Halo para pembaca, kali
ini masih tentang Turki ya, nah di part 2 ini saya akan berbagi mengenai
tempat-tempat menarik yang bisa kamu kunjungi di Istanbul. Sebenarnya sih untuk
tahu rekomendasi attractions di Turki, bisa dengan mudah kamu dapatkan dengan
googling saja, namun, saya selalu berprinsip my favorite travel reference
adalah dari teman-teman saya yang sudah pernah ke sana sebelumnya, karena lebih
terpercaya, jadi kalau kamu menganggap saya teman, tentunya kamu akan tetap
membaca entry ini walaupun mungkin isinya tidak jauh berbeda dengan apa yang
kamu temukan di website travel atau blog orang lain.
I’m a fan of list, jadi
pake list saja yaa, tidak ada maksud tertentu dalam urutannya ya
1. Blue Mosque
Blue Mosque atau Sultanahmet Mosque atau
Sultanahmet Camii (C di baca J di Turki), saya masih penasaran apakah mereka
menyebut Coca Cola dengan Joja Jola, haha, ga penting. Selama 5 hari di
Istanbul saya beberapa kali mengunjungi Blue Mosque untuk tujuan menjalankan
ibadah Sholat. Suatu waktu saya mengikuti sholat Maghrib berjamaah, awalnya gak
niat sih, hanya karena saya sholat ashar-nya udah mepet waktu mahghrib. Ternyata
kalau pas Maghrib, untuk wanita tempat sholatnya adalah di lantai 2, dan pintu menuju
lantai 2 ini baru dibuka ketika sholat maghrib berjamaah akan dilakukan. Saya
selalu senang mengunjungi Mesjid ketika traveling dan sholat di sana, baik itu
di Negara muslim atau bukan, mungkin karena waktu ke Eropa dulu saya lebih
sering main ke gereja dibandingkan ke Masjid jadi ada sedikit perasaan
bersalah, hehehe. Kemegahan dan kecantikan Blue Mosque memang sudah tidak
diragukan lagi, jadi tak perlu lah ya saya mendeskripsikan lebih lanjut. Supaya
lebih informatif, saya tambahkan info-info berikut deh ya.
- Entrance Fee: Free
- Operation hour: 24/7 namun jika masuk waktu
sholat masjid tertutup untuk umum, hanya boleh dikunjungi muslim yang akan
menjalankan ibadah sholat sekitar 30 menit.
- http://www.bluemosque.co/
|
Blue Mosque |
|
Inside Blue Mosque during prayer time |
|
Blue Mosque at dusk |
2. Aya Sofya
Aya Sofya atau Hagia Sophia merupakan sebuah bangunan yang
memiliki sejarah panjang lebih dari seribu tahun yang lalu, pada awalnya
bangunan ini adalah gereja Katolik Romawi kuno, lalu pada tahun 1453 setelah
Istanbul dikuasai oleh Ottoman Empire, bangunan ini diconvert menjadi Masjid,
namun uniknya simbol-simbol agama katolik masih ada terpampang nyata di sini,
jadi walaupun sudah dirubah fungsi menjadi masjid, simbol-simbol agama lain
tetap dipertahankan yang mana menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama
yang tinggi (eh tapi mungkin gak tinggi-tinggi amat kali ya, secara benar-benar
dirubah fungsinya bukan 50-50, haha analisa asal-asalan aja). Pada tahun 1935,
saat berakhirnya kekaisaran Ottoman, Turki memulai modernisasi dan
sekularisasinya, oleh sebab itu Aya Sofya pun kembali berganti fungsi menjadi
Museum yang mungkin menjadi solusi yang tepat bagi semua pihak. Mengunjungi
bangunan bersejarah memang selalu memberikan sensasi tersendiri untuk saya,
apalagi sebelum ke sini, saya sudah menyempatkan diri membaca sedikit mengenai
sejarah Istanbul atau Konstantinopel ini. Di dalam Aya Sofya banyak terdapat mosaic
artistic yang menceritakan berbagai kisah keagamaan, dan ada beberapa pilar
super besar di dalamnya, terdapat pula beberapa lempengan koin hijau raksasa yang
bertuliskan kaligrafi Allah, Nabi Muhammad SAW, dan empat khalifah Rasulullah
SAW. Bagian yang paling impresif adalah dome/kubah yang ada di tengahnya dengan
diameter sekitar 31m dan tinggi sekitar 55m yang berhiaskan kaligrafi surat
An-Nur
Kami datang ke sana agak pagi tapi karena weekend, tetap saja kami
harus sedikit antre untuk membeli tiket. Saya sempat terpisah dari 2 travelmate
saya karena mereka sibuk melakukan video selfie, karena kelamaan saya
jalan-jalan sendiri saja daripada bengong hanya menunggu, alhasil saya jalan
saja mengexplore museum ini sendirian, setelah selesai baru deh saya berusaha
mencari mereka, karena tidak kunjung ketemu juga, akhirnya saya memutuskan
untuk keluar saja dan menunggu mereka di luar dimana saya bisa melihat pintu
keluar, saya pun sempat mengurim sms untuk memberi tahu mereka dimana saya
berada, kira-kira sekitar 10 menitan saya menunggu akhirnya ketemu juga.
|
Inside Aya Sofya - symbols from 2 religions |
|
Inside Aya Sofya |
|
Aya Sofya at night |
|
Inside Aya Sofya |
|
Sultanahmet Garden |
3. Gulhane Park
Saya menemukan taman cantik nan asri ini secara
tidak sengaja, waktu itu di pagi hari ke-2 saya di Istanbul, saya
berjalan-jalan sendiri karena kedua travelmate saya belum datang. Niat awal mau
ke Topkapi palace, namun ketika berjalan dari arah hostel, ketemu Gulhane Park
ini maka saya langsung tertarik untuk melihat-lihat. Gulhane Park merupakan
taman terluas dan tertua di Istanbul. Gulhane Park ini ternyata dulunya
merupakan dari taman untuk Topkapi Palace, jadi taman ini sudah ada dari jaman
dulu banget, namun tentunya sudah mengalami restorasi sehingga tetap cantik dan
menawan. Saya memang penggemar piazza/square dan taman kota, jika memungkinkan
saya selalu mengalokasikan waktu untuk berjalan-jalan satai menikmati suasana
taman kota. Untuk berjalan-jalan sudah ada path utama yang lumayan lebar dimana
kamu bisa mengikuti jalan ini, jalannya kadang naik kadang turun dan kadang
berbelok juga, di sepanjang jalan utama ini terdapat bangku-bangku taman di
pinggirnya dimana kita bisa duduk-duduk santai dan ada pohon-pohon besar juga
di sepanjang jalan sehingga bisa dipastikan suasananya sangat adem dan sangat
kondusif untuk jalan santai, saya pun menobatkan Gulhane Park sebagai salah
satu spot romantic di kota Istanbul. Selain
path utama ini di dalamnya terdapat juga beberapa path lain jika kita ingin
mengeksplore lebih dalam lagi.
Selain pohon-pohon besar ada juga berbagai
tanaman bunga-bungaan yang cantik di sini, walaupun tulipnya sudah tidak ada
sih. FYI, bunga tulip itu aslinya
berasal dari Negara Turki, jadi orang-orang Belanda yang membawa bunga tulip
ini ke negaranya untuk dikembangkan dan Belanda pun tampaknya lebih jago dalam
hal marketing sehingga dapat memasarkan bunga tulip ini dengan baik bahkan
membuatnya identic dengan Negara kincir angin ini. Kembali ke bunga ya, sayang
sekali waktu itu saya belum melihat video Syahrini di Itali, jadinya saya tidak
kepikiran untuk membuat video tandingan, hahaha.
|
Gulhane Park |
|
Gulhane Park |
4. Basilica Cistern
Sejujurnya karena agak dadakan, trip saya ke
Turki ini memang agak sedikit kurang riset, kunjungan saya ke tempat ini pun karena
rekomendasi dari si Mehmet (masih ingat dong siapa dia dari cerita part 1).
Basilica Cistern ini letaknya ada di bawah tanah, dan dari luar tempatnya
terlihat bangunan kecil saja karena sebagian besar memang adanya underground.
Jadi, tempat ini sudah ada dari jaman romawi kuno dulu dan fungsinya adalah
sebagai penyimpanan dan penyaringan air, dan masih digunakan sampai masa Ottoman
dan juga sekarang. Dengar-dengar akustik di tempat ini sangat bagus oleh sebab
itu kadang-kadang diadakan pertunjukan music di sini. Begitu masuk kamu akan
turun ke bawah melaui beberapa anak tangga, suasana mistis pun langsung terasa
apalagi dengan lampu yang temaram dan hawa dingin yang menyergap. Saya menyewa
audio guide untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai tempat ini,
sebenarnya sih bisa browsing aja ya.
Di tempat ini kamu akan melihat beberapa
kolam-kolam air dan terdapat pilar-pilar besar disekelilingnya, kamu bisa
berjalan saja mengukuti arus manusia yang ada di situ. Yang menarik di sini
menurut saya adalah adanya patung kepala medusa (wanita berambut ular) yang
diletakkan terbalik di bagian dalam tempat ini, menarik karena saya baru
mengetahui kisah medusa karena datang ke sini, saya lupa apakah saya dengar
dari audio guide atau menguping tour guide ya, hehe. Jadi ternyata medusa ini
bukan seorang penjahat melainkan dia adalah seorang korban, jadi ceritanya
ternyata dulu dia seorang wanita cantik yang akibat kecemburuan Athena dikutuk
menjadi wanita berambut ular dan barang siapa yang memandang matanya akan
menjadi batu, sedih ya ceritanya. Jadi kepala medusa ini diletakkan terbalik
konon untuk menghilangkan kekuatan gaibnya. Oh iya, di tempat ini juga terdapat
studio foto kecil dimana kamu bisa berfoto menggunakan kostum Sultan dan
Sultana Turki, tarifnya sekitar 20 TL kalau tidak salah.
- Entrance Fee: 10 TL plus 5 TL untuk audio guide
(optional)
- Operation hour: All day from 9am – 5.30pm
- http://yerebatan.com/
|
Basilica Cistern |
|
Medusa Head |
5. Dolmabahce Palace
Satu lagi tempat yang direkomendasikan Mehmet adalah Dolmabahce
Palace. Sebuah Istana mewah dan megah yang menjadi tempat tinggal dari 6 sultan
dan keluarganya sejak tahun 1856, sebelumnya para Sultan ini tinggal di Topkapi
Palace yang sangat sederhana jika dibandingkan dengan Dolmabahce. Untuk masuk
ke dalam Palace ini kamu harus join guided tour-nya bersama sekitar 30-50 orang
lainnya dengan dipandu oleh satu tour guide yang berbahasa Inggris. Kita tidak
diperbolehkan mengambil foto di dalam palace-nya dan tour guide sudah
mewanti-wanti dari awal karena walaupun mewah, istana ini banyak terbuat dari ornament
kayu sehingga untuk menjaga kelestariannya jumlah pengunjung per hari pun
dibatasi dan tidak boleh mengambil foto. Saya pun patuh saja pada peraturan ini
karena alasannya pun makes sense, eh tapi malah saya lihat beberapa bule masih
saja tetap usaha memgambil foto, samai si guide harus menegur dengan agak
keras. Ah, jadi bangga sama diri sendiri, sebagai orang Asia saya masih lebih
civilized dari pada bule-bule itu. Hahaha.
Salah satu hal penting mengenai Palace ini adalah, Mustafa Kemal
Atarurk, penemu dan presdiden pertama Republik Turki menggunakan tempat ini
sebagai tempat tinggal kepresidenan saat musim panas, beliau pun meninggal di
salah satu kamar di Palance ini pada tahun 1938. Satu hal lain yang cukup
impresif bagi saya adalah chandelier besar yang ada di hall utama yang katanya
merupakan chandelier terbesar di jamannya yang mana adalah hadiah dari Queen
Victoria, dihiasi 750 lampu kristal dengan berat 4.5 ton, jadi serem juga kalau
tiba-tiba saja chandelier itu jatuh, hehe. Tour guide dapat menjelaskan dengan
detail baik itu sejarah dan juga fakta-fakta mengenai palace (contoh, luas,
jumlah kamar, dll).
Saya juga membeli tiket
untuk masuk ke Harem (tempat para wanita) yang mana ada guided tour juga untuk
masuk ke sini. Ternyata harem itu tidak melulu merujuk pada tempat para Sultan
berasyik masyuk lho, jadi definisi harem sendiri sebenarnya adalah tempat
tinggal para wanita, jadi jaman dulu memang wanita hanya diperkenankan tinggal
dan berkeliaran di gedung harem ini saja, dan tidak diperbolehkan untuk masuk
ke Istana utama. Untuk dapat ke sini kamu bisa naik tram sampai Kabatas stop
lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 5-10 menit. Informasi tambahan,
untuk bisa masuk ke dalam area palace ini kamu harus membeli tiket masuk, jadi
tiket masuk bukan hanya untuk masuk ke palace-nya saja, agak pelit sih ya,
karena banyak dari palace-palace di Europe itu free entrance untuk masuk ke
gerbang dan tamannya, hanya kalau masuk ke dalam bangunannya baru bayar, tapi
ya begitulah adanya.
- Entrance Fee: 40 (audio guide and harem included)
- Operation hour: 9am – 4pm Closed on Monday and
Thursday
|
Dolmabahce Palace Inside |
|
Dolmabahce Palace Garden |
7. Istiklal Avenue at Taksim
Taksim ini berada di bagian Asia dari kota
Istanbul, bagian modern dari kota Istanbul. Ada sebuah jalan yang begitu hip di
sini ya itu Jalan Istiklal atau Istiklal Avenue, di samping jalan ini berderet
toko-toko, restoran, kafe dan lainnya dan sebuah kegiatan yang mengasyikan
berjalan menyusuri Istiklal avenue, apalagi di malam libur dimana jalanan
begitu ramai dan kamu pun terbawa dengan suasana hiruk pikuk di situ,
suasananya mengingat kan saya akan La Rambla di Barcelona atau daerah
Stephanplatz di Wina. Saya sempat 2 kali ke sini, yang pertama bersama dengan
Uud, Serhat and friends, yang ke dua bersama Ara dan Sukma. Cara ke Taksim dari
Sultanahment adalah dengan naik tram sampai Kabatas stop, lalu lanjut naik
funicular.
Oh iya, sebagai alternatif, kamu bisa juga naik
nostalgic tram yang melintasi Istiklal Avenue, disebut nostalgic karena
bentuknya masih berupa tram jadul gitu lho dengan warna merahnya. Pemandangan
tram di tengah keramaian Istiklal Avenue menjadi salah satu gambar yang iconic
yang banyak terdapat di beberapa cinderamata seperti magnet, keychain, lukisan,
kaos, dll. Di lorong-lorong di pinggiran Istiklal Avenue ini juga banyak
terdapat resoran dan kafe tempat nongkrong kaum muda Turki, saya juga sempat
nongkrong sambil minum the di sini bersama Uud dan kawan-kawan.
|
Istiklal Avenue at Taksim |
|
Nostalgic tram at Istiklal Avenue |
|
Taksim Square |
|
Taksim Square |
8. Grand Bazaar
Sebelumnya saya sempat membahas mengenai Grand Bazaar
di part 1. Grand Bazaar merupakan salah satu pasar terbesar dan tertua di
dunia, yang terdiri lebih dari 4000 toko. Ketika masuk ke sini cobalah untuk
tetap berada di jalan utama, karena begitu kamu mencoba masuk ke salah satu
belokan (jalan kecil), akan dapat dipastikn kamu tidak akan dapat kembali lagi
ke tempat awal kamu masuk, selama beberapa kali saya ke sini saya selalu masuk
dan keluar dari pintu yang berbeda. Pasar ini serba ada, mulai dari suvenir,
baju, aksesoris, makanan, semuanya ada di sini, namun satu hal yang saya
notice, barang-barang yang dijual Antara toko satu dan lainnya tidak terlalu
berbeda jauh. Di sini kalau niat berbelanja harus pintar menawar karena pada
dasarnya barang-barang yang dijual di sini dapat ditemukan juga di luar Grand
Bazaar dengan harga yang lebih murah, tapi mungkin harus pintar-pintar mencari
tempatnya juga. Grand Bazaar ini cukup terkenal terutama di kalangan
turis-turis Indonesia. Selama saya di Istanbul, saya ketemu orang Indonesia hanya
di sini saja lho, karena kebanyakan turis Indonesia ikut paket tur atau ada
juga yang dari Umroh plus turki, dimana di dalam itinerary dari tur pasti ada
agenda untuk ke sini.
Untuk menuju Grand Bazaar dari
Sultanahmet kamu bisa berjalan kaki, atau bisa juga naik tram jurusan
Zeytinburnu dan turun di tram stop Beyazit. Nah, kalau kamu mau membeli
oleh-oleh atau cinderamata saya sarankan jangan membeli di Grand Bazaar, karena
di sepanjang jalan Antara tram stop Beyazit dan tram stop Camberlitas ini kamu
bisa menemukan barang-barang yang sama dengan yang ada di Grand Bazaar dan
enaknya kamu tidak perlu tawar menawar lagi karena harganya sudah fix dan murah
banget, lebih menghemat waktu dan tenaga juga harus tawar-menawar kan. Eh, tapi
kalau mau membeli di Grand Bazaar ya tidak apa-apa, tapi kalau kamu tidak
pandai menawar sih siap-siap aja membayar lebih mahal.
- Entrance Fee: Free
- Operation hour: from 8.30am – 7pm. Closed on
Sunday
|
Grand Bazaar |
9. Topkapi Palace
Saya mengunjungi Topkapi Palace (dibaca topkape)
di hari ke-3 saya di Istanbul, yang kebetulan hari Minggu hari libur, fyi,
ketika masa Ottoman, hari libur di Turki adalah hari Jumat, namun dengan
modernisasi Republik Turki jadilah mengikuti barat menjadi hari minggu. Kami ke
sana sudah agak sore dan kira-kira 2 jam sebelum waktu tutup, namun demikian
tetap saja harus sedikit mengantri untuk membeli tiket masuk, saya tidak bisa
membayangkan kalau pagi atau siang hari pasti antriannya lebih heboh lagi.
Sebelum masuk ke dalam palace, kami bertiga sempat bersantai dulu di taman di
depan palace, lumayan bisa duduk-duduk di rumput sambil mengobrol dan befoto
(teteupp…).
Keinginan saya mengunjungi Topkapi bermula
ketika saya menonton VCD yang menceritakan bahwa barang-barang peninggalan
Rasulullah SAW disimpan di Topkapi Palace. Topkapi Palace sendiri merupakan
tempat tinggal dari sultan-sultan Ottoman selama kurang lebih 400 tahun
(sebelum pindah ke Dolmabahce). Saat ini merupakan museum yang memamerkan
barang-barang milik para sultan, seperti porcelain, senjata, baju perang,
murals, perhiasan, harta benda, dan ada manuskrip Islam juga. Ada lebih dari 400 ruangan di sini, namun
hanya beberapa saja yang dibuka untuk umum. Bagian paling menarik menurut saya
sebagai seorang muslim adalah secret chamber of Rasulullah SAW dimana terdapat koleksi
peninggalan dari Nabi Muhammad, keluarga, kerabat dan para sahabatnya, dan yang
paling impresif buat saya adalah di dalam ruangan itu saya mendengar
sayup-sayup suara mengaji (murrotal) yang awalnya saya fikir adalah kaset yang
diputar (emang masih jaman apa kaset?? Ya deh CD) namun ternyata ada orang yang
live membacakan ayat-ayat suci Al-Quran, subhanallah, luar biasa sekali ya
pekerjaan orang ini, pasti pahalanya banyak setiap hari membaca Quran dan
didengar oleh banyak orang.
Di bagian belakang dari Topkapi Palace, kamu
bisa melihat pemandangan selat Bosphorus yang sangat Indah, warna biru yang
cantik dengan pemadangan Istanbul di sisi asia. Di sini juga ada sebuah café yang
overpriced tapi cukup worth it untuk viewnya, eh tapi tidak harus ke kafe ini
juga sih kalau mau melihat pemandangan.
- Entrance Fee: 30 TL
- Operation hour: from 9am – 4.45pm (winter
season), 9am – 6.45pm (summer season). Ticket booths close 45 minutes before
closing time.
- http://www.topkapisarayi.gov.tr/
|
at the gate of Topkapi Palace |
|
Inside Topkapi Palace |
|
View of Bosphorus Strait from the back of Topkapi Palace |
10. Sulemaniye Mosque
Salah satu masjid besar yang ada di Istanbul, bahkan masjid ini lebih
besar dari Blue Mosque. Saya dan Sukma mampir ke sini untuk menjalankan ibadah
sholat Zuhur dan Ashar. Agak sulit untuk mencapai masjid ini, karena kamu harus
berjalan kaki melewati jalanan-jalanan kecil, detailnya saya tidak begitu
ingat, nanti coba saya browsing dan tambahkan di sini, hehehe. Secara desain
interior mungkin masjid ini tidak secantik Blue Mosque, namun yang saya suka
adalah suasanya yang begitu serene dan syahdu, beda dengan Blue Mosque yang
ramai oleh turis. Ada turis juga sih ke sini tapi masih dalam level yang
moderate jadi tempat ini cocok sekali untuk menjalankan ibadah (sholat, membaca
Quran – di dalam masjid disediakam Quran yang bisa dipinjam) dan
berkontemplasi.
|
Inside Sulemaniye Mosque |
|
View at the back of the mosque |
|
Sulemaniye Mosque |
11. Galata Tower
Jika kamu naik tram sampai Eminonu stop, lalu
berjalan menyusuri selat Bosphorus, kamu akan melihat pemadangan bagian asia
kota Istanbul, ada sebuah bangunan yang khas dan mudah dikenali, yup, namanya
adalah Galata Tower yang merupakan salah satu icon juga untuk kota Istanbul
(agak banyak ya icon-nya). Untuk menuju ke Galata Tower kamu dapat berjalan
menyeberangi Galata Bridge lalu kamu hanya perlu mengikuti petunjuk jalan yang
ada saja karena banyak petunjuk yang mengarahkan kamu ke sana. Lama perjalanan
berjalan kaki mungkin sekitar 10 menit namun harap diketahui bahwa jalanannya
agak menanjak ya. Tinggi menara ini 67m dan kamu bisa naik ke atasnya (dengan
lift, jangan khawatir), saya sendiri tidak naik ke situ, habis bayar sih, haha.
Kata seorang teman sih best time kalau mau naik ke sini itu pas sunset dimana
pembandangannya luar biasa sekali dari sini, oh iya di atas menara ini juga ada
restoran (yang overpriced), tapi gak diharuskan juga makan di sini, jadi tidak
saya sarankan kecuali ditraktir ya.
Dalam perjalanan dari
Galata Bridge menuju Galata Tower ini kamu akan menemukan banyak toko-toko
unik, vintage, dan lucu. Kalau menurut hemat saya barang-barang yang dijual di
sini lebih menarik dibandingkan dengan Grand Bazaar, tapi tetap harus nawar ya
kalau mau beli.
- Entrance Fee: 10 TL
- Operation hour: All day from 9am – 8pm
|
Galata Tower at night |
|
View of Asia part of Istanbul from the Europe side |
12. Maiden Tower
Maiden tower (Kizkulesi) ini juga bukan tempat
yang mainstream untuk dikunjungi, tempat ini direkomendasikan oleh salah satu
teman orang Turki juga. Asiknya karena saya punya waktu yang lumayan lama di
Istanbul, jadic cukup puas juga menjelajah kota yang mempesona ini.
Cerita di balik Maiden Tower ini alkisah di
jaman Byzantium dulu, sang Raja mendapat wangsit bahwa putrinya akan meninggal
digigit ular pada umur yang ke-18, maka dia membangun menara ini yang agak
terpisah dari daratan supaya ular tidak bisa datang ke situ, namun takdir
memang kejam, ternyata ada seekor ular yang bersembunyi di dalam keranjang buah
yang dibawa ke situ, sehingga sang putri pun meninggal dunia akibat si ular
cerdik itu (cerdik lah ya ular ini bisa ngumpet di keranjang buah!)
Maiden Tower ini merupakan
sebuah menara yang terletak di tengah-tengah laut/selat Bosphorus yang berada
di Uskudar District. Saya dan Sukma ke sini di malam hari dan ternyata memang
waktu yang tepat karena menara ini terlihat lebih cantik di malam hari. Kami ke
sini naik kapal ferry dari Eminonu menuju Uskudar, perjalanan sekitar 10 menit,
lalu ketika turun kamu harus berjalan sekitar 20 menit untuk bisa sampai ke
menara setinggi 23m ini. Di sepanjang jalan menuju menara ini kamu akan
disuguhi pemandangan cantik gemerlap kota Istanbul di seberang selat Bosphorus,
di sini pun banyak disediakan kursi-kursi panjang (seperti di stadion olah raga
saja) untuk duduk-duduk sambil melihat pemandangan. Nah, tempat ini juga saya
nobatkan menjadi romantic spot di Istanbul (duhh, banyak yaa). Karena sudah
agak malam untuk kembali ke Sultanahmet kami tidak naik ferry, karena
sepertinya ferry sudah tidak beroperasi. Ternyata saya baru sadar kalau kita
tidak harus naik ferry untuk bisa sampai ke Uskudar. Saya ingat ketika jalan
bareng si Mehmet, dia pernah memberi tahu saya kalau ada kereta baru yang
melewati selat Bosphorus (underground), yang mana stasiunnya yang bernama
Marmaray itu ada di dekat hostel saya (kalau lewat jalan belakang), ternyata
ada gunanya juga saya menghabiskan waktu bersama dia, haha. Jadilah kita naik kereta itu untuk
kembali ke Sultanahmet.
|
Maiden Tower |
|
Bench to vie |
13. Miniaturk
Dari namanya mungkin kamu sudah dapat menebak
tempat apakah ini, yup betul sekali, tempat ini semacam taman mininya Turki
mungkin semacam Madurodam di Den Haag, Belanda. Yah lumayan lah kalau kamu
ingin tahu tempat-tempat bagus yang ada di Turki, karena selain miniaturnya
bagus-bagus dan terlihat sangat real, di setiap tempat juga ada audio guide-nya
yang akan memberikan penjelasan singkat mengenai tempat/bangunan tersebut, kamu
hanya tinggal men-scan barcode yang ada di tiket masuk, informasi tersedia
dalam 2 bahasa, Bahasa Inggris dan Turki.
Untuk menuju ke sini, cara paling mudah adalah
dengan naik bis no. 47C atau 47E dari Eminonu, kamu bisa menunggu bus di halte
sesuai dengan nomor bus, jadi tinggal
dilihat saja. Lama perjalanan sekitar 30 menit namun enaknya kamu bisa
turun tepat di Miniaturknya, hanya tinggal jalan sedikit saja. Untuk naik bis kamu harus menggunakan Istanbulkart tidak bisa membayar dengan uang biasa ataupun token.
14. Little Aya Sofya
Saya ke sini di hari terakhir di Istanbul,
ketika semua tempat sepertinya sudah dikunjungi dan semua barang belanjaan
sudah dibeli, hehe. Mini Aya Sofya ini bisa dicapai dengan berjalan kaki dari
area dekat Blue Mosque lalu kamu bisa mengikuti petunjuk jalan atau bertanya
pada orang (haha..sangat tidak informative), oh iya kalau mau Tanya bisa bilang
Kucuk Aya Sofya, kucuk itu artinya kecil dalam Bahasa turki. Yang saya ingat
tidak jauh hanya sekitar 10 menit dari Blue Mosque dan melalui jalan-jalan
kecil. Oh, alternative lain cari dulu di google map ketika ada wifi, lalu
screen shot peta-nya dan gunakan itu sebagai petunjuk jalan, actually saya
sering sekali melakukan ini, kadang-kadang tetap bingung sih, tapi most of the
time it works.
Little Aya Sofya ini sama
seperti Aya Sofya, dulunya merupakan gereja orthodox pada era Constantinople
lalu diconvert menjadi masjid di masa Ottoman. Mengapa di sebut little Aya
sofya karena design central dome yang ada di sini sangat mirip dengan Aya Sofya
besar.
Oke sekian dulu ya teman cerita tentang Istanbul
untuk kali ini, awalnya saya ingin memberikan review juga untuk makanan dan
jajanan di Istanbul, nanti deh ya kalau ada waktu saya tambahkan ke sini.
Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini, jika anda puas, harap beri tahu
kawan anda, jika kurang puas, harap beri tahu kami (ala-ala warteg). Sekian ^^
3 comments:
Kak Nianti, tulisannya sangat menbatu utk yang mau liburan ke Turki :)
Salam kenal ya, saya lagi nyari2 tentang Miniaturk dan ketemu blognya.
Thanks for sharing:)
Salam kenal juga Mbak Tesya, blognya bagus mba =)
Post a Comment