Napoli, salah satu kota favorit saya di Italia, salah satu kota yang terletak di bagian selatan Italia. Di Italia, ada semacam perbedaan yang mencolok (in terms of budaya, nilai-nilai, sifat dan perilaku masyarakat) antara bagian utara dan selatan Italia. Masyarakat di selatan Italia terkenal lebih terbuka, agak kurang “sopan”, dan lainnya, untuk referensi lebih lanjut bisa coba ditonton film komedi berjudul “Benvenuti al Sud”, sebuah film yang menggambarkan kehidupan di selatan Italia. Singkatnya kota ini cantik tapi kecantikannya berbeda dengan kota-kota lain di Italia, dengan jalan-jalan utamanya yang sempit, ramai, dan agak sedikit kumuh, dimana banyak jemuran bergantungan di luar. Pemandangan yang luar biasa mempesona. Inilah salah satu alasan saya ingin mengunjungi Napoli atau Naples in English. Alasan kedua tentunya karena pizza J (lihat postingan saya tentang pizza Napoli di sini) Pada kesempatan kali ini saya pergi sama Yessi salah satu teman saya dimana saya sempat menebeng di tempatnya ketika saya di Belanda. Nah, kan lagi-lagi terbukti solo traveling tidak sama dengan selalu sendiran. Pemandangan kota Napoli berbeda sama kota-kota di Tuscany karena dekat dengan laut jadi ada pemandangan laut, bukit, dan pelabuhan.
Napoli at Night |
Main Street of Napoli |
How to get there and accomodation
Saya naik bus malam dari Siena pada tengah malam dan sampai di Napoli di pagi hari. Saya sempat mampir sebentar ke kota Salerno karena kelewatan turun, hehehe. Baca cerita lengkapnya di sini.
Saya menginap di Hostel of the Sun di Via Melisurgo yang dekat dengan Porto di Napoli (pelabuhan), hotelnya cukup strategis tempatnya, kita bisa berjalan kaki ke pusat kota, ke via Tribunali, ke port dan tempat-tempat menarik lainnya. Dari stasiun kereta bisa naik tram no. 1 tujuan Stazione Marittima, naik sampai ujung, setelah itu cukup berjalan kaki kurang dari 5 menit untuk mencapai hostel ini. Dengan harga yang cukup murah, mendatkan sarapan cukup banyak, kamar bersih, security oke, common room yang nyaman, staff yang ramah, hanya ada satu kekurangannya yaitu liftnya yang sangat kecil dan harus membayar untuk naik lift.
Things to do and see
Day 1 (19 Nov 2011)
Hari ini kami berjalan-jalan di main street kota Napoli (via Tribunali), yang tadi sudah saya sebutkan, banyak bangunan-bangunan tua yang menarik seperti Duomo di Napoli. Di sekitar via Tribunali banyak toko-toko makan, perabotan, pakain, dan lainnya, bukan toko-toko mewah lho. Kami lalu mencoba pizza di salah satu pizzeria yang terkenal enak yaitu Pizza di Matteo (cerita lengkapnya di sini). Masih cukup pagi untuk makan siang sebenarnya, namun tidak menjadi masalah karena pizza-nya yang benar-benar enak. Setelah makan pizza kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki terus menyusuri via Tribunali sampai unjung lalu sampai pada Museum Archeological tiket masuk seharga EUR 6.5. Bangunan Museum ini cukup besar dan megah dan kuno tentunya. Di museum ini terdapat koleksi berupa patung, mozaik, koleksi dari reruntuhan Pompeii and koleksi karya seni Mesir. Karya patung yang terkenal yaitu Farnese Bull, yang terkenal sebagai largest signle sculture ever recovered, karyanya cukup complicated. Karya lain yang terkenal di museum ini adalah koleksi lukisan mozaiknya yang sangat indah yang berasal dari Pompeii, sepertinya baru sekali ini saya melihat mozaik selama perjalanan saya di Eropa selama ini, yang paling terkenal adalah mosaic Alexander yang menceritakan tentang peperangan antara Alexander the Great melawan Darius III dari Persia, walaupun ada bagian-bagian yang sudah terkikis waktu namun saya bisa membayangkan bagaimana kalau karya ini mash sempurna. Di sini juga terdapat ruang rahasia (Gabinetto Segreto) yang menyimpan karya seni yang agak-agak R-rated, berbau erotis gitu deh, hoho, ada lukisan mosaic juga patung, beberapa diantaranya lumayan vulgar dan aneh. Saya dan Yessi pun tidak menduga-duga ada koleksi seperti ini di museum seperti ini, tapi kami tentnunya berusaha untuk stay cool. Ada satu ruangan lagi yang tidak boleh dilewatkan yaitu Salone della Meridina, sebuah ruangan yang cukup luas yang dihiasi fresco indah karya Giovanni Antonio Medrano di dinding dan atapnya.
Mosaic Alexander vs Darius |
Salone della Meridina |
Supaya tidak bolak balik ke hostel saya pun melaksanakan sholat Zuhur dijamak dengan Ashar di dalam museum ini, hohoho, saya duduk saja di salah satu kursi di bagian yang sepi pengunjung. Setelah dari sini tujuan selanjutnya adalah ke Catacombe yang bisa diterjemahkan sebagai kuburan, hoho, agak serem ya, tapi tempat ini yang direkomendasikan oleh travel guide, jadi oke lah. Ada 3 Catacomb yang terkenal, namun kami berencana untuk mengunjungi satu saja, setelah berjalan kaki sekitar 30 menit akhirnya kami sampai juga di Catacombe San Gennaro, penemuan kami akan San Gennaro ini agak tidak sengaja sebenarnya karena sedikit ada kesalahan dalam melihat peta, namun sepertinya catacombe ini lah yang paling bagus dibandingkan dua lainnya. Harga tiket masuk sudah termasuk tur guide karena pengunjung tidak diizinkan masuk sendiri ke dalam Catacombe, sebuah keputusan yang wise juga sih ya supaya kita tidak dibiarkan berkeliaran di dalam kuburan sendirian, hehe. Harga tiket EUR 5 karena kami menunjukkan kartu mahasiswa, lumayan diskon 50%. Saat itu hanya kami berdua peserta tur-nya. Tur guidenya seorang pria Italia dan turnya dibawakan dalam bahasa Italia, horeee, saya pun sangat excited karena inilah saatnya kemampuan bahasa Italia saya berguna. Selama tur saya pun menjadi penerjemah kepada Yessi, feels good.
Catacombe ini menjadi salah satu tempat yang cool yang saya kunjungi di Eropa, dan di atas ekspektasi saya, tempatnya terdapat di bawah tanah dan terdiri dari dua tingkatan, tapi tidak perlu klaustrofobik karena tempatnya luas dan terlihat sudah di restorasi dengan baik. Catacomb ini sudah cukup tua, sudah digunakan sejak abad ke-3 atau ke 4 masehi, dan pada masa kristen tempat ini dijadikan kuburan untuk para bishop, keluarganya dan orang-orang terpandang di Napoli. Di sini juga dibedakan kuburan berdasarkan status sosial dan ekonomi orangnya. Ada beberapa layar kuburan dan di beberapa dindingnya terdapat fresco yang tentunya terdapat cerita dibalik fresco tersebut. Tour guide dapat menjelaskan dengan baik mengenai sejarah dan cerita dibalik fresco tersebut. Tempat ini benar-benar keren dengan pencahayaan yang bagus dengan lampu temaram yang memberikan kesan misterius namun juga indah.
Setelah dari catacombe kami berjalan kembali ke arah pusat kota dan sampai Piazza del Plebiscito yang cukup terkenal, kami lalu berjalan-jalan di sepamjang Via Toledo and Via Chiaia dimana terdapat berbagai restoran, dan toko-toko merk terkenal. Kami juga sempat jajan Sfogliatelle calde, sebuah cemilan manis. Alasan kami membeli ini karena kami melihat toko ini ramai dan ada antrian yang lumayan panjang, kami berfikir kalau ramai sudah pasti enak, dan ternyata memang sesuai dugaan, enak dan cruncy kulitnya. Kami juga sempat jajan kacang chestnut yang yummy juga, mungkin apa saja kalau dimakan di Napoli jadi enak, hehe. Setelah cukup berjalan-jalan kami pun memutuskan untuk makan malam di tempat pizza terkenal yaitu Gino Sorbillo di Via Tribunali juga. Restoran pizza ini buka dari Senin-Sabtu jam 12-3.30 lalu 5.30-11.30. Beberapa bulan setelah saya kembali ke Indonesia, saya sempat mendengar bahwa terjadi kebakaram di restoran ini, saya cukup kaget, namun sepertinya sekarang sudah baik-baik saja.
