Sunday, January 1, 2012

New Year 2012

Happy New Year 2012!!

Gosh, sudah lama sekali ya saya tidak update blog ini, hehe, terakhir ketika saya cerita tentang aplikasi visa schengen, sejak itu saya belum sempat update lagi karena sibuk, tentunya sibuk untuk mempersiapkan my Europe Odyssey! Solo traveling saya ke Eropa plus Maroko selama 80 hari atau 2.5 bulan. Tentunya banyak sekali cerita yang ingin saya bagi, namun harap bersabar yah karena semua masih in-process, ternyata jalan-jalan sambil nulis atau update blog bukanlah keahlian saya, harus tunggu balik dulu baru bisa konsentrasi menuliskan semuanya.
Insya Allah mulai minggu depan akan mulai saya publish cerita-ceritanya :D.

Sedikit banyak petualangan saya di Eropa mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir saya sekarang ini, salah satunya adalah, sekarang saya jadi maniak jalan kaki. Sebabnya ehm ehm, selama traveling berat badan saya turun lumayan, sekitar 7 kg, bertahun-tahun ikutan fitness saja tidak berhasil menurunkan berat badan saya sampai segitu, selama saya di sana tidak terlalu sadar baru pas sampai sini ketika ketemu teman-teman mereka berkomentar, dan entah kenapa komentar pertama mereka adalah "Ya ampun Nian, lo kurusan banget, lo ngirit banget ya di sana sampe gak pernah makan?" Demn, memang saya segitu pelitnya apa ya? Hehehe, padahal ya, kalau menurut saya penyebabnya adalah karen saya banyak jalan kaki. Ketika liburan berjalan kaki memang seakan tidak melelahkan, gak usah deh liburan di Eropa ketika musim gugur seperti saya kemarin yang udaranya adem dan dingin, liburan di Asia yang panas saja saya selalu menikmati jalan kaki. Dari pagi sampai sore atau malam bisa full jalan kaki, terutama ketika saya ikut les di Italia, jarak tempat tinggal saya ke kampus adalah 40 menit berjalan kaki dengan cepat, kalau santai bisa 50 menit, dengan jalanan yang menanjak dan menurun. Jadi ya saya yakin penyebabnya jalan kaki, karena saya makan juga biasa saja kok, porsi makan saya cukup besar dan suka ngemil juga, kadang suka jajan gelato juga. Makanya saya ingin melanjutkan kebiasaan baik tersebut dan saya sudah mempraktekkannya di sini, seperti kalau saya mau ke Mall dekat rumah, biasa naik angkot, ternyata jalan kaki tidak sampai 10 menit. Salah satu yang lumayan ekstrim saya berjalan kaki dari Tohjoyo (dekat gedung Bakrie kuningan) ke kantor Loreal di Gran Melia yang teryata hanya 30 menit saja lho. Tantangannya tentunya 1. Tidak semua jalan ada jalur pejalan kaki (trotoar), atau kadang ada namun sempit dan tidak layak, susahnya kita jadi harus berbagi jalanan dengan kendaraan bermotor. 2. Sebagai impact dari no. 1 polusi, karena kita terlalu dekat dengan motor atau mobil. 3. Iklim kurang mendukung, dengan suhu 27-30 derajat, jalan santai 5 menit saja sudah keringetan, sedangkan di sana, saya gak pernah keringetan kecuali ketika jalan terburu-buru supaya tidak terlambat atau ketika membawa backpack 17 kg. Tapi, walaupun begitu saya akan tetap berusaha berjalan kaki jika ada kesempatan.

Kebiasaan lain adalah, ketika berbelanja di supermarket atau minimarket, biasanya kita membawa kantong belanjaan sendiri, atau kalau tidak bawa supermarket akan men-charge kantong plastiknya, tidak mahal, paling hanya 0.3 euro, namun bukan masalah harga, somehow you feel better kalau kamu membawa kantong sendiri, seakan-akan kamu sudah berkontribusi tehadap pelestarian lingkungan. Sekali waktu saya bilang ke nyokap saya soal ini
Saya: "Iya mah, kalau di sana kita bawa kantong belanja / kantong plastik sendiri, jadi kan menghemat pemakain plastik dan lebih ramah lingkungan, lagian buat apa sih plastik banyak-banyak?"
Nyokap: "Perlu buat buang sampah"
Saya: --------- terdiam "hmmm, bener juga tuh nyokap" (dalam hati)

Bicara soal tahun baru, kali ini saya menghabiskan malam pergantian tahun dengan makan bbq dan buffet di Hotel Mercure jakarta dengan 4 orang teman, saya diajakin dan ikut saja karena memang tidak punya rencana sebelumnya. Makan malamnya terbilang cukup murah untuk ukuran makan di hotel pada malam tahun baru, tapi ternyata untuk minum cuma dapat 1 gelas dan untuk selanjutnya harus bayar, ogah rugi kami pun membeli aqua botol 10 buah sebelumnya. Buat saya kemarin malam saya melakukan hal-hal yang sudah lama saya tidak lakukan di Jakarta dan jadinya seakan jadi turis di Jakarta.

hanya meja kita yang ada botol aqua sebanyak itu

Pertama untuk menuju hotel Mercure, kami naik kereta KRL ekonomi sampai stasiun Kota, kereta ini adalah kereta yang sama yang dulu kerap saya naiki ketika kuliah, ternyata keretanya masih sama saja bentuknya dan amazingly harga tiketnya 1000 rupiah, tidak terlalu meningkat jauh dibanding 10 tahun yang lalu (kalau tidak salah). Samapi stasiun kota kami bermaksud untuk naik taksi, namun karena lama akhirnya naik angkot M12 yang ternyata lewat. Setelah makan malam kami keluar untuk melihat kembang api dan kemudian memutuskan untuk berjalan kaki menuju kota tua, namun karena agak seram mengingat banyak motor berseliweran akhirnya kami naek angkot lagi. Sampai kota tua ternyata keadaannya tidak nyaman karena banyak orang yang sebagian besar adalah masteng dan mbakteng ibukota, dan ramai, kamipun naik taksi menuju Sarinah, di sana kami mengobrol di sebuah restoran yang ternyata tidak buka 24 jam, jam 3 kami pun harus pergi dari situ.

Kami lalu berjalan kaki (yeaay!) menuju monas dan akhirnya menghabiskan waktu di sana sampai subuh menjelang, suasana monas masih agak ramai dan setelah berfoto-foto kami lalu duduk-duduk di di taman monas sambil makan pop mie, dan ternyata surprisingly dengan keadaan monas jam segitu, banyak sampah, banyak masteng dan mbakteng, suasananya tidak terlalu buruk, in fact saya cukup menikmatinya, jadi inget ketika duduk-duduk di taman di dekat menara Eiffel, mirip lah, sama-sama duduk di taman landmark kota, bedanya di sini pemandangannya monas, kalau di Paris Eiffel, tapi secara substansi sama lah, iya kan? (maksa). Saya jadi menyadari ternyata kita bisa juga kalau mau piknik atau duduk-duduk santai di taman kota, karena sebelumnya ketika di Eropa saya yang menggemari duduk-duduk santai, doing nothing in particular, people watching, di taman kota, selalu berpikir "kalau di Jakarta mana ada dan mana bisa nih kakak gini" dan ternyata bisa! Voila!

Saya juga baru menyadari kalau mesjid Istiqlal dan gereja Katedral menyala di malam hari, pemandangan yang cantik ternyata. Pada pukul 5 kami pun berjalan kaki (yeaay!) menuju masjid Istiqlal untuk sholat Subuh. Seumur hidup ini adalah ketiga kalinya saya masuk mesjid Istiqlal, pertama pernah Sholad Idul Adha ketika masih SMP, kedua ketika pulang berdemo Palestina waktu kuliah. Kali ini saya baru menyadari juga bahwa bangunan mesjid Istiqlal sangat spektakuler, besar megah dan arsitekturnya keren, di dalam mesjid terasa adem walaupun tanpa AC, apalagi mengingat bangunan ini dibangun pada tahun 60-an, spektakuler banget lah pada masa itu, presiden Obama dan istri saja mengunjungi tempat ini, saya jadi terpikir saya akan merekomendasikan mesjid Istiqlal kepada wisatawan asing yang berkunjung ke Jakarta, karena kalau saya turis saya pasti senang dan terkagum-kagum dengan mesjid Istiqlal. Satu hal lagi, jika saya turis yang sedang backpackeran saya pasti akan ke sini untuk menumpang tidur, nyaman, luas, adem, kamar mandi-nya pun bisa dipakai untuk mandi dan ada penitipan tas. Oke banget kan?

Istiqlal di kala subuh
Setelah menunaikan kami berjalan kaki ke stasiun Juanda untuk naik kereta, kali ini mencoba naik kereta commuter. Saya sudah sering dengar mengenai kereta ini tapi baru pertama kali naik. Jadi, bedanya dengan KRL ekonomi tempat duduk lebih nyaman (empuk), untuk berdiri ada pegangan yang layak, ber-AC, dan karena lebih mahal (Rp 6,000-6,500) tentunya akan memfilter tipe penumpang juga, dan satu lagi yang penting ada jadwal keberangkatannya dan menurut teman saya yang sering naik cukup reliable, biasanya kereta akan datang 10 menit sekali. Wah, perkembangan baru nih, sebelumnya cuma bisa miris membandingkan transportasi di Jakarta dengan kota-kota di Eropa, ternyata gak seburuk itu lah transportasi di Indonesia, saya jadi lebih optimis memandang masa depan, masih jauh sih, tapi tetap optimis!

Sekian saja dulu postigan ini yang merupakan penawar rindu akan keinginan saya update blog, hehe. Namun, tak lengkap rasanya kalau tahun baru tidak membicarakan resolusi. Mungkin agak kurang tepat disebut resolusi, saya berharap di tahu depan bisa lebih baik lagi (standar), yang pertama bisa mendapatkan pekerjaan yang juga mendukung minat jalan-jalan saya, bisa berguna bagi orang banyak dengan membagi pengalaman traveling saya, mulai merintis usaha apapaun itu karena saya tidak mau seumur hidup bekerja sebagai corporate slave, pengennya yang berbau-bau traveling, bisa menjadi anak yang selalu membahagiakan orang tua salah satunya adalah dengan menikah, karena mereka sepertinya sudah pengen banget melihat saya menikah, ini sih udah jadi resolusi dari tahun-tahun sebelumnya ya, cuma memang saya belum melakukan manuver-manuver untuk mewujdkannya, tahun kemarin cukup occupied dengan Europe Odyssey (alesan), tahun ini akan lebih niat, huehehe. Sebagai impact eurotrip kemarin saya juga ingin melanjutkan sekolah di sana, tapi ini resolusinya open deh, bisa dicarryforward sampai tahun depannya. Selanjutnya mudah-mudahan bisa pilgrimage ke tanah suci, mungkin semacam umroh, karena kalau dipikir-pikir sebenernya malah saya sudah mampu untuk pergi haji beneran baik dari sisi finansial (total pengeluaran untuk trip eropa kemarin cukup tuh buat pergi haji) dan waktu (lama trip saya 80 hari, pergi haji 40 hari), dan satu lagi pengen jadi lebih baik dalam ibadah seperti sholat pada awal waktu, membaca quran dan tafsir, serta ibadah sholat malam. Yak, jadi begitulah kira-kira resolusi saya untuk tahun depan, eh ketinggalan satu lagi, soal traveling kalau bisa mau pergi ke benua yang saya belum pernah atau paling tidak mengunjungi suatu negara atau kota yang saya belum pernah sebelumnya juga tidak apa-apa :)

Saya mohon diri dulu semua, sekali lagi Buon Anno, Tanti Auguriiiii! Spero che andra tutto bene!

2 comments:

ephie said...

aku suka jalaan, tapi sepertinya orang indonesia masih ngeliat aneh orang yg jalan kaki. FYI, dari kontrakan ke rumah cuma sekitar 20 menitan. Tapi tiap orang nanya pasti pada lebay bilang jauh banget..*Tp ga bisa nurunin berat badan ;(*

Niantiaulia said...

Ephooyyy, huehehe, ya begitu lah karena di sini suasananya kurang mendukung untuk jalan kaki, dan karena gak terbiasa jadinya dianggep aneh, hihi. Tapi ayo dong jd pioneer, 20 menit mah deket tuuh, keep walking! Walk to work, or whenever wherever possible :)