kereta malam kembali ke Shanghai, selasa sore kembali ke Jakarta.



Tempat tidur di kereta (sleeper)

Lorong di kereta

DAY 1-6

6 hari pertama perjalanan puasa saya cukup lancar, walaupun sempat agak ngeces melihat menu makan siang pesawat, maklum, baru pertama kali naik SQ kok ya pas bener lagi puasa, tapi saya kan bukan anak kecil lagi yang tergoda oleh makanan. 5 hari training puasa pun lancar jaya karena memang sebagian besar waktu dihabiskan di ruangan yang adem, saya ingat ada satu hari dimana kami mengunjungi pabrik dimana harus berkeliling pabrik dengan hawa yang lumayan panas, namun itu pun tak mampu menggoyahkan keteguhan saya dalam berpuasa. Cieeeh.

DAY 7

Memasuki hati pertama di Beijing, jadwal kami adalah mengunjungi Great Wall dan Ming Tomb. Untuk ini saya sudah mendaftar tour melalui hostel kami karena perjalanan menuju kedua tempat ini memerlukan waktu yang lumayan lama, sekitar 2 - 2.5 jam dari Beijing. Dalam rombongan tur kami ada 9 orang peserta dan 1 pemandu. Dalam rombongan tersebut kebetulan hanya saya dan Renate yang berasal dari Asia, lainnya bermacam-macam, yaitu, Austria, Jerman, USA, dan Israel, kalau tidak salah ingat ya. Cuaca pada hari itu sebenarnya sangat mendukung untuk menjalankan ibadah puasa, gerimis turun dan hawa pun sejuk. Sedikit mengecewakan karena jadi banyak kabut sehingga pemandangannya pun agak kurang mantap namun dengan cuaca seperti ini saya tidak merasa capek sama sekali walaupun harus berjalan sekitar 1-2 jam di tembok cina. Jadwal selanjutnya adalah makan siang bersama sebelum melanjutkan perjalanan ke Ming Tombs.

kabut membuat suasana menjadi mistis

Ketika makan siang ini, entah dari mana datangnya ide ini di kepala saya, saya memutuskan untuk membatalkan puasa saya dan ikut makan siang, alasannya, karena saya malas jika harus menjelaskan kepada rombongan tur kenapa saya tidak makan, bukan apa-apa, selama seminggu training saya harus menjelaskan ke orang yang berbeda-beda berkali-kali kenapa saya berpuasa, apa itu bulan Ramadhan, dll. Pada saat itu saya sudah sampai pada tahap bosan untuk menjelaskan ini itu tentang puasa sehingga memutuskan untuk batal saja. Hueueueueueue. Ya semoga Allah SWT memaafkan kebodohan dan kesotoy-an saya ini. Setelah saya pikir lagi sesudahnya alasan saya benar-benar tidak make sense, apalagi saat itu cuaca sedang enak-enaknya dan sangat mendukung untuk puasa.

DAY 8

Jadwal hari kedua di Beijing ini agak sedikit ambisius, yaitu Forbidden City, Bei Hai Park, Summer Palace. Pada awalnya kami berfikir sehari 3 tempat ini seharusnya cukup, namun ternyata kalau saya bisa simpulkan tempat-tempat wisata di Cina sungguh luar biasa luasnya!!! Ini serius. Di Forbidden City kami harus mengangtri selama satu jam untuk membeli tiket masuk. Tips untuk yang mau mengunjungi Forbidden City diusahakan sepagi mungkin karena sebagai negara dengan penduduk terbanyak, wisatawan lokal pun sangat banyak jumlahnya, bahkan berdasarkan observasi saya 90:10 perbandingan wisatawan lokal dan asing.

Forbidden City ramai dengen wisatawan lokal

Untuk lebih detail mengenai tempat-tempat wisata ini mungkin akan saya jelaskan lebih detail di tulisan saya yang lain ya. Kami baru bisa masuk ke dalam Forbidden City sekitar jam 12 siang dimana matahari saat itu sedang panas-panasnya dan kebetulan lagi cuaca hari itu berbeda dengan hari sebelumnya, panas luar biasa. Cocok sekali dengan luasnya Forbidden City yang kebanyakan adalah outdoor area. Saya berusaha bertahan untuk puasa karena peristiwa memalukan hari sebelumnya saya batal karena alasan tidak penting. Akhirnya setelah mengunjungi Forbidden City dan Bei Hai Park yang memang agak dekat dan bisa dicapai dengan berjalan kaki.

Panasnyaaaaa

Tujuan selanjutnya adalah Summer Palace. Berdasarkan peta subway yang kami punya seharusnya kami bisa naik subway menuju ke sana, namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana menuju subway station terdekat. Karena sudah capek luar biasa sebenarnya awalnya kami memutuskan untuk naik taksi menuju stasiun subway, namun beberapa menit menunggu tidak ada tanda-tanda taksi lewat kami pun memutuskan untuk berjalan kaki. Kami pun harus membaca peta dan mengira-ngira jalan mana yang harus kami ambil. Di jalan kami sempat bertanya kepada penduduk lokal yang ajaibnya even yang anak muda saja bahasa inggrisnya sangat terbatas. Ketika sudah berjalan sekitar 30 menit namun masih belum ada titik terang akhirnya di sini habislah sudah daya tahan saya dan akhirnya memutuskan untuk berbuka, padahal saat itu sudah jam 4 sore. Sebenarnya kalau hanya siksaan fisik saja mungkin saya bisa tahan, namun keadaan kami yang penuh ketidakjelasan inilah yang mendorong saya untuk berbuka, di pikiran saya, at least walaupun stress saya masih bisa minum. Hehehehe. Sayang tidak sayang sih karena sudah sore tapi saat itu saya benar-benar membutuhkannya in order to keep me sane.

Xisi station, yang dengan penuh perjuangan dicapai

Akhirnya, resmilah saya batal puasa untuk yang kedua kalinya. Namun saya rasa alasan saya yang ini masih lebih mendingan dibandingkan hari sebelumnya. Betul tidak?

DAY 9

Di hari ketiga ini tekanan untuk sukses puasa sangat tinggi bagi saya, mengingat kegagalan di dua hari sebelumnya. Saya pun bertekad apapun yang terjadi saya akan bertahan. Hari itu kami mengunjungi Temple of Heaven dan Tiananmen Square. Seperti objek wisata yang lain Temple of Heaven ini juga mempunyai lokasi yang luas. Namun karena kami datang di pagi hari suasanya pun belum terlalu panas.

Temple of Heaven

Selanjutnya Tiananmen Square merupakan city square terluas ke-2 di dunia yang sanggup menampung 100,000 orang. Sejarah buruk juga pernah terjadi yaitu pembunuhan masal para "protester" pada tahun 1989. Begitu luasnya tempat ini dan lagi-lagi bertepatan dengan siang hari bolong cukup membuat saya megap-megap. But the show must go on.



Tiananmen Square


Selanjutnya yang juga penting yaitu, shopping, hehehe, lagi-lagi mencari tempat berbelanja tidak semudah itu di sini, setelah sempat keluar masuk mall, naik beberapa busway, berjalan kesana kemari akhirnya kami temukan juga Wangfujing market yang terkenal dan menjual barang-barang yang memang ingin kami beli yaitu cendera mata. Namun, kegiatan belanja kali ini tidak semenyenangkan belanja-belanja sebelumnya, saya pun tidak bisa konsentrasi penuh karena harus menahan lapar, dahaga, kaki pegal, dan lainnya. Tapi ya mau tidak mau harus saya tahan. Hasilnya? Untuk kali ini saya berhasil!!! Horeee *tebar konfeti*

DAY 10

Hari ini merupakan hari kami kembali dari Beijing menuju Shanghai. Kami tiba sekitar jam 8 pagi dimana kami pun menuju hotel tempat kami menginap ketika training karena kami menitipkan tas-tas kami di sana. Kami pun memanfaatkan kunjungan kami ke hotel ini untuk membersihkan diri alakadarnya (cuci muka, sikat gigi, ganti underwear, ganti baju, dll) Untuk mandi rasanya agak sulit karena kami sudah tidak punya kamar lagi. Kami lalu memutuskan mengunjungi Shangai Museum, sebenarnya saya sih yang pengen banget karena ini ada di list 1000 places to visit before you die, satu-satunya tempat di kota Shanghai! Museumnya terbukti sangat bagus dan gratis, hehehe, tips jika waktu terbatas usahakan kunjungi dari lantai atas ke bawah karena semakin di atas semakin menarik koleksinya.


Shanghai Museum

Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan ke bandara untuk selanjutnya kembali ke Jakarta dengan sebelumnya ada transit di Singapur selama kurang lebih 2 jam. Durasi penerbangan Shaghai-Singapur sekitar 5-6 jam. Saya sudah punya jadwal imsakiyah untuk Shanghai yaitu buka puasa jam 6.20 waktu shanghai (untuk mengetahui jadwal imsakiyah di seluruh dunia bisa dilihat di sini ). Ketika di pesawat saya pun sudah memesan pada pramugari agar mengeluarkan makanan pada jam tersebut. Makanan datang dan sudah memasuki pukul 6.20 saya punya feeling tidak enak karena ketika saya lihat di jendela matahari masih bersinar terang seholah masih jauh dari terbenam. Akhirnya saya pun tunggu sekitar 20 menit dan akhirnya saya makan hidangan tersebut walaupun saat itu matahari belum terbenam, saya pikir ya sudah saya lebihkan 20 menit toh seharusnya sudah oke dong ya. Tidak lama setelah saya selesai makan, pramugari langsung membereskan peralatan makan, lalu pilot memberikan pengumuan bahwa sebentar lagi akan landing dan lampu tanda kenakan sabung pengaman pun sudah nyala. Pada saat itulah saya menyadari kebodohan saya, saat saya menyantap makanan tersebut saya sudah tidak lagi berada di Shanghai, bahkan sudah sangat dekat dengan Singapur, kenapa pula saya menggunakan jadwal Shanghai, kalau mau juga pakai jadwal Singapur yang sebenarnya beda 1 jam dengan Jakarta tapi secara nyata sebenarnya berada pada zona yang sama. Sampai di Jakarta ketika saya cek jadwal imsakiyah Singapur ternyata sekitar jam 7.15 oooooopppssssss, ternyata hanya beda sekitar setengah jam lagi saya bisa lulus puasanya. Huahahahahaaha. Agak bodoh ya kalau saya pikir-pikir, tapi ya sudah lah ya, akhirnya walau beda sedikit saya tetap mengaggap puasa saya ini tidak full.

Jadi, begitulah pengalaman saya berpuasa di negeri asing, dimana akhirnya saya batal dengan alasan yang sebenarnya agak-agak aneh dan bodoh, dan sebenarnya tidak perlu terjadi, namun toh saya tetap bisa menggunakan pembenaran bahwa saya seorang musafir yang sah-sah saja untuk tidak berpuasa Ramadhan. Hehehe, sesat juga nih. Tapi ya sudah, semua puasa yang batal tersebut sudah saya bayar lunas tahun lalu juga.

Oke, selamat berpuasa di bulan Ramadhan ya teman-teman, semoga makin rajin ibadahnya, makin dekat dengan Allah SWT, dan menjadi orang yang lebih baik lagi pasca Ramahdan. Amiiiin YRA.

Eits, ada tambahan nih, supaya postingan ini lebih bermanfaat saya berikan juga rincian biaya perjalanan selama 3 hari di Beijing ini. Untuk harga kereta Shanghai-Beijing tidak saya ikut sertakan disini karena bagaimana cara ke Beijing kan bisa berbeda-beda, bisa juga naik pesawat. Untuk harga tiket masuk ke tempat wisata sudah fixed, yang masih bisa dihemat mungkin untuk yang tour ke great wall dan ming tombs, karena untuk ini saya tidak survey-survey dulu mana tour yang paling murah melainkan langsung book melalui hostel. Untuk hostelnya memang tidak terlalu murah tapi bagus, bersih, nyaman, dan dekat sekali dengan subway, berikut review saya untuk hostel ini di trip advisor Review Peking Yard. So, ini dia, cekidot dan semoga bermanfaat!


Untuk memasukkan excel ke dalam blog ini, caranya bisa kamu lihat di link berikut ya --> how-to-add-excel-files-to-blogger

No comments: