Bratislava merupakan ibukota Slovakia, sebuah negara kecil di Eropa Tengah. Mungkin sebagian besar orang tidak familiar dengan negara ini. Beberapa tahun lalu negara ini bergabung dengan Rep. Ceko menjadi Cekoslovakia. Baru pada tahun 1992 kedua negara kembali dipisahkan. Saya memutuskan mengunjungi Bratislava karena letaknya yang dekat dengan kota-kota lain, jadi sekalian lewat, tidak ada alasan khusus. Beberapa orang sebenarnya tidak merekomendasikan ke sini, katanya tidak ada apa-apanya, sehari saja cukup, namun saya malah memilih 3 hari di kota ini.
|
Bratislava Old Town |
Impressions
Bratislava memang benar kota kecil, terutama bagian kota tua-nya dimana semua attractions berada. Salah satu yang terkecil selain Cesky Krumlov. Memang benar adanya kita bisa mengelilingi Bratislava dengan berjalan kaki dan kalau mau cepat sehari juga cukup. Kota tua-nya dipenuhi bangunan-bangunan kuno tapi yang membuatnya unik adalah kota ini mempunyai hal-hal lucu yang tidak dimiliki kota lain, yaitu di dalam old town ada beberapa patung tersebar di berbagai sudut dengan pose yang aneh dan menarik. Seperti patung yang seakan-akan keluar dari lubang di jalanan, patung paparazzi yang sedang memfoto dari balik tembok, dan lainnya. Selain itu ada juga coronation path berupa ratusan tanda mahkota emas kecil tersebar di jalan, yang merupakan jalur coronation raja dan ratu ratusan tahun yang lalu pada masa Astro-Hungarian Empire. Cukup menarik kalau mau iseng bisa mencoba mengikuti tanda mahkota emas ini seperti mencari jejak. Selain bangunan kuno di kota tua, bagian lain dari kota ini sangat kentara bekas-bekas kekuasan komunis, yang kala itu bertentangan dengan kemajuan seni dan budaya. Bangunan-banguan berwarna suram dan tidak artistik bisa kita temui di sini. Sebuah contoh yang menarik, mereka membangun jalan layang tepat di depan Castle sehingga akan menutupi pemandangam Castle dari jauh. Padahal justru castle biasanya merupakan daya tarik dari sebuah kota.
|
Fly over menghalangi pemandangan castle |
|
Tanda mahkota emas |
|
Most famous statuein Bratislava |
How to get there and accommodation
Perjalanan dari Vienna ke Bratislava memakan waktu 1 jam perjalanan saja. Sebelumnya saya tidak tahu kalau bratislava adalah kota yang sangat kecil, dan benar-benar kecil. Saya sudah mencatat petunjuk dari hostel bagaimana cara menuju hostel dari terminal bus. Namun saya tidak menyadari bahwa bus saya tidak berhenti di terminal bus yang sama dengan yang di petunjuk. Bus saya berhenti di pemberhentian bus yang lain yang mana sebenarnya sudah dekat dengan pusat kota dimana saya bisa berjalan sekitar 10-15 menit menuju hostel. Bus station utama yang ada di petunjuk hostel bernama
Mlynske Nivy, sedangkan tempat saya berhenti itu Novy Most. Namun karena saya tidak tahu dimana saya berada saya pun tidak tahu harus kemana. Saya pun lalu membeli peta di kios supaya bisa bertanya juga kepada penjualnya. Petanya sangat mahal yaitu EUR 3.5 dan ternyata sangat jelak karena peta seluruh kota Bratislava sehingga peta old town-nya tidak jelas, padahal justru peta old town yang penting. Di peta itu saya tidak bisa menemukan nama jalan hostel saya maka saya memutuskan untuk pergi ke terminal bus yang dimaksud di petunjuk lalu dari situ saya akan mengikuti petunjuk yang ada. Saya pun bertanya pada 3 orang cowok Slovakia bagaimana cara menuju terminal bus
Mlynske Nivy. Mereka pun dengan baik hati mengantarkan saya ke halte tempat menunggu bus untuk menuju terminal bus (dan tidak meminta uang seperti di Marrakech tentunya, hehe). Saya kemudian sampai di terminal bus dan dengan mengikuti petunjuk dari hostel bisa sampai ke hostel saya yaitu Hostel Blues. Ketika saya sightseeing hari itu juga barulah saya menyadari betapa dekatnya hostel saya dari Novy Most.
Hostel Blues, mungkin hostel terbaik di Bratislava, saya memilih hostel ini karena selain rating yang bagus, cukup murah, salah satu travel blogger yang saya follow twitternya juga tinggal di situ seminggu sebelum saya ke sana, travel blogger tersebut adalah
nomadicmatt dengan sedikit harapan bisa bertemu langsung dengan orangnya. Hostel ini memang oke, lokasi-nya strategis, staff hostel ramah dan helpful, fasilitas lengkap, memiliki dapur yang bagus, lengkap dengan furniture yang modern, common room sangat cozy. Kita juga bisa mendapatkan peta gratis dan ada berbagai brosur dan guide book Bratislava gratisan juga. Semua dengan harga yang relatif murah, tentunya karena Bratislava bukanlah kota besar, namun demikian mereka menggunakan mata uang Euro, tidak seperti saudaranya Rep. Ceko yang masih menggunakan mata uang mereka sendiri.
|
The room, a bit messy |
|
Kamar mandi di dalam |
|
common room |
Things to do and see
Day 1 (21 Oct 2011):
Saya tiba di Bratislava sekitar jam 11, namun karena kerepotan mencari jalan ke hostel saya tiba di hostel sekitar jam 12.00 Setelah cek in dan mengobrol dengan staff hostel saya pun memutuskan untuk mengikuti free walking tour karena saya punya banyak waktu di sana, sehingga ikut free tour tidak akan mengurangi jatah saya sightseeing, malah saya bisa mendapatkan cerita tentang kota ini yang tidak akan saya dapatkan jika saya berjalan-jalan sendiri. Free tour dimulai pukul 1 siang dengan meeting point di salah satu main square Bratislava bernama Hviezdoslavovo Nam, di mana terdapat gedung national theater (Slovenske Narodne Divadlo). Tidak seperti di Berlin yang sampai dibagi-bagi menjadi beberapa grup, kali ini hanya ada 1 grup dengan jumlah peserta sekitar 15 orang. Tour guide kami seorang cowok asal Australia bernama Mickey.
|
Hviezdoslavovo Nam |
Walking tour dimulai di square tersebut lalu kami mulai berjalan di kota tua menuju old town hall, lalu terus sampai ke St. Michael's gate yang merupakan gerbang yang membatasi old town. Yang menarik ternyata kota kecil ini dahulu pernah menjadi kota penting di masa Astro-Hungarian Empire, walaupun saat ini yang tersisa hanyalah old town yang kecil ini. Dari tour ini saya banyak mendapatkan hal-hal kecil menarik yang tidak saya ketahui sebelumnya. Bratislava seperti sebuah kota yang terlupakan, karena selama bertahun-tahun bergabung dengan Rep. Ceko, lalu sempat memisahkan diri, bergabung lagi, dan ketika dalam masa Cekoslovakia ibu kota berada di Praha sehingga tidak banyak yang melirik kota ini. Kami pun terus berjalan sampai di luar old town melihat beberapa bangunan bergaya art nouveau Blue Church yang tampak mencolok diantara banguan-bangunan di sekelilingnya yang kusam, sederhana, bangunan ketika komunisme menguasai kota ini.
|
Memorial for 1st witch burning to death |
|
the gate |
|
St. Martin church |
|
Main square |
|
Prime Palace |
|
Inside Old Town Hall |
|
Bangunan khas komunisme |
|
Empty street at the old town |
|
The narrowest building |
Tour kami berakhir di depan sebuah universitas bernama Univerzita J. A. Komenskeho dengan cerita Velvet Revolution yang terjadi di Cekoslovakia pada akhir tahun 1989, revolusi ini merupakan revolusi damai dengan tujuan menentang pemerintahan komunis pada saat itu. Setelah selesai tour saya sempat jalan bareng dengan peserta tour juga 2 orang cewek asal Skotlandia untuk menuju Devin Castle berdasarkan penjelasan tour guide merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Untuk ke sana kita dapat naik bus no. 29 dari terminal Novy Most, lama perjalanan sekitar 30 menit dengan biaya EUR 2.9 bolak-balik. Namun ketika kami sampai sana ternyata Castle sudah tutup (pukul 4.30 sore), dan sayangnya kami tidak keburu mengejar bus untuk kembali ke old town dan harus menunggu 1 jam untuk bus berikutnya. Kami pun berjalan-jalan di sekitar situ sambil menunggu lalu akhirnya kembali.
|
Monumen dekat devin castle |
|
View near devin castle |
Malam harinya saya pergunakan untuk berjalan-jalan di old town untuk mengambil gambar pada malam hari.
|
Main Square and Old town hall at night |
|
Jarak Bratislava dengan kota lain |
Day 2 (22 Oct 2011):
Hari ini agenda saya adalah mengunjungi Bratislava castle, berkeliaran di old town (lagi) untuk mencari sema patung-patung aneh di sini lalu ke devin castle yang kemarin belum sempat saya kunjungi. Bratislava castle tidak seindah Prague Castle, malah cenderung plain, bangunannya biasa saja dan tidak ada kesan artistik. Menurut penjelasan tour guide kemarin hal itu karena fungsi Bratislava castle bukan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan atau bangsawan seperti castle pada umumnya, namun fungsinya lebih sebagai benteng penjagaa dan pengintaian karena letaknya yang tinggi di atas bukit. Tidak sulit untuk menuju castle hanya perlu mengikuti petunjuk yang ada. Saya berjalan-jalan mengitari castle ground dan melihat pemandangan dari situ. Pemandangannya tidak sespektakuler itu tapi lumayan lah. Dari sini saya melihat Novy Most (New Bridge) yang modern dimana terdapat benda seperti UFO menjulang di atas jembatan itu yang merupakan observation deck untuk melihat pemandangan kota yang dilengkapi dengan sebuah restoran juga.
|
Bratislava Castle |
|
Bratislava castle |
|
View from castle |
|
Novy Most dan UFO Observatory Deck malam hari |
|
UFO Observatory Deck |
Saya kembali ke old town untuk makan siang dan statues hunting. Beberapa patung yang wajib dilihat adalah:
1. The Watcher: patung yang muncul dari bawah jalanan dengan tulisan 'Man at Work' di atasnya. Tanda ini perlu dibuat karena dulu beberapa kali patung ini sempat terlindas kendaraan, namun sekarang sudah tidak ada kendaraan lagi diperbolehkan di old town. Patung ini terletak di intersection antara jalan Panska dan Rybarska
|
The Watcher |
2. Frechman yang bersandar di sebuah kursi di Hlavne Square. Kabarnya patung ini merupakan Napoleon Bonaparte.
|
Frenchman |
3. Paparazzi: sebuah patung fotografer dengan gaya paparazzi seolah sedang membidik gambar dari balik tembok
|
Paparazzi |
4. Schoner Naci: patung seorang pria yang sedang mengangkat topinya di pinggir jalan.
Agak sore saya pun menuju Devin Castle yang hanya tinggal reruntuhan, namun sangat bagus, tempatnya sangat well-preserved. Tempatnya agak di atas bukit sehingga kita dapat melihat pemandangan yang benar-benar menakjubkan, hamparan alam dengan perbukitan berwarna hijau dengan sungai yang terbentang. Reruntuhan castle juga menghasilkan foto-foto yang bagus, perjalanan dari pintu masuk ke sampai ke castle di atas juga menyenangkan dengan dan ada beberapa karya seni modern yang ditampilkan di sini. Salah satu tempat terbaik yang bisa dikunjungi di Bratislava. Berikut ini beberapa foto di Devin Castle
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
|
Add caption |
Day 3 (23 Oct 2011):
Di hari ketiga ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya hujan turun seharian walaupun hanya gerimis namun cukup membuat suhu menurun dan saya pun agak malas untuk keluar. Namun akhirnya saya tetap keluar karena penasaran dengan Blue Church yang sempat saya lihat ketika mengikuti free tour di hari pertama. Saya penasaran ingin melihat bagaimanakah dalamnya dari gereja yang menurut saya gereja terunik yang pernah saya lihat dimanapun juga, bahkan sampai saat ini. Gerejanya tidak megah dan besar, jangan samakan dengan Sagrada Familia misalnya. Namun gereja ini memiliki arsitektur yang sangat unik, art nouveau, warna biru muda yang mencolok. Ketika sampai saya langsung masuk saja, dan ternyata sudah banyak orang di dalam, karena saya melihat ada yang berfoto maka saya pun tak ragu mengambil foto sepuasnya. Setelah selesai saya pun keluar dan begitu pula semua orang di dalam gereja itu, setelah semua keluar petugas gereja pun langsung menutup dan mengunci pintu gereja. Ooops, hampir saja saya tidak bisa masuk. Ternyata menurut analisa saya sebuah misa baru saja selesai ketika saya masuk, dan saya pun menyadari orang-orang di gereja ini saling mengenal satu sama lain dan mereka berfoto bukan untuk memfoto gereja, namun berfoto satu sama lain. Tapi ya sudahlah, ketidasengajaan malah membawa untung. Bagaimana interior dari gereja ini? Semuanya serba biru muda, kalau bisa saya deskripsikan seperti kamar bayi laki-laki, terlalu imut untuk sebuah gereja.
|
Blue Church |
|
Inside the church |
Setelah dari Blue Church saya makan siang, membeli cinderamata untuk saya sendiri (saya berniat untuk selalu membeli paling tidak 1 magnet di setiap kota) lalu kembali ke hostel dan menghabiskan waktu di hostel dengan duduk-duduk dan browsing di common room (karena sudah check out) sambil menunggu bus yang akan membawa saya ke Budapest jam 19.30 malam.
Budget and other tips
* Ikut walking free tour merupakan cara terbaik untuk mengenal kota ini. Karena kurang populer, asyik juga bisa mengetahui sejarah dan cerita dibalik kota ini.
* Kawasan old town bisa dicapai dengan berjalan kaki, dan tentunya tidak ada transportasi umum di dalam old town.
* Jika waktu memungkinan kunjungilah Devin castle dengan bus sekitar 20 menit perjalanan, namun perhatikan baik-baik jadwal bus setiap harinya, baik jadwal ke dan dari Devin Castle. Devin Castle tutup pukul 4.30 sore.
* Menonton pertunjukan musik orkestra atau opera di sini bisa dijadikan alternatif karena harganya yang relatif murah, dibawah EUR 10 (bukan standing seperti di Vienna).
Actual expense
1. Blues hostel (2 malam): EUR 28
2. Inter city transport: EUR 4.3
3. Meal: EUR 20.33
4. Sightseeing (free tour dan devin castle): EUR 8
5. Miscellaneous: EUR 3.7
TOTAL:
EUR 64.33
Biaya hidup di Bratislava cenderung murah terutama untuk akomodasi dan trasnport, karena di kota semua tempat yang penting bisa dicapai dengan berjalan kaki. Hanya untuk menuju Devin Castle memerlukan bus untuk ke sana karena lumayan jauh.
Begitulah pengalaman saya di Braislava, so far saya cukup menyukai kota ini dengan semua kenuikannya, mungkin tidak secantik Praha, sehidup Barcelona, se-artistik Vienna, atau kota besar lainnya, namun saya senang ketika berada di kota ini.
2 comments:
Blog nya keren banget! I read all of your Europe entries and it's sooo inspiring :) Ever thought of selling the stories to a publisher and make a book? Kayaknya di indo lagi tren yang kayak begitu. Keep on traveling!
I don't think my writings are 'book' material though, hihihi, they're dull but thanks for the compliment!! Btw, suka jalan-jalan dan nulis juga ya?
Post a Comment