Monday, March 28, 2016

Don't ever lose hope!

Haloo...
Seperti biasa kalau sudah agak lama tidak menulis saya akan memulai dengan menuliskan sesuatu yang mudah, simple, dan masih segar dalam ingatan. Yup, kejadian ini baru saja terjadi 2 hari yang lalu, tepatnya hari Sabtu ketika saya dalam perjlananan dari Hotel menuju Airport Suvarnabhumi di Bangkok.

part 1
Singkat kata telepon selular (selanjutnya sebut saja ponsel untuk mempersingkat penulisan) saya tertinggal di taksi yang membawa saya dari hotel ke airport. Sedikit background, ponsel saya ini tipe Nexus 4 yang sudah saya miliki sejak 2013, tapi saya suka sekali dengan ponsel ini. Akibat dari tertidur di taksi saya yang masih agak mengantuk langsung membayar taksi dan melupakan ponsel saya, baru beberapa langkah memasuki gedung airport baru saya menyadari bahwa ponsel saya tertinggal di taksi, yah, saya hanyalah seorang manusia modern yang mempunyai ketergantungan pada ponsel sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk saya menyadarinya, well there's always a positive side in everything, right?



Begitu saya sadar, refleks saya langsung kembali ke luar ke tempat saya turun tadi, hal ini disebabkan karena, sekitar 2 tahun yang lalu, saya juga pernah mengalami ketinggalan barang di taksi di airport Bangkok ini juga, pada saat ini, supir taksinya sampai masuk ke dalam gedung tergopoh-gopoh mencari saya untuk menyerahkan barang yang tertinggal. Saya sangat amazed dan terharu sekali dengan supir taksi ini, padahal barang yang tertinggal itu hanyalah sekantong belanjaan oleh-oleh berisi snack dan makanan, hehe. Oleh sebab itu saya merasa agak sedikit yakin bahwa mungkin saja keberuntungan akan terjadi lagi pada saya. Setelah sekitar 5 menit tidak ada tanda-tanda, saya mulai gelisah dan pesimis. Ada seorang petugas bandara di luar yang bertanya kepada saya ada apa, maka saya menjelaskan bahwa ponsel saya tertinggal di taksi. Dia bertanya apakah saya tahu nomer telpon saya supaya bisa dihubungi. Kebetulan sekali saya menggunakan sim card Thailand dan saya masih menyimpan kemasan sim card-nya.. Eh namun sayang sekali, ponsel saya dalam keadaan flight mode sehingga tidak dapat dihubungi.. hayss, pesan moral yang dapat kita ambil adalah, don't put your phone on flight mode when you're about to left it! Hehe. Saya masih tetap positif karena saya memesan taksi lewat aplikasi Grab Taxi dan kemungkinan nomor telpon supir taksi akan ada di dalam receipt yang akan dikirimkan ke email saya, namun sayang sekali petugas tersebut tidak mempunyai koneksi internet.

Saya pun sudah pasrah dan pesimis, sambil berjalan lunglai menuju gedung airport, berusaha mengikhlaskan segalanya (lebay abis...) tapi ternyata saya tidak segampang itu menyerah pada keadaan...walaupun dengan low expectation, saya berfikir okelah, this is my last straw, saya tetap berusaha bertanya lagi kepada 3 orang mas-mas petugas yang sedang berdiri di depan pintu masuk, mas-mas ini memakai baju seragam sepertinya petugas porter deh. Mereka terlihat lebih muda dari petuhas sebelumnya jadi kemungkinan mereka punya internet, lagi-lagi saya harus menjelaskan situasi saya, dengan muka memelas tentunya, again pertanyaan pertama adalah apakah saya tahu nomor teleponnya, saya pun menjelaskan lagi ponsel saya dalam keadaan flight mode, mereka pun heran dan bertanya: "why did you put your phone on flight mode? you're not on a flight yet?" kalimat yang sangat tepat diucapkan di airport kan? I feel so ridiculous that time, tapi ya sudah saya jawab saja sejujurnya, "I need to save battery" kasihan amat kan pemirsa.. haha..

Ok, lanjut ceritanya, salah satu dari mereka mempunya internet, saya pun segera membuka email saya di iphone salah satu dari mereka, dan ternyata di dalam receipt dari grab taxi tidak ada nomor telpon supir taksinya, namun ada nomor customer service (CS) dari grab taxi Bangkok (+6620212500). Saya pun berbicara dengan petugas CS Grab Taxi yang lagi-lagi bertanya berapa nomor telepon saya, saya bilang saja ponsel saya dalam keadaan mati jadi tidak bisa dihubungi, untuk menghindari pertanyaan  atau komentar aneh kenapa ponsel saya on a flight mode. Tapi ternyata petugas CS bertanya bukan untuk menghubungi nomor saya, namun untuk melihat di database supir taksi yang mebawa saya ke airport, dan ternyata dari nomor telepon saya, dia menemukan nomor telpon supir taksinya, selanjutnya petugas tersebut mengatakan akan menghubungi supir taksi mengenai perihal ini dan dia akan menghubungi saya balik setelahnya (ke nomor mas-mas petuasnya). Sekitar 5 menit kemudian petugas CS menelpon kembali dan mengatakan bahwa supir taksi sudah otw kembali ke airport untuk mengantarkan ponsel saya. Walaupun sudah begitu saya masih diliputi keraguan apakah supir taksi akan kembali, harap diingat juga bahwa pada saat itu sudah sekitar 1.5 jam dari waktu keberangkatan saya dan saya belum check-in dan lainnya. Teryata tidak butuh waktu lama sampai supir taksi saya kembali (tidak sampai 10 menit), saya sangat terharu karena dia benar-benar kembali (pada saat itu saya melihat dia sudah membawa penumpang lain), setelah mengucapkan terima kasih dan memberikan sedikit tanda terima kasih, saya pun bergegas berterima kasih kepada petugas bandara yang sudah berbaik hati meminjamkan ponselnya kepada saya.

So.... pesan moral yang saya ingin hi-light di sini adalah, walaupun dalam situasi yang buruk, ada baiknya kita tetap memaintain sikap positif dan optimis, senantiasa mengusahakan apa yang kita mampu semaksimal mungkin daripada langsung menyerah pada keadaan, hehe.. pesan moralnya agak terlalu berat ya untuk peristiwa sesederhana ini, ya biarlah, semoga ada manfaatnya bagi yang membaca :)

part 2
Wait... tiba-tiba saka saya teringat cerita lain yang tidak terlalu ada hubungannya sih dengan cerita sebelumnya, tapi saya sudah lama ingin berbagi cerita yang satu ini karena bisa jadi ini akan memberikan pelajaran juga bagi para pembaca agar tidak mengalami hal yang sama dengan saya.

Cerita ini masih ada hubungannya dengan supir taksi dan airport juga, ini salah satu cerita scam dari supir taksi yang saya alami di Ho Chi Minh City, Vietnam. Kejadiannya di tahun 2014 sekitar bulan Oktober, saya mengunjungi HCMC untuk business trip. Saya sudah pernah ke Vietnam beberapa kali dan juga naik taksi dari airport. Sesuatu yang selalu diwanti-wanti oleh teman-teman orang Vietnam dan juga banyak disebutkan di situs/blog travel adalaha, berhati-hati memilih taksi di Vietnam, pilihlah perusahaan taksi yang reputable dan reliable yaitu Vinasun (warna putih) dan Mailinh (warna hijau).

Ketika saya keluar dari airport, sudah banyak para pria yang menawarkan taksinya kepada saya, semuanya memperlihatkan sebuah kartu identitas dengan logo Vinasun di kartunya, sehingga tentu saja kita mengira mereka ini dalah supir Vinasun Taksi. Namun ternyata mereka akan menggunakan mobil pribadi dan tentunya tidak akan menggunakan argo/meter (ya iya lah, tidak ada meter di mobil pribadi). Jadi biasanya mereka akan langsung menyebutkan harga fixed setelah mengetahui tujuan kita mau ke mana. Pada waktu itu harga yang disebutkan tidak terlalu mahal, jadi saya oke saja.
Ketika akan keluar dari airport, ternyata mereka diharuskan membayar uang parkir dan supir taksi meminta saya untuk mebayar uang parkirnya (padahal kalau dipikir-pikir, bisa kali mereka talangin dulu). Pada saat itu saya ingat si supir berusaha membantu saya untuk memilihkan pecahan uang yang sesuai untuk membayar parkir, tapi pada saat itu saya tidak menaruh rasa curiga sedikit pun, lagipula saya merasa saya ini sudah berpengalaman traveling ke berbagai tempat dan sudah beberapa kali ke Vietnam.

Barulah pada saat saya di hotel saya menyadari ada uang yang hilang. Sudah bertahun-tahun kebiasaan saya adalah mengambil uang di mesin ATM instead of menukar uang di money changer sebelum berangkat. Saya waktu itu mengambul 2 juta Vietnam Dong (VND) yang setara dengan 1 -1.2 juta rupiah yang terdiri dari 2 lembar mata uang 1 juta. 1 lembar pertama sudah terpakai untuk membayar taksi dan parkir, sehingga ada receh kembalian dari situ, namun saya tidak dapat menemukan 1 lembar lagi uang 1 juta VND, barulah pada saat itu saya menyadari saya sudah terkena scam dari supir "taksi" ini, pada saat dia berusaha membantu saya mengambilkan pecahan uang yang tepat untuk membayar parkir, pasti dengan lihai dan cepat tangannya mengambil 1 lembar uang 1juta VND tersebut, lumayan juga ya hanya 1 lembar tapi setara dengan 500-600 ribu rupiah, nyesek banget rasanya!! Tapi ya sudah lah, saya hanya bisa mengikhlaskan saja.

Fast forward beberapa minggu sesudahnya saya harus business trip lagi ke Vietnam, dan you know what, saya hampir terkena lagi scam yang sama! Ok, kalian pasti berfikir betapa bodohnya saya, tapi mungkin kesombongan yang membuat saya berbuat seperti ini lagi (merasa sudah menjadi traveler berpengalaman). Sudah 1 kali kena tipu tidak membuat saya jera, sekali lagi instead of naik taksi Vinasun atau Mailinh, saya mengambil lagi tawaran orang yang menawari saya dengan mobil dan fixed price. Saya merasa dejavu ketika si supir berusaha merogoh dompet saya untuk membantu mencarikan pecahan uang yang tepat untuk membayar parkir. Saya pun langsung alert, ini sih sudah bisa dipastikan scam lagi, maka saya pun dengan segala cara supaya tangan dia tidak sampai menjangkau dompet saya, bayakangkan saja betapa niatnya dia dari bangku supir di depan mau menjangkau dompet saya yang duduk di bangku belakang. Kejadian selanjutnya agak blur, namun pada akhirnya saya turun dan berganti taksi (tidak ingat apakah saya yang minta turun atau supirnya yang menyuruh saua turun - karena tidak mendapatkan yang dia inginkan yaitu mengambil uang dari saya). Akhirnya saya naik juga taksi Vinasun yang benar.

Sedikit tips untuk naik taksi dari airport HCMC ke kota, untuk naik Vinasun Taksi kamu harus berjalan agak jauh sedikit, akan ada seorang mas petugas taksi Vinasun yang akan mengarrange untuk kita, dia akan menanyakan ke mana tujuan kita dan memberikan kita kertas/kartu kecil bertuliskan Vinasun dan tujuan kita. Setelah taksinya ada, dia akan menunjukkan taksi yang mana yang harus kita naiki. Untuk harganya, akan dihitung menggunakan argo/meter.

Ya beginilah saya ini, lesson learned the hard way, bahkan satu kali kena tipu pun belum cukup untuk saya, hehe, tapi ya, dengan kejadian 2 kali ini membuat saya semakin yakin bahwa kebanyakan dari orang-orang yang menawarkan fixed price taksi dengan mobil pribadi ini tidak bisa dipercaya, jadi please, jangan coba-coba ya jangan bodoh seperti saya.. hehe


No comments: