Kalau kamu cuma punya waktu sehari di Italia, maka datanglah ke Venezia (Venice in English), sebuah kalimat yang pernah saya baca entah dimana. Venezia yang sangat terkenal karena kecantikan dan keunikannya yang kemungkinan tidak akan bertahan selamanya, ya, sudah beberapa kali saya mendengar rumor bahwa kota ini terancam akan tenggelam, nah, oleh karena itu sebelum tenggelam dan tinggal kenangan, maka tentunya saya tidak boleh melewatkan kota yang satu ini. Namun, rumor tersebut belum saya verifikasi lebih lanjut jadi bisa jadi tidak benar juga. Tapi, karena jalurnya pas, saya menemukan ada kereta dari Ljubljana ke Venezia dan harganya cukup terjangkau, jadilah saya mampir ke kota ini walau hanya sehari.
Le Gondole |
Impressions
Venice persis seperti gambaran yang sering saya baca di buku travel, sebuah kota yang sangat cantik, unik, mesmerizing, tidak ada kota lain yang seperti ini. Jalan-jalan super kecil, kanal-kanal, gondola, bangunan tua, semua isi kota ini seakan memiliki kekuatan magis yang mampu memanjakan mata para pengunjungnya, tidak heran ada sekitar 20 juta wisatawan datang ke kota ini setiap tahunnya. Bangunan kuno di Venice berpadu dengan toko-toko modern, diantaran yang paling terkenal adalah murano glass dan topeng untuk Carnivale. Carnivale merupakan event tahunan terbesar di kota ini yang diadakan setiap bulan Februari. Banyak yang mengatakan termasuk salah satu guru les bahasa Itali saya, bahwa kita pasti akan tersesat di Venice dengan begitu banyak dan berlikunya jalanan di sana. Namun, syukur Alhamdulillah, saya tidak menyasar sama sekali di kota ini. Padahal saya orangnya benar-benar tidak berbakat dalam hal arah, ada peta saja saya bisa nyasar, bahkan beberapa kali ke tempat yang sama pun tetap nyasar juga, coba saja tanya teman-teman dekat saya. Huehehe. Tapi, sebenarnya bukannya saya jago atau gimana, tapi di Venice walaupun seperti labirin, petunjuk jalan sangat jelas, maksudnya petunjuk untuk menuju tempat-tempat yang penting dan terkenal seperti Stasiun kereta (Ferrovia), Rialto's bridge (Ponte Rialto), St. Mark's Square (Piazza San Marco), Galleria dell'Academica, Pallazo Ducale, dan lainnya. Jadi tinggal diikuti saja petunjuk berwarna kuning yang ada di tembok-tembok bangunan, dijamin kalau hanya mau ke tempat-tempat itu saja, niscaya kamu akan dijauhkan dari marabahaya tersasar.
How to get there
Saya naik kereta dari Ljubljana dini hari dan tiba di Venice sekitar jam 8 pagi di Stazione Santa Lucia, yang merupakan stasiun utama di Venice, cerita mengenai perjalanan kereta ini ada di sini. Begitu sampai saya langsung mencari tempat penitipan barang (deposito bagagli). Cukup banyak orang yang menitipkan tas di sini, kemungkinan karena banyak yang melakukan hal yang sama dengan saya untuk one day trip di Venice.
Things to do and see
Day 1 (29 Oct 2011):
Saya begitu bersemangat akhirnya sampai juga di negara yang sudah saya idam-idamkan untuk saya kunjungi, saya sudah belajar bahasa Italia di Jakarta selama 10 bulan (2 level awal) sehingga saya sungguh tidak sabar untuk segera menguji coba kemampuan bahasa saya. Setelah 1.5 bulan berkelana di negara-negara lain akhirnya tiba juga saatnya. Ada perasaan senang yang membuncah ketika saya mengerti pengumuman yang ada di stasiun, mengerti arti petunjuk yang ada, menggunakan bahasa Itali ketika menitipkan tas dan membeli roti di kafe di stasiun. Yah, begitulah ya, kalau saya teruskan tidak akan ada habisnya.
Keluar dari stasiun saya benar-benar kaget karena tidak bisa melihat apa-apa, semuanya serba putih tertutup kabut yang sangat tebal, padahal waktu sudah menunjukkan jam 8 pagi. Saya pun lalu memutuskan untuk membeli tiket kereta ke Milan yang merupakan tujuan saya berikutnya sambil menunggu menipisnya kabut. Saya membeli tiket kereta untuk hari yang sama pukul 4.30 sore karena pilihan itulah yang termurah. Keluar dari stasiun tidak jauh dari situ ada pemberhentian angkutan air bernama vaporetto, tiketnya cukup mahal EUR 6.5 untuk single journey, namun karena saya agak bingung maka saya ambil gampangnya saja naik vaporetto. Walaupun cukup sering frekuensi lewatnya, namun vaporetto yang saya naiki begitu penuh, saya bersama puluhan penumpang lain harus berdiri berdesakan, keadaan yang mengingatkan saya pada KRL Bogor-Jakarta yang kerap saya naiki jaman kuliah dulu.
Water Taxi (Vaporetto) |
View from Ponte Rialto (pagi hari) |
Ponte Rialto (siang hari) |
Small Canal |
Saya di Piazza San Marco |
Basilica San Marco |
Campanile |
Torre del'Orologio |
Saya melihat sudah ada antrian cukup panjang untuk masuk ke dalam Basilica, tentunya karena gratisan semua orang pasti tidak akan melewatkannya. Saya pun ikut mengantri, namun antrian berjalan cukup cepat, tidak sampai 10 menit saya sudah berada di dalam gereja. Sampai saat itu mungkin sudah belasan gereja saya masuki, namun gereja ini mempunyai keunikan tersendiri yaitu warna emas yang sangat mendominasi memberikan kesan mewah pada gereja ini. Ada peraturan tidak boleh mengambil gambar di dalam gereja, namun saya melihat banyak pengunjung yang tidak mematuhi, baik itu yang diam-diam memotret maupun yang secara vulgar. Saya sendiri termasuk yang diam-diam memfoto sehingga tidak terlalu banyak foto yang saya ambil. Biar bagaimanapun saya berusaha menghargai peraturan yang ada (walau tetap dilanggar juga.. hehe).
Antrian masuk Basilica San Marco |
Inside Basilica San Marco |
Suvenir |
Palazzo Ducale |
Parkir Gondola |
My first pasta in Italy |
Saya kembali lagi ke Piazza San Marco dan saat itu sudah sangat ramai dengan turis, dan juga burung merpati yang gendut-gendut. Cafe outdoor pun sudah buka dengan harga makanan yang sangat fantastis, kala itu matahari juga sudah bersinar terang. Eh, tapi ternyata Piazza San Maco sudah digenangi air, tidak terlalu tinggi sih tapi lumayan becek lah. Ternyata ada banjir juga di sini, bisa dimaklumi lah dengan ratusan kanal yang ada di Venice.
Outdoor cafe at Piazza San Marco |
Small flood in Piazza San Marco |
Outdoor Cafe near Ponte Rialto |
Topeng Karnaval |
Topeng di toko mahal |
Budget and other tips
* Dari stasiun kereta cara paling asik dan hemat adalah dengan berjalan kaki, karena satu-satunya transport adalah naik taksi air (vaparetto) dengan tarif EUR 6.5 single journey. Ponte Rialto bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 30-40 menit, dengan pemandangan kota Venice yang cantik dijamin tidak akan capek.
* Jika mencari restoran tempat makan hindari tempat yang dekat dengan tourist attraction (Ponte Rialto, Piazza San Marco) karena harga bisa melambung 2 kali lipat, contoh nyata pasta di Piazza San Marco bisa EUR 14 kalau di dalam gang EUR 7, well masih mahal juga sih.
* Kalau mau irit jangan makan di restoran, selain lebih mahal, biasanya ada cover charge (coperto) sebesar EUR 1-2 per orang. Lebih hemat beli pizza di pizzeria, EUR 2 sudah dapat 1 slice pizza besar.
* Sebagai kota termahal kalau mau irit bisa One day trip saja karena penginapannya cukup mahal.
* Atraksi gratis yang sangat worth-it yaitu masuk ke Basilica San Marco.
* Beli suvenir (magnet, topeng, dll) jangan di yang dekat tourist attractions, carilah yang agak jauh, harga bisa sangat murah, magnet bisa dapat EUR 1.
* Jangan lupa mem-validate tiket kereta, jadi kalau beli tiket kereta di Italy biasanya tiketnya open, bisa dipakai sampe 2 bulan, tapi hanya bisa dipake sekali, makanya pas kita pakai harus di validate di mesin warna kuning yang ada di stasiun, biasanya ada di dekat peron. Maksudnya divalidate adalah akan tercetak tanggal dan jamnya untuk menandakan kalau tiket sudah dipakai, hanya tiket yang sudah divalidate saja yang berlaku dan valid. Jika ada pemeriksaan dan tiket belum divalidate maka jatuhnya sama saja seperti belum tidak punya tiket dan akan terkena denda puluhan euro. Waktu saya naik kereta dari Venice ke Milan, yang merupakan pengalaman pertama naik kereta di Italia, saya tidak aware akan proses ini, saya baru sadar ketika sudah ada di dalam kereta ketika saya membaca keterangan yang ada di tiket, namun saya tidak bisa turun lagi karena takutnya kereta akan berangkat dan barang saya juga banyak, pasti repot jadinya. Saya pun semakin menyadari kalau validate tiket itu penting ketika ada 2 orang cewe yang duduk di sebelah saya bertanya apakah saya sudah validate atau belum karena mereka belum validate karena mereka bilang mesinnya rusak dan saya sudah berencana akan beralasan seperti mereka jika ada pemeriksaan, namun untungnya ternyata tidak ada pemeriksaan.
Actual expense
1. Luggage Storage (2 bags, 8 hours): EUR 12.8
2. Inter city transport (vaporetto): EUR 6.5
3. Meal (2x): EUR 15.5
TOTAL: EUR 34.8
Soal biaya lumayan lah dengan predikat Venice sebagai salah satu kota termahal, saya sempat makan di restoran yang agak bagusan makanya makannya agak mahal, masih bisa diirit 30% lah, untuk vaporetto juga sebenarnya tidak perlu (lebih enak jalan kaki), dan biaya penyimpanan bisa dihemat setengahnya kalau hanya 1 tas, saya waktu itu sudah malas repot membereskan tas supaya cukup masuk ke 1 backpack, jadi bayar 2 tas.
4 comments:
Terimakasih mbak infonya :)
Terimakasih mbak infonya :)
mbak, boleh tau kalo biaya perjalanan dari indo ga?
kalo boleh ke hadi.kausar@gmail.com
Hi Kausar
untuk biaya perjalanan sudah ada di postingan saya yang "Before Eurotrip" dan di postingan di masing2 negara/kota. Coba di cek di situ saja dulu yah..
Post a Comment