Tuesday, December 31, 2013

A Trip to Eternal City - Rome and Vatican City

Ciao a Tutti.
Sono tornata.. hehehe. It's been so long ya saya tidak update blog ini, di tahun 2013 ini baru ada 2 postingan, benar-benar keterlaluan!! Oleh karena itu di penghujung tahun ini saya berusaha untuk mengnambah postingan paling tidak untuk menyelesaikan cerita pengalaman saya di Eropa, ya ya ya memang sudah 2 tahun yang lalu, tapi tidak ada salahnya dong, karena kalau ini sudah selesai sepertinya saya bisa move on menuliskan pengalaman lainnya.

Baiklah, mari kita menuju Roma, Ibukota negara Italia ini sudah pasti menjadi tujuan saya, maklum, karena baru pertama kali ke Eropa, saya menargetkan mengunjungi tempat-tempat yang mainstream dulu. Saya pun hanya punya waktu weekend saja ke sini dan sudah hampir mendekati hari terakhir saya di Eropa, jadi sudah tidak terlalu ambisius, attraction yang saya kunjungi juga memang yang 'turis banget' deh.



Singkatnya yang membuat saya impressed dengan Roma adalah bangunan-bangunan tua-nya, Roma dulu merupakan kota penting pada jaman kekaisaran Romawi, kota yang megah dan terdepan di bidang arsitekturnya dan hebatnya semua itu masih bisa kita nikmati sampai saat ini, sungguh strategi pariwisata yang hebat untuk mempertahankan bangunan-bangunan bersejarah di kota Roma seperti jaman dahulu. Roma berada di tengah Italia sehingga suhu cukup bersahabat di akhir bulan November.

Il Colosseo at night

Piazza and Basilica San Pietro

How to get there and accommodation

Karena masih tinggal di Siena untuk kelas bahasa Italia, saya berangkat ke Roma dari Siena menggunakan bus yang dapat ditempuh sekitar 4 jam perjalanan. Saya menggunakan bus sore sehingga sampai di Roma malam hari. Kalau dari Siena naik bus adalah alternatif termurah dengan harga EUR 44 untuk pulang pergi.
Saya menginap di Yellow Hostel simply karena harganya yang murah, karena saya menginap 2 malam, selain dari harga hostel ini juga lumayan dekat dan mudah dicapai dari metro stop dengan berjalan kaki. Kalau boleh jujur sih tempatnya tidak terlalu oke, tidak ada common room (hanya ada bar/pub yang remang-remang), tidak ada dapur, kamarnya agak dingin dan staf hostel tidak terlalu ramah, namun karena tujuan saya hanya untuk tidur saja itu tidak terlalu menjadi masalah buat saya (kecuali kamar dingin ya). Oh iya, di pub-nya kita bisa menyewa Ipad selama 1 jam dengan memberikan paspor kita sebagai jaminan, lumayan lah untuk saya yang saat itu jarang sekali melihat ipad. Hehehe.

Things to do and see

Day 1 (26 Nov 2011)

Agenda saya di Roma adaah mengunjungi semua tourist attraction yang mainstream dan membeli oleh-oleh bagi keluarga dan teman-teman di tanah air karena sudah mendekati akhir dari perjalanan saya. Karena sudah mendekati akhir, keuangan pun semakin menipis maka fokus saya adalah mengunjungi tempat-tempat yang gratisan saja, dan untungnya semua itu bisa saya wujudkan di Roma karena memang begitu banyak tempat gratisan yang bagus dan mudah terjangkau dengan berjalan kaki. Ternyata waktu 1 hari cukup juga untuk berkeliling di kota Roma.

Agenda pertama saya tentunya ke icon kota Roma yaitu Colosseum atau Colosseo bahasa Italia-nya. Sebuah bangunan kuno nan megah peninggalan masa kekaisaran Romawi. Colosseo merupakan sebuah bangunan berbentuk amphitheater besar yang pada masa lalu digunakan untuk menyaksikan duel para gladiator sampai titik darah penghabisan. Bangunan ini masih berdiri tegak walaupun di beberapa bagian sudah tidak sempurna lagi karena termakan usia. Untuk mencapai Colosseo saya naik metro menuju metro station "Colosseo" begitu keluar dari stasiun akan langsung terlihat bangunan Colosseum yang sudah kita kenal itu. Saya tidak masuk ke dalam Colosseum karena harus membayar EUR 12, ada diskon namun hanya unutk EU citizen yang berumur 25 tahun ke bawah yaitu menjadi EUR 7.5.

Metro station Colosseo

Me in front of Colosseum

Entrance Fee
Setelah mengambil foto Colosseum dan beberapa foto selfie saya bersama Colosseum, saya pun berjalan kaki menyusuri Roman Forum (Foro Romano) yang merupakan reruntuhan bangunan kuno yang pada masa kekaisaran romawi merupakan pusat kehidupan kota (ekonomi, politik, dll), kebanyakan dari bangunan tersebut sudah runtuh namun masih terlihat menarik. Sayang sekali saya tidak ikut tur jadi saya hanya bisa berjalan-jalan saja tanpa tahu nama-nama ataupun sejarah di balik bangunan tua tersebut. Namun untuk gratisan lumayan juga lho, kita hanya cukup berjalan di trotoar saja sudah bisa melihat Roman Forum.

Roman Forum

Roman Forum

Setelah berjalan kaki menyusuri Via dei Fori Imperiali sekitar 30 menit sampai lah saya di sebuah persimpangan jalan besar dimana ada sebuah bangunan megah berwarna putih yang bernama Il Vittoriano yang merupakan sebuah monumen yang dibangun untuk Raja pertama Victor Emmanuel dimana terdapat patung raja ini juga di tengahnya. Kita bisa masuk ke dalam Vittoriano tanpa dikenakan biaya, di dalamnya terdapat museum dimana kita dapat melihat sejarah unifikasi Italia di sini. Dari sini karena bangunannya agak tinggi kita juga bisa naik ke atas dan melihat pemandangan Roman Forum dari sini, walaupun tidak terlalu tinggi tapi lumayan lah.

Il Vittoriano
View from Il Vittoriano
View from Il Vittoriano
Saya lalu berjalan menyusuri jalan besar Via del Corso, berbekal peta Roma gratisan saya pun mencari atraksi selanjutnya yaitu Pantheon. Sebenarnya tanpa pakai peta juga bisa sampai, cukup dengan mengikuti arah keramaian orang-orang, pasti di tempat itu ada attractions. hehe. Setelah berbelok di jalan yang cukup kecil akhirnya sampai juga di Pantheon yang berada di Piazza della Rotonda. Pantheon merupakan sebuah bangunan kuno yang dibangun pada masa kaisar Marcus Agrippa sekitar tahun 126. Pada awalnya bangunan ini digunakan untuk sebagai temple untuk memuja dewa-dewa Romawi. Namun saat ini digunakan sebagai gereja katolik. Dari luar akan terlihat 8 pilar kuat sebagai penyangga bagunan ini. Masuk ke dalam ruangan berbentuk lingkaran dilengkapi sebuah dome di atas ruangan dimana ada lubang cahaya berbentuk lingkaran yang memungkinkan cahaya matahari masuk menerangi ruangan. Di dalamnya terdapat patung-patung Dewa Dewi Romawi. Bangunan ini cukup impresif dengan arsitektur yang unik. Satu hal yang menarik adalah tidak dipungut biaya untuk masuk ke dalam Pantheon.

In front of Pantheon
Inside the Pantheon
Inside the Pantheon
Selepas Pantheon hari sudah cukup siang dan saya memutuskan untuk makan siang di restoran di sekitar situ, saya membeli pasta dengan harga EUR 9. Harganya cukup reasonable untuk ukuran kota besar. Saya melanjutkan perjalanan ke Piazza Navona merupakan salah satu Piazza terkenal di Roma, tempatnya cukup luas dan biasa digunakan untuk berbagai pameran, banyak kafe-kafe dan restoran terbuka dan toko-toko kecil di sekitar piazza Navona. Di tengahnya ada air mancur (fontana) bernama Fontana dei quattro Fiumi (Fountain of the Four Rivers) yang indah. Piazza Navona ini cocok sekali untuk tempat berkumpul bersama dengan keluarga.

Lunch at Ristorante

Piazza Navona
Piazza Navona
Tujuan saya selanjutnya adalah ke icon kota Roma selanjutnya yaitu Fontana di Trevi. Fontana di Trevi ini memang Fountain yang paling cantik dari yang pernah saya lihat di Italia. Namun, bukan hanya kecantikan dan kemegahan saja yang menjadi daya tarik Fontana di Trevi, tapi lebih kepada mitos bahwa jika kita melempar koin ke dalam air mancur ini melalui bahu kita (kita membelakangi air mancurnya) maka kita akan dapat kembali lagi ke Roma. Sekitar EUR 3,000 setiap harinya dilempar ke dalam kolam ini. Fontana di Trevi di design oleh Nicola Salvi, sebuah bangunan bergaya baroque yang cantik, megah, dan spektakuler. Kolamnya pun selalu terjaga kebersihannya dengan air berwarna biru kehijauan. Karena letaknya di jalan kecil, ketika saya menuju ke sini, saya sudah tidak perlu peta lagi karena semua orang berbondong-bondong menuju ke sini, ramai luar biasa untuk sebuah air mancur ya. Dari kejauhan saya juga sudah bisa mendengar suara air mengalir yang membuat saya yakin saya mengarah ke tempat yang benar. Patung Neptunus besar menghiasi air mancur ini, air mancurnya, bangunannya, patung-patung, keramaian orang-orang di sekitar situ benar-benar membuat suasana di sini terasa luar biasa. Saya pun puas berfoto-foto dan tak lupa melemparkan koin (lewat bahu) ke dalam kolamnya. Fontana di Trevi ini sangat terkenal karena digunakan sebagai setting beberapa film populer, diantaranya adalah La Dolce Vita.

Fontana di Trevi
Throw your coin over your shoulder!
Masih ada satu tempat lagi yang saya kunjungi sebelum saya menutup perjalananan sehari saya di Roma. Tempat ini adalah tempat nongkrong dan bersantainya muda mudi di Roma, a place to see and to be seen begitu katanya, yaitu Spanish Steps di Piazza di Spagna. Spanish Steps seperti namanya, terdiri dari 135 anak tangga antara Piazza di Spagna di bawah dan Piazza Trinita dei Monti di atasnya sesuai dengan nama gereja yang ada di puncak tangga ini. Suasananya gak mirip dengan suasana di Sacre Coeur di Montmartre, Paris, dimana di sepanjang tangga dipenuhi orang-orang yang duduk santai menikmati sore hari. Salah satu tempat di Roma yang saya sukai.
Fountain under the Spanish steps

Spanish Steps
View from the top of Spanish steps


Selepas dari sini karena sudah sore saya pun mulai mencari oleh-oleh. Untuk belanja oleh-oleh dan cinderamata menurut saya di Roma adalah tempat yang tepat karena harganya yang lebih murah dibandingkan kota lain (Siena, Florence, dll), contohnya untuk kaos EUR 10 bisa mendapatkan 3 pcs, sedangkan di kota lain harga kaos dengan kualitas yang sama sekitar EUR 6-10. Selesai membeli oleh-oleh saya berjalan kaki menuju stasiun metro Colosseo untuk kembali ke hostel, lumayan bisa mendapatkan view Colosseo dan Foro Romano di malam hari. Selama seharian saya di Roma saya hanya naik metro dari hostel ke Colosseo dan sebaliknya, sisanya saya berjalan kaki.

Roman Forum at night

Day 2 (27 Nov 2011)

Agenda saya hari ini hanya satu yaitu Vatican city atau Citta del Vaticano. Vatican City merupakan sovereign state terkecil di dunia dengan jumlah penduduk kurang dari 1,000 jiwa saja. Dulu Vatican merupakan bagian dari Roma, menjadi independen sejakm 1929. Vatican merupakan headquarters dari Gereja Katolik Roma, merupakan pusat dari Gereja Katolik di seluruh dunia, merupakan kota suci bagu umat Katolik. Saya merasa sedikit tidak enak hati pada saat itu karena sebagai seorang muslim saya sudah berkunjung ke Vatican namun belum pernah ke Mekah atau Madinah. Ada 2 objek menarik di Vatican yaitu Museum Vatican (Museo del Vaticano) dan Gereja St. Peter (Basilica di San Pietro), tempat-tempat ini juga pernah dijadikan setting film Angel dan Demon.

Betapa beruntungnya saya karena hari itu adalah hari minggu terakhir di bulan November yang artinya gratis masuk ke dalam museum Vatican, oh yeah!! Kalau bayar sekitar EUR 15, jadi ini benar-benar sebuah penghematan. Karena informasi mengenai gratisan ini sudah menjadi rahasia publik tentulah semua orang ingin memanfaatkannya, sehingga para pengunjung sangat ramai berdatangan. Malam sebelumnya salah satu teman sekamar saya yang berasal dari Cina juga berencana mengunjungi Muesum Vatican, dan dia berencana untuk jalan jam 6 pagi supaya masih sepi dan tidak antri, waktu dia bilang begitu dalam hati saya bilang "ah, lebay nih orang". Saya pun yang bukan morning person, plus saat sedang liburan, tak kuasa bangun sepagi itu, waktu saya baru bangun sekitar jam 7an bener loh teman saya itu sudah tidak ada, sangat berdedikasi! Setelah sarapan saya pun menggunakan metro menuju stasiun Cipro. Saya tiba di sana sekitar pukul 9 kurang dan ternyata oh ternyata antrian masuk sudah mengular lebih dari 1 km, hahaha, namun apa daya beginilah konsekuensi dari bangun siang. Saya pun sabar menanti, namanya juga gratisan, as long as antriannya jalan sih gak masalah. Setelah sekitar 1 jam lebih antri, akhirnya saya pun dapat masuk ke dalam museum Vatican, 1 jam tidaklah terlalu buruk untuk gratis masuk ke museum yang luar biasa ini. Kalau mau agak sepi mungkin bisa datang agak siangan, namun ya waktu berkunjung juga lebih terbatas, karena museum ini hanya buka sampai jam 4 sore. Jam operasi museum ini adalah jam 9 pagi - 4 sore, jadi sebenernya sih kalaupun kita datang pagi, misalnya jam 7 sudah sampai, sama saja tetap harus menunggu sampai museumnya buka. Hehehe.

The queue for the museum
Akhirnya sampai juga :D
Di dalam Museum Vatican terdapat berbagai karya seni mulai dari patung, lukisan, dan lainnya kebanyakan dari jaman Renaissans, walaupun banyak juga koleksi lainnya. Ada banyak ruangan di dalam museum ini, dan sebagai pengunjung kita dapat mengikuti petunjuk arah yang ada supaya alurnya lebih oke, karena ruangan terakhir adalah Sistine Chapel yang merupakan main highlight dari Museum Vatican. Sistine Chapel terkenal akan fresco Last Judgement karya Michelangelo di langit-langitnya. Sistine Chapel ini merupakan kediaman resmi dari Paus dan tempat dilaksanakannya aktifitas-aktifitas ke-Paus-an seperti contohnya pemilihan Paus. Secara umum kita bisa mengambil gambar/foto di hampir semua ruangan di dalam Museum, kecuali di Sistine Chapel, dan penjagaannya lumayan ketat, mereka sudah menghire para pengawas yang jangkung-jangkung untuk mengawasi para pengunjung yang bandel mengambil foto, ehm, dengan tidak bangga saya mengaku saya juga termasuk diantaranya, hanya 1 foto saja setelah itu langsung ditegur dan saya pun langsung menyimpan kamera saya. Selain Sistine Chapel, hal menarik satu lagi di Museum Vatican adalah tangga spiral yang akan kita lalui saat akan keluar dari Museum Vatican, tangganya melingkar dan sangat indah, jadi tidak heran banyak orang yang mengabadikan fotonya. Selain dua hal tersebut saya juga amat terkesan dengan fresco yang ada di langit-langit sepanjang hall sebelum menuju Sistine Chapel, sangat memukau dan membuat leher pegal karena harus terus-menerus mendangak ke atas. Saya menghabiskan hampir 2 jam di dalam museum ini.