Day 2 (20 Nov 2011)
Hari ini kami mengunjungi Mount Vesuvius dan Pompei. Mount Vesuvius ini merupakan gunung yang terkenal di Napoli dan kalau ada yang dulu suka membaca komik donal bebek, di gunung inilah Mimi Hitam tinggal, hehehe. Tapi yang membuat Mt Vesuvius yang merupukan gunung vulkanik yang letusan dahsyatnya di tahun AD 79 sudah menghancurkan kota modern (pada jaman itu) yaitu Pompei, sampai sekarang kita bisa melihat ruins dari Pompei ini. Sampai saat ini Mt. Vesuvius merupakan gunung vulkanik yang masih aktif. Sebenarnya ini adalah ide Yessi yang sangat ingin ke sini, saya sendir tidak terpikirkan sebelumnya kalau dalam rangkaian perjalanan saya di Eropa ini akan naik gunung. Kami membeli tiket transport terusan harian U3 seharga EUR 6.8 yang bisa digunakan untuk naik tram dan kereta.
Untuk menuju Mt. Vesuvius kami naik tram sampai Stazione Centrale, lalu dari situ naik kereta Circumvesuviana, sampai di sana sudah ada bus yang akan membawa kita pada jarak yang cukup dekat dengan Mt. Vesuvius dimana kita dapat melanjutkan perjalanan mendaki gunung dari situ. Tiket busnya agak mahal yaitu EUR 10 pulang pergi tapi karena tidak ada alternative lain kami tetap naik. Ada tiket masuk seharga EUR 5 untuk naik ke gunung. Kami pun bersama pengunjung yang lain hiking sampai ke puncak gunung, perjalanannya tidak terlalu berat (jika dibandingkan dengan pengalaman naik gunung saya sebelumnya) perjalanan sekitar 1 jam untuk sampai atas dan di sepanjang jalan kami selalu berhenti untuk mengambil foto. Perjalanan tidak terlalu berat karena udaranya juga yang cenderung sejuk (jika dibandingkan dengan iklim di Asia). Pemandangan sepanjang perjalan cukup bagus, ketika akhirnya sampai di atas kami bisa melihat kawah dari gunung ini. Suatu pengalaman yang cukup menarik naik gunung di Eropa. Di atas ada toko makanan dan souvenir, yang tentunya harganya lumayan mahal. Karena medannya yang tidak terlalu berat, maka hiking ini dapat dilakukan oleh berbagai usia, mulai dari anak kecil sampai orang tua.
View from Mt/ Vesuvius |
Selanjutnya tujuan kami adalah reruntuhan Pompeii. Kota Pompeii merupakan salah satu kota di bawah kerajaan Romawi. Ketika Mt. Vesuvius meletus seluruh kota terkubur oleh abu vulkanik dan menewaskan sekitar 20,000 orang. Kota ini pun dipertahankan keadaannya seperti dulu, jadi tidak dibangun menjadi kota yang modern, jadi seperti naik mesin waktu dan kembali ke masa lalu saja. Harga tiket masuk adalah EUR 11 yang menurut saya agak mahal, namun worth it karena merupakan attraction yang unik, tempatnya juga sangat luas yang memungkinkan kita menghabiskan waktu cukup lama di sini. Kami bisa melihat reruntuhan kota Pompei, tipikal jalanan di Pompeii masih bergelombang, dengan kanan dan kiri ada sisa-sisa bangunan. Sebuah pemandangan yang cukup surreal, dari kota Pompeii ini kita juga bisa melihat pemandangan Mt. Vesuvius. Di sini kita juga bisa melihat ada bekas amphitheatre khas Romawi yang masih kelihatan bentuk aslinya. Seperti yang kita tahu di sinilah tempat gladiator bertarung, amphitheaternya tidak sebesar yang di Coloseo Roma sih. Selain itu ada juga reruntuhan lain seperti pusat kota (Forum), temple, rumah-rumah, gym dan lainnya. Sejujurnya kunjungan kami ke sini lebih ke melihat-lihat pemandangannya bukan untuk mencari tahu detail sejarah di balik Pompeii, maklum lah waktu kami juga agak terbatas, tapi kami sudah sangat puas dengan ini. Di sinipun saya melakukan sholat zuhur jamak ashar, namun saya perhatikan bukan hanya saya yang melakukan ini, saya sempat lihat beberapa keluarga arab menggelar sajadah dan sholat berjamaan di salah satu sisa reruntuhan yang lumayan sepi.
Pompeii |
Oh iya, sebelum mengunjungu Pompeii kami makan siang dulu di kedai keci di sekitar Pompeii, apalagi kalau bukan pizza. Hari sudah mulai gelap ketika kita kembali ke tengah kota Napoli. Kami pun berjalan-jalan di sekitar pelabuhan dimana kami dapat melihat pemandangan yang sangat cantik yaitu pemandangan laut dan lampu-lampu kota di perbukitan yang sungguh cantik sekali. Kami tadinya berniat mengunjungi Castle D’Ovo yang ada di dekat port, namun ternyata hari minggu hanya buka sampai tengah hari saja, hari lain buka sampai malam. Namun kami sangat puas bisa melihat pemandangan Napoli yang cantik di malam hari ini.
Kami makan malam di restoran di A Taverna do Re yang baru buka jam 7, sehingga kami mau tak mau agak menunggu sampai restoran buka, ya maklum lah di Italy, mereka tidak akan mempersilahkan kita masuk kalau belum jam buka-nya. Kami pun menjadi pengunjung pertama di restoran ini, setelah duduk ada seorang bapak yang mencatat pesanan kami. Ketika kami masuk kami sempat melihat seorang mas-mas duduk di depan di bagian kasir sedang asik membuka facebook. Sekitar 5-10 menit setelah kami memesan, barulah kami melihat si mas facebook tadi berjalan dengan langkah gontai dan malas menuju dapur untuk memasak, oh ternyata si mas ini juga berperan sebagai koki, dan dia harus menunggu dulu beberapa menit baru menjalankan tugasnya menyiapkan makana, cape deeeh. Kami lagi-lagi memesan pizza, pizza-nya tidak kalah enak dengan suasana dan desain interior restoran yang bagus membuat kami puas dengan makan malam kami.
Kami harus kembali ke Siena malam itu juga dengan bus yang berangkat tengah malam. Nantikan cerita selanjutnya di Siena di postingan berikutnya!
Budget and other tips
*) Seperti kota di Italia pada umumnya, di hari minggu kebanyakan dari toko dan restoran tutup, jadi mungkin bisa dipertimbangkan untuk visit pada hari lain.
*) Wajib ‘ain hukumnya untuk makan pizza di sini (1 loyang untuk sendiri!), harga pizza di sini cukup murah, kalau yang tanpa daging sekitar EUR 3.5-4 saja. Beberapa rekomendasi pizza di antaranya Di Matteo (porsi agak kecil), Gino Sorbillo (ramai namun efisien, siap-siap waiting list), dan Da Michele (yang hanya menjual 2 jenis, marinara dan margherita)
*) Beli tiket transport harian (Giornalliero) untuk ke Pompeii, Mt. Vesuvius, kalau hanya di dalam kota jalan kaki saja karena semua yang menarik bisa dicapai dengan berjalan kaki.
*) Minta discount tiket transport harian tersebut jika weekend, saya lupa berapa diskonnya namun yang pasti lebih murah, tapi petugasnya tidak akan otomatis member tahu, saya dapat diskon karena saya bertanya.
Actual expense
i. Accommodation (1 night): 18.75 eur
ii. Inter city transport: 8 eur
iii. Meal (2 days): 34. 65 eur
iv. Sightseeing (Pompeii, Mt Vesuvio, catacombe, archeological museo): 37.5 eur
TOTAL: 98.9 eur
Jika dilihat pengeluaran saya di kota Napoli cukup besar, hal ini disebabkan karena memang saya banyak mengunjungi tempat-tempat yang bayar seperti museum, catacomb, gunung vesuvio dan Pompei. Biaya agak membengkak juga di makanan, karena kami cukup sering makan di restoran dan jajan, hehe. Sekali-sekali memanjakan diri tidak ada salahnya kok. Untuk transport bisa dibilang sangat murah karena di dalam kota Napoli hampir semua tempat yang menarik bisa didatangi dengan berjalan kaki, bahkan berjalan kaki di Napoli juga merupakan atraksi gratis yang menyenangkan lho.
Ya, begitulah pengalaman saya di kota Napoli, saya berharap suatu hari nanti bisa kembali lagi ke sini untuk jangka waktu yang lebih lama, masih banyak pizzeria yang ingin saya kunjungi dan tempat-tempat menarik saya kunjungi, karena bagaimanapun saya suka dengan bagian selatan dari Italia ini. Saya juga berharap bisa ke kota-kota lain di selatan Italia.
Note: Foto-fotonya masih belum lengkap dan akan saya tambahkan kemudian.
Note: Foto-fotonya masih belum lengkap dan akan saya tambahkan kemudian.
11 comments:
Hai, Nianti...salam kenal yaaa. Saya Eka dari Depok. Seru banget deh baca cerita kamu travelling di eropa. Saya ada rencana bulan april 2015, mau travelling berdua sama anak saya yang baru berusia 10 tahun. Tadinya mau sebulan, tapi karena tiket promonya hanya mensyaratkan 18 hari, ya sudahlah, saya harus puas dengan 18 hari itu. hehehe...
Boleh ya nanti saya tanya-tanya pengalaman kamu dan mungkin bisa nyontek itenararynya.
Kalau boleh, kayaknya ngobrol di FB lebih enak deh. Add Fb saya ya. http://facebook.com/fetranika
Thank you
Hai Eka, boleh aja kalo mau tanya2 lewat email juga bisa ;)
kalo napoli jadi destinisi pertama saya , apa mudah bagi saya yg berjilbab untuk masuk kesana?
Hi
Insya Allah mudah2 saja ya, saya juga pakai jilbab kok, tapi saya bisa bahasa itali sih, hehehe *ngaruh gak yaaa
KALAU DARI STASIUN KERETA NAPOLI CENTRAAL MAU KE PUSAT KOTA (Piazza del Plebiscito) APA KITA BISA NAIK METRO? BERHENTI DI STASIUN APA? BRP LAMA KAH? TERIMA KASIH
Mbak/Mas..
kenapa tulisannya pake kapital semua yaa? **salah fokus
ini saya jawab beneran ya.. bisa naik metro dari stasiun Garibaldi turn di stasiun Toledo dari situ jalan kaki ga sampai 10 menit deh. coba cek link ini deh
http://www.rome2rio.com/s/Napoli-Centrale-Station/Piazza-del-Plebiscito-80132-Napoli-Italy
Gak ke stadion san paolo? Sama ngeliat fans2 napoli gak?
Udah ke San Siro aja cukup, hehe.. waktu dan dana terbatas soalnya
Tiket ke itali paling murah berapa mba? (Kota mana ajalah :3 )
TERIMA JASA TOUR GUIDE DI ITALIA
( Milan, Venice, Florence, Pisa, Roma dan seluruh kota di italia )
( TERMASUK MOBIL )
Cocok untuk yang ingin menghemat waktu & tidak tahu kota - kota di italy
KEUNTUNGAN :
1. Menghemat waktu dari pada harus mencari lokasi/ takut nyasar
2. Biaya terjangkau/ bisa nego
3. Waktu fleksibel ( hubungin terlebih dahulu )
4. Tour guide bisa berbicara Bahasa Indonesia, inggris dan tentu italy
5. Free antar jemput ke bandara
6. Sudah termasuk mobil untuk 4-6 orang, jadi untuk keliling kota Italy tidak perlu naik kereta
7. Biaya sudah termasuk bensin, parkir dan hotel supir apabila keliling kota - kota di italy ( base tour guide di Roma )
8. Tour guide sekaligus menjadi supir, yang akan menemani ketempat - tempat wisata
Syarat & ketentuan :
• Makan Tour guide di Tanggung peserta
CP:
WA : +33771174763
Email : gratiaatanka@ymail.com
Post a Comment