Friday, December 29, 2017

Siena: La mia citta preferita

Finalmente! The last post for my eurotrip in 2011.. yang baru akan dipublish 6 tahun kemudian, hehehe. Ini pun saya bisa lanjutkan menulis karena sudah pernah ada draft yang saya buat sebelumnya jadi sayang juga kalau tidak saya lanjutkan, walaupun tentunya saya sudah lupa-lupa ingat pengalaman saya di sana, semoga saya bisa merefresh kenangan saya dengan melihat foto-foto yang ada. Kali ini saya akan bercerita tentang sebuah kota di Italia yang bernama Siena. Kota ini begitu spesial di hati saya sampai-sampai saya berencana untuk memberikan nama Siena kalau saya punya anak perempuan, eh ternyata saya sudah keduluan oleh Marshanda yang memberikan nama anaknya Sienna, agak beda sedikit di spellingnya sih, jadi masih bisa dipakai juga, hehe.


Siena menjadi kota yang paling lama saya tinggali selama perjalan saya di Eropa, hal ini karena saya mengambil kursus bahasa Italia selama 1 bulan di Universita per Stranieri di Siena (University for Foreigner). Di Italia ada 2 universita per straniery yang terkenal yaitu di Siena dan di Perugia. Saya memilih Siena karena ada teman les di Jakarta yang sudah pernah kursus di sini (dengan beasiswa, kalau saya bayar sendiri) selain itu Siena ini ada di region Toscana dan termasuk kota medieval yang masih otentik dan kotanya pun tidak terlalu besar. Di universitas ini, karena khusus untuk foreigner, maka kebanyakan jurusan di sini adalah bahasa Italia dan kebudayaan Italia. Karena sudah pernah mengambil kursus sebelumnya di Indonesia untuk level A1 dan A2, di sana melanjutkan untuk tingkat B1. Tapi jangan salah, sebelum mulai kelas, ada placement test dahulu untuk menentukan kita masuk level mana, berdasarkan placement test saya ternyata masuk di level B1, not bad lah, berarti tidak mengulang lagi dari awal.

Piazza Del Campo


Tinggal sebulan di Italia untuk mengambil kursus bahasa merupakan pengalaman yang menarik untuk saya, karena so far saya belum pernah tinnggal menetap di luar negeri baik untuk bekerja ataupun bersekolah, walaupun hanya sebulan, lumayan untuk merasakan pengalaman tinggal sendiri di negeri asing dan menjalani kehidupan sebagai student. 

How to get there and accomodation

Untuk akomodasi saya sudah booking sebelum saya berangkat ke Eropa, saya tinggal di student resdidence/asrama untuk siswa dengan harga EUR 230 untuk 1 bulan, yang harus saya bayar lunas di awal. Harga ini cukup murah jika dibandingkan dengan menginap di hostel, kalau dirata-rata semalamnya sekitar EUR 7.6. Student residence ini hanya diperuntukkan untuk mahasiswa saja. Saya tidak melakukan survey sebelumnya untuk mengetahui dimana lokasinya karena harganya murah, lagipula Siena termasuk kota kecil jadi seharusnya masih dalam range yang reasonable untuk bisa ke kampus. Ketika sampai Siena saya turun di bus stop dekat stasiun, saya tidak tahu dimana residence itu, jauh atau dekat, maka sayapun memfoto peta yang ada di tourist information centre. Tourist information hari tutup karena hari libur. Saya membaca sebelumnya kalau kita bisa naik bus untuk menuju ke city center maka saya pun naik bus sampai piazza Gramsci, lalu bertanya pada seorang mbak-mbak dimana kah via delle sperandie yang merupakan nama jalan dimana residence berada, lalu dia mengatakan bahwa di dalam city centre tidak ada kendaraan ataupun bus dan satu-satunya cara untuk menuju ke sana adalah dengan berjalan kaki. Later on saya baru tahu memang kendaraan bermotor dilarang di dalam city centre untuk melindungi keotentikan kota tua, kendaraan umum seperti mobil polisi, ambulance, mobil sampah, dan lainnya masih bisa masuk. Dengan berbekal peta yang ada pada kamera saya, saya pun berjalan kaki dengan membawa backpack tentunga. Saya harus beberapa kali beristirahat mengingat backpack saya yang berat, setelah berjalan sekitar 30 menit akhirnya saya sampai juga di tempat tinggal saya. Asramanya cukup nyaman, saya 1 kamar dengan seorang gadis asal Bolivia bernama Ximena. Waktu pertama kali mendengar Bolivia, saya langsung befikir sebuah negara yang ada di benua Afrika, hehehe, eh ternyata Bolivia ini termasuk Amerika Latin. Di dalam asrama terdapat fasilitas dapur bersama dan juga mesin cuci, so far sih saya belum pernah memanfaatkan memasak di dapur, hehe. Kalau untuk mencuci hanya ada mesin cuci saja tapi tidak ada pengering, jadi saya harus menjemur pakaian saya di luar, dan tentunya pakaian pun lama keringnya karena sudah hampir memasuki musim dingin. Herannya saya tidak melihat ada jemuran lain yang dijemur di jemuran luar, lalu bagaimanakah cara orang-orang di sini mengeringkan bajunya ya? Di sini juga kita bisa berlangganan wifi dengan membayar EUR 10 berlaku untuk 1 bulan.

Saya dan Ximena

Kamar di Residenza

Toilet di Residenza


Kamar di Residenza


Random Experiences

Impression saya terhadap Siena, Siena merupakan kota kecil yang unik, sebagai medieval city, semua bangunan-bangunan di kota ini seperti tidak berubah sejak ribuan tahun lalu, konsisten dimana semua dindingnya berwarna coklat oranye, menjadikan berkeliling di kota Siena ini memberikan sensasi tersendiri. Satu keunikan Siena dibandingkan dengan kota lain adalah alun-alun kotanya yaitu Piazza del Campo yang unik berbeda dengan piazza lainya karena berbentuk seperti shell/kerang dan permukaannya pun tidak rata. Enaknya ada piazza adalah, piazza ini bisa dijadikan meeting point yang gampang untuk ketemuan karena memang letaknya ada di pusat kota, selain itu kalau kamu bosan atau mati gaya di kota ini, kamu cukup berjalan kaki saja lalu duduk santai di tengah atau di pinggir piazza, bisa sambil bengong, membaca buku, browsing, atau hanya people watching saja. Di piazza del campo ini ada beberapa attraction yang menarik, terdapat air mancur/fountain yaitu Fonte Gaia, tidak semegah fontana di trevi di kota Roma, tapi cukup memberikan kesegaran di Piazza.
Ada 2 bangunan menarik yang ada di Piazza del Campo yaitu Palazzo Pubblico dan  Torre del Mangia. Palazzo Pubblico ini merupakan balai kota sedangkan Torre del Mangia (Torre artinya menara dalam bahasa Italia) adalah sebuah menara setinggi 88m. Kita bisa naik ke atas menara ini dengan melalui 400 anak tangga untuk sampai di atas dan melihat pemandangan kota Siena yang indah. Untuk bisa masuk ke dalam menara ini kita harus membayar EUR 8, tapi karena mengingat saya menghabiskan waktu yang cukup lama di Siena, sepertinya ini wajib saya coba.


Piazza Del Campo

Piazza Del Campo

Palazzo Pubblico
Fonte Gaia
Palazzo Pubblico

Untuk menuju ke kampus saya harus menempuh perjalanan berjalan kaki selama 40 menit jika jalan agak cepat dan sekitar 50 menit kalau berjalan santai, dengan medan yang menanjak dan menurun ini membuat saya jadi berolah raga setiap hari, dan satu-satunya cara memang jalan kaki karena tidak ada transportasi umum di dalam city center dan kalau naik sepeda juga sulit ya dengan medan yang naik turun ini. Namun berjalan kaki di sini cukup menyenangkan karena kekunoan kota ini yang masih well-preserved dan jalanan cobblestone menjadikan pemandangan yang cantik di setiap sudut kota. Untuk mencapai kampus sebenarnya bisa naik bus sedikit (walaupun saya seringnya jalan kaki), karena letak kampus ada di luar city center dekat dengan stasiun kereta. Satu hal yang tidak pernah saya lakukan di tanah air tapi harus dilakukan di sini adalah, mengecek berapa suhu untuk hari itu untuk menentukan baju apa yang akan saya pakai, jika suhu tidak terlalu dingin, bisa memakai baju yang agak tipis, tapi kalau dingin harus double-double dan memakai coat yang lebih tebal.
Selama saya di Siena, jarang sekali saya berkeringat ketika berjalan kaki, biasanya saya akan berkeringat jika jalannya buru-buru karena mengejar waktu supaya tidak terlambat.












Selama di Siena saya cukup sering mendatangi satu restoran makanan china di sini yang bernama La Rosa. Kebetulan di kelas kebanyakan dari mahasiswa berasal dari China jadi saya biasa makan siang bersama dengan mereka selepas dari kelas. Untuk saya sendiri, saya cukup senang karena rasa masakan yang familiar dan pilihan menunya pun banyak, namun setelah saya fikir-fikir sekarang untuk halal atau tidaknya sih saya tidak tahu ya, hehe, karena di sana for sure juga menjual menu babi. So far setiap saya pesan selalu no pork dan membaca doa sebelum makan, hehe. Harga makanan di sini juga relatif murah dan lebih memuaskan porsinya dibandingkan di restoran Italia. Selain di restoran ini biasanya saya juga suka membeli pizza ataupun pasta, varian pizza yang bisa saya beli hanyalah margherita, marinara, mushroom ataupun tuna pizza, untuk spaghetti juga biasanya yang tanpa lauk, jadi hanya carbo saja, hehe. Harga pizza berkisar dari EUR 1.5-3. Selain itu jajanan yang wajib untuk dibeli di sini adalah ice cream atau gelato, salah satu kedai gelato yang terkenal yaitu Grom yang baru beberapa tahun kemudian ada di Indonesia. Selain saya juga pernah diajak oleh Ximena ke kedai teh yang bernama Tea Room Porta Giustizia dengan tempat yang cozy, biar di Italia ini identik dengan kopi, ternyata ada juga kedai teh.

Tempat makan favorit
Porta Giustizia
Selain dari Piazza del campo, torre del mangia, beberapa attractions yang menarik diantaranya Il Duomo yang merupakan gereja utama di Siena. Keunikan bangunan Duomo di Siena ini adalah bangunan dalamnya yang bergaris-garis biru tua dan putih. Saya juga sempat mengunjungi beberapa attractions yang menarik lainnya di Siena seperti Museum (Museo dell'opera), Santa Maria della Scala, dan San Domenico. Untuk tiket masuknya karena saya akan lama di situ saya membeli tiket masuk terusan seharga EUR10 yang bisa digunakan di 6 attractions termasuk diantaranya Duomo, Museo Dell'opera, dan lain-lain. Karena mati gaya suatu hari saya pun memutuskan untuk menonton film di bioskop di sini, film yang saya tonton waktu itu adalah Twilight Breaking Dawn part 1. Ada alasan khusus kenapa saya bela-belain nonton film ini yaitu karena somehow sejak Twilight yang pertama sampai yang ke 3 saya selalu menontonnya di bioskop, kebetulan karena saya sedang di Italia, ini adalah kesempatan saya untuk menontonnya di bioskop karena kalau menunggu sampai saya kembali ke Indonesia kemungkinan besar sudah habis filmnya. Selain itu lumayan itung-itung pengalaman menonton film di bioskop di Italia. Hal unik yang saya rasakan ketika menonton di sini adalah yang pertama, filmnya di dubbing pakai bahasa Italia, benar-benar segitunya mereka tidak mau belajar bahasa Inggris ya sampai film saja harus didubbing, untung saja saya sudah belajar bahasa Italia jadi cukup bisa mengerti filmnya. Hal unik kedua adalah ada istirahat selama 10-15 menit di tengah-tengah jalannya film, seperti nonton pertunjukkan opera saja pakai ada intermission segala, waktu istrirahat itu bisa kita gunakan untuk pergi ke toilet. Biaya menonton di sini adalah EUR 5 kalau pakai kurs tahun 2011 sih sekitar IDR 60 ribu ya masih sama dengan harga menonton di sini sekarang, hehe.



Duomo

Duomo

Duomo

Duomo tampak luar
Duomo
Nonton Bioskop
Hal lain yang bisa saya share adalah saya cukup sering berbelanja ke supermarket untuk membeli kebutuhan hidup. Saya biasa berbelanja di supermarket bernama Coop, bagi saya pergi ke supermarket di luar negeri itu memberikan pengalaman dan kenikmatan tersendiri even hanya dengan melihat-lihat saja karena banyak sekali barang-barang atau makanan-makanan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Sekedar tips dari saya jika berbelanja di Italia coba cari yang ada tulisan "offerta" itu biasanya barang-barang yangsedang promosi, selain itu cobalah membeli barang dengan merk dari supermarket itu sendiri karena biasanya inilah yang termurah dibandingkan merk lainnya tapi menurut saya kualitasnya juga oke punya dan barangnya lumayan lengkap juga. Berbelanja sebenarnya agak PR juga karena letak Coop ini agak di luar dari city centre sehingga saya harus berjalan sekitar 30-40 menit dari Coop ke asrama dengan membawa tentengan yang cukup berat. Mungkin ini juga yang berkontribusi terhadap penurunan berat badan saya.

Satu hal menarik yang saya perhatikan di sini adalah, untuk naik bus di dalam kota, kita bisa membeli tiket terusan misalnya 10 tiket yang bisa digunakan 10 kali perjalanan. Sistem pembayarannya adalah ketika kita masuk kita harus validate tiket kita di mesin yang ada di dalam bus untuk menandakan bahwa tiket kita sudah dipakai sekali. Namun prinsip pembayaran di sini berdasarkan kejujuran, karena tidak ada kondektur yang akan mengecek apakah kita benar-benar memvalidate tiketnya atau tidak. In this case kalau tidak saya validate sama saja dengan saya gratis naik bus, hehe.. Jujur saja saya juga pernah melakukan hal yang sama, tapi tidak setiap hari loh ya, ada jugak ok yang bayar. Sampai suatu hari ternyata ada pemeriksaan tapi kebetulan saya waktu itu sudah validate tiket saya jadi tidak masalah. Saya pun baru aware ada pemeriksaan ketika tiba-tiba saja di dalam bus yang penuh ketika berhenti banyak orang yang langsung turun dari bus, nah dugaan saya sih orang-orang ini adalah orang-orang yang belum memvalidate tiket mereka, karena kalau sampai diperiksa dan ketahuan makan akan dikenakan denda yang lumayan besar untuk mereka. Oalah, saya fikir orang-orang di sini jujur, ternyata tidak juga, berarti sistim pembayaran dengan prinsip kejujuran ini ternyata tidak terlalu efektif juga ya.

Ada hal menarik lainnya dari kota Siena sebenarnya adalah perlombaan balap kuda yang dikenal dengan sebutan Il Palio. Ini merupakan event besar tahunan yang terjadi di musim panas setiap tahunnya. Terdapat 2 kali perlombaan yaitu pada tanggal 2 Juli dan 16 Agustus. Perlombaan ini diikuti oleh perwakilan dari setiap contrada yang ada di kota Siena, contrada ini mungkin semacam kelurahan kali ya. Perlombaan kuda diadakan di Piazza Del Campo yang biasanya akan ramai sekali dengan pengunjung karena event ini merupakan daya tarik juga bagi wisatawan. Oh iya one last thing, kalau kamu ingin melihat bagaimana keindahan kota Siena, kamu bisa menonton film berjudul Letters to Juliet yang dibintangi oleh Amanda Seyfried.

Contrade di Siena

Actual expense

Accommodation (1 month): EUR 230
Inter city transport: EUR 12
Meal: EUR 124.8
Sightseeing (all attractions in Siena): EUR 29.5
Supplies: EUR 64.4
Pulsa: EUR 5
TOTAL: EUR 465.7

Total biaya yang cukup murah untuk ukuran tinggal sebulan ya, dimana setengahnya sudah diambil untuk akomodasi. Namun, harap diingat juga selama sebulan saya di Siena, hampir setiap weekend saya selalu pergi ke luar kota-kota lain di Italia.

Sekian sedikit sharing saya untuk kota Siena, mohon maaf kalau tulisannya alakadarnya saja mengingat ini kejadiannya sudah 6 tahun yang lalu, when I was still twenty-something. But I feel like I have to finish what I have started mengingat Siena ini postingan terakhir yang akan saya tulis untuk perjalanan saya ke Eropa jadi semacam closure gitu. Baiklah, terima kasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca!

7 comments:

kinghorsetoto said...

Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.

togelindopools said...

Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???

Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...

republiktoto said...

Menarik sekali, perlu saya coba ini..
kebetulan lagi cara tentang hal ini.

togelgalaxy said...

Kabar Baik Untuk Para pencinta Game
Karena di Bulan januari ini Sudah keluar Game RPG Online Terpopuler Se-Asia
Penasarankan Game nya Seperti apa???
Kalian bisa dilihat game nya dari link di bawah yaaa

fun88login said...

artikelnya sangat bagus, terima kasih telah membagi informasi tersebut

totojitu said...

Yah begitulah, backlink dari google ini memang perlu untuk kita kejar dan kita dapatkan

Jahidur Rahman Sany said...

Great Post Dear. How often do you ever consider your companions before dozing? Even better, how often do you ever consider sending a speedy book wishing them goodbye? On the off chance that you are prone to do this, at that point the world needs more individuals like you. On the off chance that you haven't, it doesn't make you an awful individual.
You Can Get Here "Good Night Message" for Friends and "Sweet Dreams Quotes" , good night wishes, good night love quotes, good night quotes for her, Good Night Message, good night message for friends, sweet dreams quotes, funny good night messages for friends wishing good night love quotes,
Good Night Message
Thanks