Tuesday, February 7, 2012

The Beloved Ljubljana


Saya hampir yakin sebagian besar dari yang membaca ini baru pertama kali mendengar nama kota ini. Ljbuljana (baca: Lyubliana) merupakan ibu kota sebuah negara kecil di Eropa tengah bernama Slovenia yang berbatasan dengan Italia, Austria, Hungaria dan Kroasia. Saya tertarik ke Ljubljana sejak membaca novel Paolo Coelho berjudul "Veronica decides to die" beberapa tahun lalu yang mengambil Ljubljana sebagai setting tempat. Agak gak penting sebenarnya tapi pokoknya saya kepingin apalagi sepertinya belum ada orang yang saya kenal yang pernah ke sini sebelumnya. I have a good feeling about this city. So, let's see.


Dragon at the dragon bridge with the dom of St. Nicholas church
Untuk mencari transport ke sini juga menjadi tantangan tersendiri karena jarang orang yang ke sini. Eurolines tidak mengkover kota ini, kereta pun masih agak simpang siur berdasarkan hasil browsing saya di internet. Apalagi saya juga harus memikirkan transport ke dan dari Ljubljana. Sampai ketika saya memulai perjalanan pun saya belum tahu pasti bagaimana cara ke Ljubljana, bahkan sudah agak merekan kalau terpaksa harus saya skip. Akhirnya saya menemukan bahwa dari Budapest bisa naik kereta tapi tiket tidak dapat dibeli secara online, saya melihat jadwal dan harga di website-nya lalu saya pun mengirimkan email kepada perusahaan kereta dan untungnya mendapatkan balasan yang membuat saya yakin memang benar ada kereta ini tapi memang tiket hanya dapat dibeli secara langsung. Jadi juga saya mengunjungi Ljubljana.

Impressions

Salah satu kota terimut di Eropa, tapi merupakan kota terbesar di Slovenia dengan populasi sekitar 270 ribu orang. Kota ini bukan hanya imut tapi juga cantik. Rasanya saya tidak melebih-lebihkan karena memang kota ini dipenuhi bangunan-bangunan yang indah. Campuran antara Baroque dan Art nouveau dengan warna-warni pastel yang mempesona. Di kota tua-nya sama sekali tidak terlihat bahwa negara ini pernah dikuasai oleh komunis. Segala sesuatu di kota ini begitu imut-imut, kalau di kota lain dilalui sunagi Danube, Ljubljana juga mempunyai sungai kecil bernama Ljubljanica. Ada beberapa jembatan yang melintasi sungai ini yang cukup terkenal dan lagi-lagi cukup mengejutkan karena kecil sekali, seperti Dragon Bridge yang terkenal itu ternyata sebuah jembatan kecil dan naganya pun tidak sebesar yang saya kira. Main square dan Castle-nya juga relatif kecil dan imut bila dibandingkan dengan kota lain seperti Praha misalnya. Naga merupakan binatang yang spesial bagi Ljubljana sebagai simbol dari kota ini. Legenda kota ini dahulu kala seorang ksatria Yunani bernama Jason berhasil mengalahkan monster naga yang ada di sungai Ljubljanica sehingga masyarakat bisa hidup dengan tenang. Naga pun ditetapkan menjadi simbol kota ini dan dapat kita temui dimana-mana, seperti suvenir, di castle, coat of arms, bendera dan lain-lain. Kata Ljubljana berasal dari kata "ljubljena" yang berarti "beloved" yang menurut saya so sweet. Saya juga suka sekali kata sapaan di sini yaitu "dober dan" yang berarti Hai, lucu aja gitu.

the Dragon Bridge
Old town night view
day view

How to get there and accommodation

Saya naik kereta dari Budapest jam 12 siang karena itu pilihan yang termurah. Perjalanan agak lama sekitar 8 jam tapi kereta adalah satu-satunya pilihan. Keretanya agak sepi saya mendapatkan 1 kompartmen untuk saya sendiri (harusnya untuk 6 orang), mungkin memang bukan jalur yang padat. Enaknya mendapatkan kereta sepi adalah saya tidak perlu menaruh backpack saya di tempat barang di bagian atas karena tidak kuat mengangkatnya. Kereta sempat berhenti agak lama (mungkin sampai sejam) karena dilakukan pemeriksaan paspor oleh petugas, petugas pun sempat menanyakan beberapa pertanyaan kepada saya, mungkin mereka merasa aneh kenapa sampai ada cewek asal Indonesia yang mau ke Ljubljana. Tidak ada pengumuman nama stasiun ketika berhenti sehingga ketika sudah mendekati waktu di jadwal saya kerap memperhatikan baikbaik nama stasiun melalui jendela. Tidak bisa meleng sedikit karena akan berakibat fatal, saya juga harus cepat karena kereta hanya berhenti sebentar sedangkan saya harus membawa backpack juga. Kereta sampai di stasiun Ljubljana sekitar jam 9 malam dan ketika saya turun disambut dengan hujan gerimis. Saya pun masih buta arah bingung mau ke arah mana, saya sudah menyimpan petunjuk cara ke hostel tapi tidak dapat menentukan dimanakah jalan yang dimaksud, gerimis juga membuat lebih susah. Saya sempat bertemu seorang cowok bule yang juga sedang mencari hostel. Kami akhirnya berjalan kaki bersama mencari arah yang dimaksud, namun hostel kami ternyata berbeda sehingga saya harus melanjutkan perjalanan sendiri. Setelah berjalan sekitar 20 menit sambil sesekali duduk beristirahat mengambil napas, akhirnya sampai juga ke hostel yang sudah saya booking bernama Alibi Hostel.

Alibi Hostel bisa saya katakan satu-satunya hal buruk di Ljubljana. Saya memang sudah membooking hostel ini dari awal ketika menyusun itinerary untuk keperluan mengajukan visa, pada saat itu saya hanya memilih dari segi murahnya saja tanpa mengindahkan kualitas lainnya karena toh nanti bisa dicancel dan cari yang lain. Namun, apa mau dikata saya sudah malas untuk mencari-cari hostel lagi. Hostel ini mungkin yang terburuk jika dibandingkan hostel-hostel yang saya tempati di Eropa. Dari segi lokasi walaupun agak jauh dari stasiun kereta, 15 menit berjalan kaki tanpa beban, kalau bawa backpack lebih lama, sebenanya masih bisa ditoleransi sih tapi saya yakin pasti ada hostel lain yang lebih dekat. Kamarnya agak kotor dan tidak dibersihkan setiap hari, bahkan selama saya 3 malam di sana belum pernah dibersihkan, ada satu cowok sekamar yang sudadh check out tapi tempat tidurnya tidak kunjung dibersihkan, seprainya masih saja menempel di situ. iiiyyyhh. Kamar mandinya juga agak-agak bau tidak sedap selama saya di sana baunya tidak kunjung hilang, tidak kotor tapi bau. Huhu. Wifinya tidak bekerja dengan baik, bahkan gak bisa digunakan, mereka tidak punya dapur. Lokasi ke city center sih oke, staff hostel kurang ramah, harga tidak termasuk sarapan, tapi ya sudah lah. Kalau ada kesempatan ke Ljubljana lagi yang pasti saya tidak akan menginap di hostel ini.

Things to do and see

Day 1 (27 Oct 2011):

Saya memutuskan untuk mengikuti free tour karena kotanya kecil dan saya yakin punya banyak waktu untuk berkeliling jadi tidak ada salahnya mengetahui cerita di balik kota ini. Meeting point di Preseren square, alun-alun utama kota ini, bertemu di tangga dari pink church yang eye catching. Sebelum waktunya saya sudah berkeliling sebentar di sekitar situ, namun ketika pada jam 11 waktu berkumpul saya tidak juga melihat ada seorang pun, saya pun mengawasi dulu dari jauh sampai ada beberapa orang yang datang karena saya tidak mau ikut free tour sendirian karena gak enak saja rasanya karena saya cuma bisa ngasih tips seadanya saja. Gak tega sama tour guide-nya. Akhirnya beberapa orang mulai datang saya pun ikutan. Total peserta tour 4 orang termasuk saya dengan tour guide seorang wanita asal Slovenia, jadi agak berbeda dengan free tour yang lain yang banyak jokesnya yang ini agak serius. Free tour membawa kami berjalan-jalan di sekitar old town mulai dari Preseren Square, yang namanya diambil dari seorang penyair terkenal asal Slovenia dimana terdapat patung dari seniman itu juga di square ini. Selanjutnya ke beberapa jembatan yang cukup menarik, ada triple bridge di dekat main square dimana ada 3 jembatan yang digabung menjadi satu, jembatan lain yang terkenal adalah dragon bridge dimana ada 4 naga yang seakan menjaga jembatan ini, jembatan lain Butcher's bridge dan Cobbler's bridge yang dinamakan berdasarkan jenis pekerjaan orang-orang sekitar pada masa itu. Kami lalu berjalan terus melewati pasar tradisional di situ yang menjual macam-macam, selain sayuran dan barang kebutuhan, ada juga baju, suvenir, dan salah satu yang populer adalah pasar bunga. Masih agak bingung bagaimana penjual bunga bisa bertahan di kota kecil ini, I mean, its not like everyday we need to buy flowers, are we? Satu-satunya penjelasan adalah mungkin karena penduduk di sini romantis. Mungkin.

Preseren square

Statue of Preseren
Queue at the market
Dragon Bridge
FLower market
Triple bridge

Kami lalu berjalan ke town hall square dan ke St. Nicholas church salah satu gereja terkenal selain Pink Church di Preseren square. Untuk masuk ke gereja ini tidak dikenakan biaya. Kami terus berjalan menuju salah satu gedung pertunjukan teater terbuka yang saya lupa namanya, lalu menuju Congress Square salah satu square penting juga di Ljubljana dimana terdapat Universitas Ljubljana yang merupakan Universitas tertua dan terbesar di Slovenia dengan 64,000 murid atau seperempat dari total populasi Ljubljana menjadikannya salah satu universitas terbesar di Eropa. Terdapat juga gedung pertunjukan musik klasik dan gereja holy trinity di dekat situ. Tidak jauh dari situ ada national library dengan gedung yang unik juga. So far tur-nya cukup menarik hanya agak sedikit garing saja karena hanya 4 orang pesertanya. Saya sempat bertanya kepada tour guide mengapa naga bisa dijadikan simbol kota ini padahal naga tersebut merupakan monster yang dikalahkan oleh ksatria, mengapa bukan ksatria itu yang dijadikan simbol? Jawabannya adalah karena naga melambangkan kekuatan, keberanian dan kebesaran dan masyarakat merasa bangga bahwa mereka telah berhasil mengalahkan makhluk yang kuat dan besar tersebut. Agak kurang memuaskan jawabannya tapi sudah lah.

Pintu St. Nicholas church
National Library
Theater building
Congress square and University Ljubljana
St. Nicholas church and market
Town Hall
Selesai tur saya memutuskan untuk jalan bareng sama salah satu peserta tour seorang cewek asal Belanda bernama Alette. Tujuan kami adalah ke Ljubljana castle, namun sebelumnya kita minum kopi di sebuah cafe interiornya cewek banget untuk menghangatkan badan. Dari Alette saya baru tahu kalau setiap negara mempunyai koin euro sendiri yang dapat dilihat di balik koin terdapat simbol khas dari negara masing-masing. Namun tentunya koin dari negara manapun dapat digunakan di semua negara yang menggunakan Euro. Untuk negara-negara besar biasanya lambangnya akan berbeda untuk tiap pecahan koin sedang untuk negara kecil seperti Slovenia atau Estonia, hanya ada satu lambang untuk setiap pecahan. Koin dari Slovenia ditandai dengan gambar penyair paling beken yaitu Preseren yang tampaknya ada dimana-mana.

Cute cafe
Selesai mengopi kami pun beranjak menuju castle yang letaknya di atas bukit, perjalanan tidak terlalu lama sekitar 15 menit berjalan kaki. Castlenya tidak seartistik dan semegah di Praha misalnya tapi oke lah, bangungannya agak modern setelah direstorasi. Ada kejadian lucu ketika kami membeli tiket untuk masuk castle, harganya adalah EUR 4 normal dan EUR 2 untuk pelajar. Saya bukan pelajar dan Alette yang baru selesai kuliah tidak membawa kartu pelajarnya sehingga untuk kami berlaku harga normal. Alette membayar EUR 10 dikembalikan EUR 8, sehingga dia hanya membayar EUR 2. Sedangkan saya lebih aneh lagi, saya membayar dengan EUR 5 tapi dia mengembalikan EUR 6 (kayaknya salah mengira saya membayar pake EUR 10) jadi singkatnya saya di bayar EUR 1 untuk masuk ke dalam castle, kami berdua saling bertatapan karena kejadian aneh ini tapi kami memutuskan untuk diam-diam saja dan cepat-cepat pergi dari ticket office itu sebelum si petugas sadar dan menerima keberuntungan kami. Hohoho. Di dalam castle kita dapat naik ke atas menara dimana bisa melihat pemandangan kota Ljubljana yang memang indah dilihat dari atas, saking imutnya kota ini seluruh wilayah kota tua dapat terlihat dari sini. Kami lalu menonton film dokumenter 3D tentang Ljubljana dan mengunjungi museum yang menunjukkan perkembangan kota ini sejak masa pre-historis sampai velvet revolution. Museumnya lucu juga karena ada beberapa games interaktif yang dapat kita mainkan dan cukup menyenangkan.


Ljubljana Castle
View from the tower
Castle ground
one of the games in the museum
Me and Alette
Sisa hari itu kami habiskan dengan berjalan-jalan di old town lalu ke stasiun kereta untuk membeli tiket ke Venice. Kami lalu berpisah karena saya pulang ke hostel dulu untuk sholat. Malam hari saya menyempatkan berjalan-jalan di old town. Ljubljana malam hari ternyata sangat cantik karena pencahayaan yang sangat baik.

Cobbler's bridge
Preseren sq night view
Triple bridge
Pink church, triple bridge, Ljubljanica river
Triple bridge

Day 2 (28 Oct 2011):

Hari ini saya berjalan-jalan berkeliling old town sekali lagi, sebenarnya kemarin sudah dilewatin juga sih, tapi kali ini jalan-jalan sendiri lebih bebas. Kawasan kota tua Ljubljana memang menarik dan tidak membuat saya bosan, selain bangunan-bangunan yang bagus dan terjaga dengan baik, di sini juga bertebaran restoran dan kafe yang cukup vibrant di malam hari. Cukup mengasyikan bisa duduk-duduk di tempat duduk outdoor sebuah cafe sambil melihat pemandangan kota dan sungai Ljubljanica. Berbagai toko-toko bermerek juga dapat kita temukan di sini. Jika cuaca sedang baik sungai ini biasanya berwarna hijau, namun saat itu warnanya agak coklat dan arusnya lumayan deras. Jika arus sedang tidak deras kita bisa melakukan rafting di sungai ini. Saya juga menyempatkan membeli cinderamata untuk saya sendiri dan mengirimkan kartu pos ke rumah untuk saya sendiri, huehehe, kasian amat ya.

Perangko Slovenia
Akhirnya saya mencoba cemilan khas yang cukup terkenal di sini bernama "Burek", sebenarnya bukan khas Slovenia sih tapi di sini populer karena salah satu kedainya buka 24 jam menjadikannya tempat jajan favorit khususnya untuk anak-anak muda Slovenia. Burek adalah makanan dengan adonan roti dengan isi di dalamnya. Ada dua pilihan isi, keju dan daging. Saya pun mencoba yang isi keju karena tidak yakin dengan kehalalan dagingnya, padahal penjualnya muslim lho. Enak sekali terutama ketika masih hangat dimakan ketika cuaca dingin dan kejunya benar-benar mantap, itu pun menjadi makan siang saya karena sudah kenyang banget.

Nobel Burek

cheese pastry dough called Burek
Saya lanjut berjalan-jalan ke luar dari Old town menuju Tivoli park sebuah taman besar di pusat kota. Di taman ini saya melihat ada pameran foto arsitektur Ljubljana yang menampilkan foto-foto bangunan, gedung, infrastruktur yang unik dari Ljubljana. Cukup menarik mengetahui begitu banyak bangunan dengan arsitektur unik di sini. Sore hari saya iseng menonton film di bioskop yang khusus memutar film hitam putih, filmya yang saya tonton film Perancis dengan subtitle bahasa Slovenia, jadi ya gitu deh, tapi lumayan juga bisa melihat pemandangan kota Paris jaman dulu yang ternyata tidak jauh berbeda dengan sekarang. Hari itu saya tidak mau pulang malam karena kereta saya ke Venice jam 2 dini hari sehingga saya bermaksud pulang cepet untuk tidur. Berikut beberapa foto bangunan di sini




Architecture in photography exhibition at Tivoli park
Budget and other tips

* Jika ada waktu lebih coba mengunjungi Bled sebuah kota di Slovenia yang hanya 1.5 jam dari Ljubljana dengan bus. Kota romantis yang terkenal dengan pemandangan indah yang dimana terdapat danau dan view pengunungan Alpen. Ah, jadi menyesal gak ke situ. Ini foto di Bled dari yang saya cari di Internet (bagus banget kaaan?) T_T

Lake Bled (source: globeimages)
* Ikut free walking tour menjadi alternatif tour yang murah dan terjangkau, meeting point Preseren Square jam 11.
* Snack wajib coba "Burek" dengan EUR 2 amat mengenyangkan. Ada beberapa toko yang menjual namun yang terbaik adalah Nobel Burek yang buka 24 jam.

Actual expense

1. Alibi hostel (3 malam): EUR 36
2. Meal: EUR 14.35
3. Sightseeing (free tour, nonton): EUR 7
TOTAL : EUR 57.35

Okay, jadi tidak salah kota ini mempunyai arti "beloved", I'm in love with this city, it's almost unreal, too nice, too pastel, too cute, too beautiful.

2 comments:

wendy said...

Di jalan tol Slovenia pernah liat papan penunjuk jalan arah ke ljubljana, di otak gw juga langsung teringat veronikanya paulo coelho :)

Niantiaulia said...

Nah iya, itu emang alesan gw ke sana, huehehe, alesannya gak keren bener sihh