Inside the Museum
Egyptian Collection
Magnificent Fresco at Vatican Museum
Magnificent Fresco at Vatican Museum
Magnificent Fresco at Vatican Museum
at Sistine Chapel

The famous spiral staircase

Selesai mengunjungi Museum Vatican saya pun menuju piazza di San Pietro, halaman depan dari basilica san Pietro yang terkenal itu, Piazza ini begitu unik dan legendaris dengan tugu Obelisk di tengahnya. Saya pun lalu mengantri untuk masuk ke dalam gereja, tidak dikenakan biaya untuk masuk ke dalam, namun antriannya tidak terlalu panjang kok.

Piazza San Pietro
Basilica San Pietro
Dalam gerejanya indah sekali, di sini terdapat lukisan, patung, dan langit-langitnya penuh dengan fresco yang bagus-bagus. Yang terkenal adalah Pieta karya Michelangelo, sebuah patung Bunda Maria sedang memangku Yesus, salah satu mahakarya dari sang seniman. Patung ini dilindungi kaca anti peluru dan untuk mengenalinya gampang karena pasti sudah banyak orang yang berkerumun, jadi kita harus agak mengantri untuk melihatnya. Gereja San Pietro, interiornya menurut saya salah satu yang terbaik dari berbagai gereja lain yang saya kunjungi di Eropa, designnya indah dan penuh dengan karya seni yang mempesona.


Pieta by Michelangelo
The Altar
Inside Basilica San Pietro
Inside Basilica San Pietro
Selfie dulu inside the church


Swiss Guard with their distinguished uniform



Budget and other tips

*) Karena hampir semua yang penting di Roma bisa dicapai dengan berjalan kaki sebaiknya tidak perlu membeli tiket transport harian.
*) Berjalan kaki lah selama di Roma dan Vatican, selain menghemat, badan sehat, sekaligus bisa menurunkan berat badan, hehe
*) Banyak sekali tempat bagus yang gratis di Roma, hampir semua tempat menarik itu gratis (fontana di trevi, pantheon, dll)
*) Roma tempat yang tepat untuk membeli cinderamata dan oleh-oleh dibanding kota lain di Italia, karena harganya cenderung lebih murah
*) Pelajarilah sedikit-sedikit bahasa Italia, karena cukup berguna untuk menawar saat berbelanja (it worked for me!!)
*) Kunjungi Vatican Museum pada last Sunday of the month.

Actual expense

Accommodation (2 malam): 22 EUR
Inter city transport: 9 EUR
Meal: 22.3 EUR
TOTAL: 53.3 EUR

Total pengeluaran 2 hari saya ini termasuk murah karena di Roma dan Vatican saya tidak mengeluarkan dana sama sekali untuk tempat wisata, semua gratis, hostel pun murah, jadi hanya metro saja dan makan. Untuk makan saya memang tidak terlalu mengirit untuk makan siang, saya makan di restoran yang lumayan, tapi tak apa karena sudah banyak gratisan, saya cukup beruntung bisa masuk ke museum Vatican gratis.

Sekian dulu yaa, dengan ini hanya tersisa satu postingan dari rangkaian cerita perjalanan saya di Eropa tahun 2011, kota Siena, salah satu hidden gem di Italia, stay tuned untuk cerita tentang Siena :)

No comments: