Saya tidak begitu ingat alasan saya ke Budapest, sepertinya hanya karena keinginan menjelajah negara eropa timur dan Hungaria salah satu negara eropa timur yang masuk wilayah schengen. Sebenarnya ada keinginan juga ke Romania, Bulgaria, dan lainnya, namun saya hanya memiliki visa schengen, jadilah saya ke Budapest. Keinginan menjelajah negara eropa timur muncul karena 2 alasan, yang pertama karena lebih murah, dengan waktu perjalanan yang panjang ini saya harus mengkombinasikan negara-negara yang mahal (Prancis, Belanda, dll) dengan negara-negara yang lebih murah supaya uangnya cukup. Hehe. Alasan kedua karena supaya beda aja dan jarang ada teman atau orang Indonesia yang eurotrip ke sini. Seharusnya saya mempunyai waktu 3 hari di Budapest, namun ternyata karena kereta termurah ke Ljubljana (I bet you've never heard of it) jam 12 siang, jadi efektif hanya 2.5 hari di Budapest.
|
Gedung Parlemen terlihat dari Buda Hill |
Impressions
Budapest adalah ibukota dari Hungaria, nama Budapest sendiri diambil dari nama dua wilayah di kota itu yaitu Buda dan Pest yang terbagi oleh sungai Danube. Buda merupakan daerah perbukitan dimana terdapat Buda Castle sedangkan wilayah Pest merupakan pusat kehidupan berada, pusat pemerintahan, bisnis, begitu banyak toko-toko, restoran, dan lainnya. Banyak bangunan kuno dan penting di Pest, diantaranya yang paling penting adalah gedung parlemen bergaya gothik (kalau tidak salah) yang sangat megah. Kota ini dulu sempat menjadi ibu kota ketika masa Astro Hungarian Empire, selama beberapa tahun berada di bawah kekuasaan komunisme. Salah satu hal yang cukup identik dengan Budapest yang katanya wajib dilakukan jika ke sini adalah mandi di kolam pemandian air panas (thermal bath). Di Budapest ada beberapa tempat pemandian air panas yang besar dan cukup terkenal. Namun, akibat dari cuaca yang tidak begitu bersahabat, kesan saya terhadap Budapest jadi kurang baik, selama 2 hari pertama saya di sana hujan gerimis selalu turun tak henti-henti seharian penuh, langit pun hanya berwarna putih, disertai dengan kabut juga, suhu udara juga menurun, sehingga tema kunjungan saya ke Budapest ini adalah abu-abu, putih, dingin dan basah. Selain cuaca sebenarnya kota ini oke juga, hostel saya di sini salah satu yang terbaik saya juga mendapatkan teman-teman baru di sini. Ah, satu hal, orang Hungaria tidak menyebut negara mereka Hungaria atau Hungary, nama negara mereka dalam bahasa mereka adalah "Magyar Koztarsasag". Entah apa itu artinya dan mengapa bisa sampai jauh benar dari Hungary. Saya pun merasa Hungaria salah satu negara dengan bahasa teraneh yang saya temui, meski sama-sama gak bisa ditebak seperti Ceko dan Slovakia tapi somehow benar-benar aneh didengar maupun dilihat.
How to get there and accommodation
Saya naik bus eurolines dari Bratislava menempuh perjalanan sekitar 3 jam dan tiba di Budapest jam 22.30. Hungaria salah satu negara schengen yang belum menggunakan Euro sebagai mata uangnya, mereka menggunakan Forint (HUF). Mengingat kesusahan saya di Ceko untuk menukar uang untuk naik metro ke hostel saya pun agak panik apalagi karena ketika saya sampai disana hari sudah cukup malam, saya tidak yakin akan ada money changer di dekat situ dan kalaupun ada pasti akan susah untuk mencarinya dan belum tentu masih buka. Namun untungnya dari hasil mengobrol dengan teman baru di Bratislava bahwa di Budapest kata sapaan mereka adalah “siya”, baik untuk hai atau bye, ketika di dalam bus saya mendengar orang yang duduk di belakang saya di bus sedang menelepon dan mengatakan “siya” sebelum menutup telepon, maka saya pun menyimpulkan dia orang Hungaria. Ketika turun dari bus saya langsung saja bertanya apakah dia orang Hungaria dan ternyata benar. Saya kemudian meminta untuk menukar beberapa Euro dengan Forint hanya untuk naik metro ke hostel, dia pun bersedia, dan hal baiknya selain saya mendapatkan Forint yang saya butuhkan adalah saya jadi ada teman naik metro juga setelah menunggu dia dan temannya merokok dahulu. Petunjuk dari hostel cukup jelas namun perlu berjalan kaki sekitar 10 menit. Sebenarnya ada metro station yang lebih dekat namun kalau dari main train station harus pindah line dahulu sehingga hostel tidak menyarankan itu. Metro di Budapest agak berbeda dengan negara lain karena keretanya yang sudah amat jadul seperti sudah dari puluhan tahun yang lalu tidak pernah diganti, namun kinerjanya tetap oke.
|
Di dalam metro |
|
Keretanya jadul |
Nama hostelnya adahal Aboriginal hostel dan menjadi salah satu hostel favorit saya di eropa, saya memilih hostel ini karena travel blogger
nomadicmatt juga tinggal di sini sekitar 1 minggu sebelum saya dan kesannya tenteng hostel ini cukup baik. Resepsionis buka 24 jam, dan walaupun ketika saya sampai di sana sudah agak malam, staff hostel yang bernama Wayne ini menyambut dengan baik, memberikan peta gratisan dan memberikan penjelasan singkat tentang Budapest, tempat-tempat yang oke untuk dikunjungi dan caranya. Salah satu hostel dengan suasana ter-homey seperti di rumah sendiri, common area dan dapurnnya tidak terlalu besar menjadikan kita bisa berinteraksi dengan penghuni hostel yang lainnya. Dapurnya cukup lengkap dan kita dapat menggunakan dan mengkonsumsi gula, teh, kopi, dll yang ada di sana. Di ruang tamu kita bisa nonton dvd sambil lesehan. Free wifi sampai di dalam kamar juga, selain itu disediakan komputer untuk internetan dan komputernya bisa skype lengkap dengan headsetnya! Satu-satunya hostel yang bisa selama saya di Eropa. Harga sudah termasuk sarapan yang enak dan mengenyangkan berupa roti, sereal dan yang spesial fresh waffle!
|
Kamar dorm di Aboriginal |
Things to do and see
Day 1 (24 Oct 2011):
Hari ini dua roomate saya yaitu kakak beradik asal Uruguay bernama Ale (adik) dan Rosi (kakak) mengajak saya untuk jalan bareng mereka, saya pun langsung setuju apalagi dengan iming-iming Ale kalau kakaknya sangat jago dalah hal membaca peta dan menentukan arah bak sebuah GPS. Sesuatu yang bukan keahlian saya sama sekali.
|
Ale, Rosi, dan saya |
Hari itu hujan rintik-rintik dan mendung sepanjang hari, agak menyebalkan karena harus repot membawa payung. Tujuan kami adalah ke daerah Buda, kami naik ke sebuah bukit yang dikenal dengan sebutan Gellert Hill. Di bukit ini juga terdapat sebuah monumen yang dibangun untuk merayakan kebebasan yaitu Citadella, semacam patung Liberty-nya Budapest begitu lah. Perjalanan sampai ke atas cukup melelahkan karena menanjak terus, tapi lumayan sekali untuk berolah raga. Membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai ke atas, itu sudah termasuk istirahat sebentar untuk mengambil napas. Sampai di puncak bukit dengan terengah-engah, namun kamipun harus menelan kekecewaan karena pemandangan spektakuler yang seharusnya bisa kami lihat dari atas bukit hanyalah tinggal harapan. Kami seharusnya dapat melihat pemandangan sungai Danube dan kota Budapest yang memukau, namun hujan mengacaukannya, sejauh mata memandang hanya warna putih yang terlihat, langit mendung dan kabut menutupi semuanya. Kami hanya bisa melihat samar-samar saja. Karena amat tidak layak tidak perlu saya tampilkan ya pemandangan abu-abu penuh kabutnya. Kami berencana mengunjungi Castle juga saat itu namun karena cuaca kami akhirnya mengurungkan niat kami selanjutnya kami turun bukit dan melanjutkan perjalanan di daerah Pest, kami sampai di jalan utama di Budapest yaitu Jalan Andrassy dimana pusat kehidupan ada di sini. Namun karena Rosi merasa kurang enak badan dan mereka akan kembali ke hostel.
|
Citadella |
Saya pun melanjutkan perjalanan saya sendiri, saya menyusur Andrassy dimana terdapat museum yang cukup recommended yaitu "House of terror" yang
berisi pameran yang berkaitan dengan rezim diktator fasis dan komunis di Hungaria pada abad ke-20 dan juga merupakan memorial untuk para korban rezim-rezim tersebut termasuk mereka yang ditahan, diinterogasi, disiksa atau dibunuh di dalam gedung tersebut.
|
House of Terror |
Selanjutnya saya sampai ke Heroes' Square yang merupakan square terbesar di Budapest. Beberapa patung tokoh perjuangan Hungaria dipajang disini. Square ini dibangun tahun 1896 merupakan pintu masuk ke taman kota. Di samping square ini terdapat 2 museum yaitu Art Gallery dan Museum of Fine Arts. Saya berjalan terus menyusuri taman dimana terdapat Vajdahunyad Castle dan Mueum Agriculture.
|
Heroes' square |
|
Vajdahunyad Castle |
|
Agriculture museum |
Saya pun menemukan salah satu tempat populer di Budapest yaitu rumah thermal bath bernama Szechenyi. Tempatnya benar-benar besar sekali, ada beberapa kolam baik yang besar maupun yang privat. Saya dapat menilai tempat ini dikelola dengan baik. Sebenarnya cuacanya sangat mendukung untuk mandi air panas, namun fakta saya tidak membawa baju renang membuat saya tidak melakukannya. Saya hanya masuk ke gedungnya untuk melihat-lihat saja. Dari situ saya kembali ke kota untuk membeli tiket kereta ke Ljubljana karena tidak bisa dibeli online. Ada dua stasiun kereta besar di Budapest, Keleti dan Nyugati. Saya membeli tiket di Keleti stasiun kereta yang lebih besar, bangunannya megah dan bagus.
|
Szechenyi Bath |
|
Budapest Opera |
|
Stasiun kereta Keleti |
Setelah membeli tiket kereta saya berjalan-jalan di sekitar jembatan Szechenyi yang merupakan jembatan yang termegah di Budapest yang menjadikannya salah satu attraction juga. Dari sini saya bisa melihat pemandangan sungai Danube dan Buda castle dari kejauhan yang terlihat megah dengan pencahayaan yang baik.
|
Mathias church at night |
|
Szechenyi bridge |
|
Buda castle at night |
Day 2 (25 Oct 2011):
Hari ini tujuan awal saya adalah ke national museum yang ada di dekat hostel karena kabarnya tidak dikenakan biaya. Namun ternyata itu tidak benar, saya pun tidak jadi masuk. Saya lalu berjalan-jalan di pusat kota. Budapest merupakan kota yang cukup luas sehingga metro amat dibutuhkan walaupun saya cukup sering berjalan kaki juga. Ketika mengunjungi salah satu simbol kota Budapest yaitu gedung parlemennya saya melihat antrian panjang dan langsung saja ikutan sambil bertanya pada orang sekitar antrian apakah ini. Ternyata ini adalah antrian untuk mengikuti guided tour ke dalam gedung parlemen yang merupakan satu-satunya cara untuk mengunjungi gedung ini. Tour ini gratis untuk EU citizen tapi tidak untuk saya, tapi karena penasaran saya pun tetap mengantri. Setelah sekitar 30 menit antri, seorang petugas memberitahukan bahwa tur dalam bahasa Inggris untuk hari itu jam 12 siang sudah penuh. Untuk hari itu hanya tersisa tur berbahasa Spanyol saja sore hari. Saya pun meninggalkan antrian, andaikan gratisan saya tentu tetap mau ikutan walaupun bukan bahasa Inggris karena lumayan bisa masuk ke situ, namun karena harus bayar plus memakai bahasa yang saya tidak mengerti menjadikannya kurang worth it.
|
Synagogue and Jewish Museum |
|
Parliament |
|
Antrian masuk Parlemen |
|
St. Stephen Basilica |
Saya melanjutkan hari itu dengan mengunjungi Buda castle. Untuk menuju ke Buda Castle sebenarnya ada fasilitas funicular supaya tidak perlu capek-capek naik tangga, namun ternyata pada saat itu funicular sedang tidak beroperasi dengan alasan yang kurang jelas kenapa. Saya pun akhirnya menempuh jalan kaki lagi, yah itung-itung olah raga deh. Area castle hill ini cukup luas dan terdapat beberapa bangunan yang patut dikunjungi, diantaranya adalah Royal Palace (yang paling eye catching dari jauh), Mathias Church, gereja gothik yang mempunyai kemiripan dengan Stephansdom di Vienna, dan satu lagi adalah Fisherman's bastion sebuah bangunan bergaya campuran neo-gothik dan neo-Romanesque. Salah satu yang cukup unik di eropa dengan atap-atap yang runcing seperti kastil-kastil yang ada di dongeng. Bangunannya agak modern karena sudah melalui restorasi. Dari atas sini juga kita dapat melihat pemandangan di seberang sungai Danube, yang paling eye-catching terlihat dari kejauhan adalah gedung parlemen. Setelah puas berjalan-jalan dan berfoto saya pun turun kembali ke Pest dan berjalan-jalan di sekitar situ. Sebelum kembali ke hostel saya menyempatkan untuk mensurvey stasiun kereta untuk esok hari, karena saya naik kereta dari stasiun satu lagi yaitu stasiun Nyugati supaya besok tidak kesasar dan terburu-buru.
|
Szechenyi bridge day view |
|
Royal Palace |
|
Mathias church |
|
Fisherman's bastion |
Day 3 (26 Oct 2011):
Hari ini hari terakhir saya di Budapest dan cuacanya secara ajaib berbeda dengan 2 hari sebelumny, cerah berawan! Akhirnya berkesempatan juga melihat birunya langit di Budapest. Hari ini saya hanya punya beberapa jam saja karena harus mengejar kereta ke Ljubljana jam 12 siang. Saya sempat berencana untuk ikut tour di gedung parlemen jam 10 pagi, tapi karena sangat bekennya tour ini (karena gratis untuk EU citizen) maka tiket office sudah buka dari jam 8 pagi dan saya harus sudah sampai pagi sekali. Tapi setelah saya pertimbangkan lagi sepertinya agak risky, karena tour berlangsung 1 jam, dan rasanya akan mepet untuk kembali ke hostel, lalu ke stasiun kereta karena dari metro station ke hostel saya harus berjalan kaki paling cepat 10 menit. Saya akhirnya hanya berjalan-jalan di sekitar situ, menikmati pemandangan Buda hill dan sungai Danube dari jembatan Szabadsag lalu mengunjungi central market. Gedung central market gedungnya bagus dan unik. Barang-barang yang dijual juga beragam, di lantai bawah menjual sayur, buah-buahan dan bahan makanan, sedangkan di lantai atas menjual suvenir, baju, dan lain-lain. Saya hanya melihat-lihat saja sambil dan membeli sebuah gantungan kunci sekaligus pemotong kuku karena memang perlu banget (duh, penting ya ini diceritain..). Jembatan Szabadsag salah satu dari 3 jembatan bagus penghubung Buda dan Pest. Setelah membeli makan siang take away saya kembali ke hostel untuk beres-beres, cek out dan pergi ke stasiun kereta.
|
Central Market |
|
Finally blue sky |
|
Erzsebet Bridge |
|
Central Market inside |
|
Enjoying sunshine |
Budget and other tips
* Selalu membeli tiket metro di counternya atau di newsstand, jangan pernah menggunakan mesin karena mesinnya tidak reliable. Saya pernah mengalami uang saya tertelan sekitar HUF 400 atau EUR 1.3 dan cuma bisa pasrah karena petugas tidak bisa berbuat apa-apa, bahasa Inggris pun dia tidak bisa jadi percuma sajalah mau komplain juga.
* Kalau akan menggunakan banyak transportasi sebaiknya membeli tiket 24 jam, kalau mau pake lebih dari 5 kali, karena single journey tiket 320 HUF = 1 EUR, 24 jam tiket 1550 HUF = 5.28 eur.
* Jika ingin masuk ke gedung parlemen, harus datang pagi-pagi sekali karena antrian cukup panjang, ada beberapa kali tur dalam bahasa Inggris jam 10 pagi dan 12 siang. Gratis untuk EU citizen dan ada diskon untuk mahasiswa.
* Ikut walking free tour menjadi alternatif yang bagus untuk mengetahui sejarah dan cerita tentang Budapest.
Actual Expense
1. Blues Hostel (3 malam): EUR 27.6
2. Inter city transport: EUR 14.11
3. Meal: EUR 17.11
TOTAL:
EUR 58.82
Budapest salah satu kota yang termurah, biaya rata-rata per hari sekitar EUR 20 sudah termasuk akomodasi, memang di sini saya tidak ada pengeluaran untuk masuk ke attractions.
Walaupun agak kecewa dengan cuaca yang sedang tidak bersahabat, saya tetap senang dapat mengunjungi kota ini, sebuah kota besar yang meiliki keindahan baik itu bangunan-bangunannya juga alamnya. Lengkap.
No comments:
Post a Comment