Friday, January 13, 2012

One Happy Encounter in Netherlands (feat. Belgium)

Setelah Maroko, akhirnya saya kembali ke Eropa, tujuan selanjutnya adalah negeri kincir angin Belanda. Dalam perjalanan ini Belanda adalah negara yang saya tentukan di awal-awal karena kebetulan banyak teman saya yang sedang bersekolah di sana, lumayan bisa reunian karena kami dulu satu kampus di FEUI. Selain itu tentu saja bisa jadi comfort zone saya karena bisa nebeng di tempat mereka, ada teman mengobrol dan gosip, ada sumber informasi yang terpercaya, berharga banget deh. Ketiga teman saya yaitu Raya, Yessi, dan Oliv ketika itu sedang mengambil MBA di Rotterdam School of Managament (RSM) di Rotterdam. Alasan lain karena tentu saja penasaran ingin mengunjungi negara yang pernah menjajah bangsa kita selama 350 tahun.


I amsterdam di depan Rijk

Karena Belanda relatif kecil, maka untuk pergi ke kota-kota lain di Belanda tidak membutuhkan waktu yang lama, masih sekitar 20 menit sampai 1.5 jam. Oleh karena itu selama 5 hari saya tinggal di Rotterdam lalu naik kereta untuk mengunjungi kota-kota lain di Belanda seharian lalu kembali ke Rotterdam lagi. Saya juga mengunjungi Belgia satu hari saja.

Impressions

Not much of sightseeing ot ticking off the attraction list, frankly. Karena di sini bareng teman jadi banyak waktu yang dihabiskan sama mereka juga, makan, ngobrol. Jadi mungkin saya tidak terlalu bisa memberikan rekomendasi ini dan itu seperti di negara-negara lainnya. Belanda so far menurut saya negara dimana bahasa Inggris digunakan secara luas, orang-orangnya tidak segan berbahasa Inggris seperti di negara lain (Prancis atau Spanyol misalnya). Contoh lain, teman-teman saya yang sudah 8 bulan tinggal di Belanda itu tidak perlu belajar bahas Belanda dan mereka baik-baik saja. Pokoknya buat turis enak banget deh. Orang-orang yang bekerja di bagian pelayanan (membeli tiket kereta, supermarket, dll) juga cukup ramah.

Saya juga menyadari sepeda salah satu alat transportasi yang lazim digunakan, tentunya karena permukaan jalan yang cenderung rata sehingga memudahkan para pesepeda. Penggunanya dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, ibu-ibu, sampai para pekerja kantoran, pakai jas dan dasi saja naik sepeda loh. Agak sedikit aneh dilihatnya apalagi kalau dibandingkan dengan di Jakarta. Di Belanda juga cukup banyak orang Indonesia, saya pernah ketinggalan HP di toilet di sebuah stasiun kereta tapi untung saya ingat dan balik lagi, HP saya sudah dipegan oleh ibu penjaga WC yang ternyata orang Indonesia. Restoran Indonesia juga cukup banyak di sini, namun saya tidak mencobanya.

Belanda mempunya sistem transportasi yang baik, antar kota kita bisa naik kereta untuk di dalam kota ada metro dan tram. Jadwal kereta dan tram bisa dicek di internet dan cukup reliable. Cuaca di Belanda ketika saaya di sana kebetulan sedang sangat bersahabat (sunny) padahal minggu sebelumnya tidak dan menurut teman baru saya itu berpengaruh terhadap sikap dan mood orang-orang, mereka menjadi baik dan ramah ketika cuaca sedang cerah, begitu pula sebaliknya.
 
How to get there and accommodation

Saya naik pesawat dari Madrid ke Amsterdam mendarat di bandara Schipol. Kali ini tidak terlalu banyak tantangan untuk mencapai tempat tinggal karena sebelumnya teman saya Raya sudah memberi petunjuk yang jelas tentang bagaimana cara menuju Rotterdam Centraal dari Schiphol Airport dimana dia akan menjemput saya siang itu. Selain itu, petunjuk-petunjuk arah di Belanda juga cukup jelas disertai dengan bahasa Inggris dan petugas di sana juga bisa berbahasa Inggris. Namun saya salah naik kereta cepat Thalys, hanya 20 menit saja menuju Rotterdam, padahal saya membeli tiket kereta yang biasa yang seharusnya sekitar 1 atau 1.5 jam, tergantung apakah keretanya berhenti di setiap stasiun (Sprinter) atau berhenti di stasiun centraal saja (Inter City). Hal ini terjadi karena ketidakjelasan dan tidak ada petugas yang bisa ditanya di peron. Saya melihat di papan petunjuk kereta ke Rotterdam ada di peron 5-6, namun tidak jelas peron 5 atau 6? Ini penting sekali untuk saya yang membawa backpack berat, saya pun bertanya kepada seorang bapak yang ternyata mau ke Rotterdam juga, dan saya pun menggunakan strategi "ikuti si bapak yang mau ke Rotterdam ini" akhirnya naiklah ke dalam Thalys, lumayan bisa merasakan naik kereta cepat, untung saja saat itu tidak ada pemeriksaan, kalau sampai ada mungkin saya akan berpura-pura pingsan. Hehe. Harga kereta ke Rotterdam ini EUR 11.25 itu adalah harga normal tanpa diskon. Saya pun agak ragu-ragu untuk turun dari kereta karena Raya bilang perjalanannya sekitar 1 jam lebih, ini perasaan baru 15 menit kok sudah sampai Rotterdam Centraal, tapi untungnya saya mengambil keputusan yang tepat.

Schiphol Airport

Kereta Thalys

Sampai Rotterdam Centraal saya langsung melihat si Raya yang sedang berada di tempat pembelian tiket. Dia pun dengan baik hati, mau membawakan backpack saya yang nauzubilah beratnya itu. Dari situ kami naik tram, oh dan saya pun lupa nomor tramnya akibat kalau bareng-bareng temen bisa jadi free rider tidak perlu mengingat apapun, saya hanya ingat turun di tram stop Avenue Concordia dan berjalan sebentar ke International House tempat mereka tinggal.

Thanks man!
Selama 5 hari saya tinggal di Belanda saya menginap 2 malam di kamar Oliv dan 2 malam di kamar Yessi dengan menggunakan kasur tiup milik Raya. Tempat tinggal mereka berupa apartment dengan 2 kamar yang sharing kamar mandi dan dapur dengan mahasiswa lain. Kamarnya luas, bersih, dan nyaman. Pokoknya senang sekali deh bisa ketemuan sama teman-temanku ini, mereka semua host yang baik hati sekali selalu menawarkan ini itu dan tentunya teman mengobrol yang paling oke.

Things to do and see

Day 1 (28 Sep 2011):

Sampai di apartment Raya dengan baik hatinya dia memasakkan saya makan siang yaitu indomie pake telor, makan siang yang sungguh nikmat. Nyaaam. Saya lalu menumpang mandi karena terakhir kali mandi yaitu pagi hari sebelumnya karena saya menginap di Airport Barajas Madrid sehingga sudah lebih dari 24 jam saya belum mandi. Di sini juga terjadi hal yang hebat dimana laptop saya yang sudah hampir 2 minggu rusak (akibat jatuh di hari ke-3 di Paris) secara ajaib bisa nyala dan ternyata baterainya habis, benar-benar aneh karena sebelumnya saya sudah mencoba beberapa kali tidak mau hidup. Hari itu saya belum kepikiran kemana-mana dan ingin santai-santai saja, saya lalu ikut Raya ke kampusnya namun pas sekali di jalan secara tidak sengaja ketemu sama Yessi sehingga saya pun memutuskan mampir ke kamar Yessi saja. Kami pun akhirnya hanya mengobrol saja di kamar Yessi sambil ngemil dan malas-malasan. Host saya ini baik banget deh, selain disuguhi makanan, dia juga menawarkan minuman-minuman hangat dan obat d*colg*n yang banyak yang saya minum saja karena saya masih sedikit batuk waktu itu. Yessi juga menjamu saya dengan resep terbarunya terong Mozzarella yang enak.

Terong mozzarela ala Yessi

Agak malam saya, Yessi dan Raya makan malam di Vapiano, sebuah restoran Italia. Ketika masa perang dunia kedua Rotterdam merupakan kota yang terkena bom atom cukup parah sehingga tidak banyak meninggalkan bangunan-bangunan kuno seperti kota-kota di Eropa lainnya, kebanyakan terdiri dari bangunan yang modern, yang paling terkenal adalah gedung Blaak. Sehabis makan kami berjalan kaki sebentar sambil berfoto di patung Erasmus, yang menurut mereka penting banget untuk foto di situ. Oke deeeeh.

Blaak building

Blaak building
Foto dengan Erasmus

Day 2 (29 Sep 2011):

Di hari kedua ini saya baru keluar rumah agak siang karena dua alasan, yang pertama yaitu malam sebelumnya saya harus mencuci baju lewat tengah malam, ini bukan judul film horor, simply karena saya sudah tidak ada baju yang layak pakai lagi dan kesempatan nyuci gratis, namun hanya bisa setelah tengah malam kalau mau sepi, akhirya saya baru selesai mencuci sekitar jam 2 pagi. Alasan yang kedua adalah pagi hari ketika saya mau memindahkan foto-foto saya ke laptop sempat terjadi krisis yaitu foto-foto saya tidak terbaca oleh laptop maupun kamera, tentu saya panik dan panas dingin, petualangan saya selama di Prancis dan Spanyol ada di sana semua, saya pun lemas sekali bahkan sampai malas mandi (looohh), akhirnya setelah saya utak-atik selama 1 jam lebih barulah saya menemukan trik jenius yang akhirnya bisa digunakan untuk mengcopy foto-foto saya itu. Hari itu karena teman-teman saya pergi kuliah semua maka saya pun jalan-jalan sendiri ke Leiden dan Den Haag, saya sendiri tidak terlalu tahu mau ke mana saja, belum cari-cari juga tempat apa yang patut dikunjungi. Saya beli tiket kereta Rotterdam-Amsterdam, dan kedua kota tersebut ada di antaranya maka saya bisa naik dan turun sesukanya di kota mana saja yang dilewati kereta tersebut, kamu hanya perlu mengecek di papan pengumuman di stasiun jadwal keberangkatan setiap kereta. Teman saya Yessi juga sudah berbaik hati meminjamkan kartu diskon transportasi Belandanya pada saya (Chipkaart) sehingga dengan kartu itu saya bisa mendapatkan diskon untuk kereta dan untuk tram pun jadi lebih hemat. Entah kenapa dia punya 2 chipkaart sehingga bisa dipinjamkan ke saya. Kartu ini bisa diisi ulang di ATM atau ke tempat penjualan tiket kereta di stasiun. Kartu ini bisa digunakan di kota mana saja di Belanda. Ketika naik tram kamu harus menempelkan kartu ini saat masuk dan menempelkannya lagi saat keluar, keduanya penting untuk dilakukan. Yang pertama karena jika ada pemeriksaan dan kamu ketahuan belum mentap kartu maka akan dikenakan denda, yang kedua ketika turun juga penting karena ketika kamuu tap pertama kali dia akan mengurangi credit balance dengan jumlah maksimal (EUR 2.5) untuk jarak paling jauh, ketika turun dan kamu tap, kamu akan mendapatkan tambahan credit sesuai dengan jaraknya, paling dekat hanya EUR 0.9 kalau tidak salah.

Pertama saya turun di Leiden, begitu turun saya melihat tidak jauh dari situ banyak perlengkapan seperti akan ada event atau festival yang akan diadakan dalam waktu dekat. Kota ini sepertinya kota kecil yang nyaman, namun terkesan rapi dan hangat, banyak anak-anak muda naik sepeda berkeliaran. Tentunya karena kota ini merupakan kota mahasiswa dimana terdapat Universitas tertua di Belanda, University Leiden. Saya berjalan-jalan tanpa tahu mau kemana, tentunya mereka punya kanal, dan saya pun melihat kincir angin di sini. Setelah menyempatkan makan siang, eh makan sore tepatnya, saya pun naik kereta ke Den Haag.

Satu memori saya tentang Den Haag adalah tempat diselenggarakannya konferensi meja bundar. Kota ini juga salah satu kota utama di Belanda. Pusat kota Den Haag dipenuhi bangunan-bangunan kuno yang megah, mulai dari jaman medieval, renaissance, dan baroque, semua dengan mudah dicapai dengan berjalan kaki. Tidak hanya bangunan kuno, di sini banyak juga kafe-kafe dan toko-toko modern bahkan mall. Pusat informasi untuk turis (VVV) ada di gedung museum nasional (Bibliotheek) gedung ini amat besar dengan arsitektur modern yang tidak mungkin akan terlewat. Di sini kamu bisa mendapatkan informasi yang kamu mau dan ada wifi gratis juga. Saya berjalan-jalan di pusat kota dan main square (Plein), lalu saya mengunjungi gedung pemerintahan Belanda bernama Binnenhof, gedung ini dan hamparan sungai di depannya memberikan pemandangan yang indah. Salah satu gedung paling terkenal adalah Ridderzaal (Knight's Hall). Saya pun lallu melanjutkan berjalan-jalan melewati museum terkenal di sini yaitu Mauritshuis dengan mahakarya yang terkenal yaitu lukisan "Girl with the Pearl Earing". Di sini juga ada museum lain yang cukup populer di kalangan turis yaitu Madurodam yang merupakan miniatur Belanda yang menggambarkan kota-kota di Belanda dalam bentuk mini. Namun karena salah perkiraan (saya sempat melihat info bahwa museum ini tutup jam 8 malam) saya tidak jadi ke sana, ternyata tutupnya pukul 6 sore dimana waktunya tidak akan cukup. Hari mulai gelap dan entah kenapa saya malah berjalan-jalan ke tempat sepi, saya pun lalu teringat kejadian buruk yang sempat dialami salah satu teman saya yang ditodong oleh imigran. Saat itu ada 2 orang cowo dan cewek yang sempat bertanya saya tinggal dimana, saya pun menjawab kalau saya adalah mahasiswa yang tinggal di Rotterdam, jawaban yang lebih baik tentunya daripada saya bilang saya seorang turis. Saya pun berjalan dengan cepat menuju ke tram stop yang untung ada 2 orang lain di situ. Saya pun kembali ke Rotterdam dengan selamat. Berikut adalah foto-foto di Den Haag, karena suatu hal saya kehilangan sebagian foto-foto saya diantaranya foto-foto di Leiden, sepertinya belum tercopy tapi sudah saya hapus. Oleh karena itu tidak ada foto Leiden deh di sini.


Binnenhof dam Mauritshaus

The Hauge
Knight's Hall
Knight's Hall

Day 3 (30 Sep 2011):

Hari ini lagi-lagi saya bangun siang entah kenapa, mungkin karena saking nyamannya tinggal bersama dengan teman-teman saya sendiri. Saya agak bingung juga mau kemana akhirnya saya memutuskan ke Ultrecth untuk mengunjungi teman baru saya yang waktu itu pernah ketemu di Marrakech. Mereka adalah pasangan suami istri yang sudah 12 tahun tinggal di Belanda bernama Shanaaz dan Majied, kebetulan sekali Shanaaz pernah memberikan nomer telepon Belandanya pada saya, dan saya juga baru saja mendapatkan sim card Belanda dari Yessi, dan baru saya sadari seharusnya dari awal saya membeli nomer eropa ya karena sebenarnya nomer eropa bisa dipakai di negara-negara lainnya, kalau telepon agak mahal at least bisa buat sms-an. Singkat kata saya janjian dengan Shanaaz yang akan menjemput saya di Utrecht Centraal. Kami lalu menuju sebuah cafe untuk minum dan mengobrol, saya baru tahu ternyata Shanaaz ini juga bekerja di bidang finance, bidang yang sama dengan saya, jarang-jarang bertemu orang yang satu bidang. Tidak berapa lama kemudian Majied pun datang dan ikut bergabung. Selesai minum kami berjalan-jalan di sekitar situ, its also a nice city, kebetulan cuaca hari itu sedang sangat bersahabat dan matahari muncul tanpa malu-malu. Utrecth adalah salah satu kota besar di Belanda dan letaknya sangat strategis berada di tengah-tengah. Suasananhya agak mirip di Leiden tentunya karena ini juga kota pelajar sehingga banyak kita temui tempat-tempat makan, kafe, fast food untuk para kaum muda. Banyak warga di sini juga menggunakan sepeda. Saya hanya ingat ada gereja yang terkenal Dom Church yang sempat saya ambil fotonya.

Utrecth
With Shaanaz and Majied

Kami lalu berlanjut ke sebuah pastry untuk ngemil sore. Kami memesan cheesecake dan kue lainnya sambil mengobrol lagi. Selepas dari pastry itu mereka mengundang saya untuk mampir ke rumah mereka yang tidak jauh juga dari situ, sepertinya kemana saja bisa dengan jalan kaki di kota ini. Rumah mereka bagus dan nyaman, cukup besar dan ada pemandangan kanal di depan rumah. Lalu Shanaaz memasak makan malem, saya yang tidak bisa memasak ini at least menawarkan apa ada yang bisa dibantu sambil berharap dalam hati dia akan mengatakan tidak perlu, huehehe. Mereka menwarkan saya untuk menginap namun karena saya sudah terlanjur membeli tiket kereta pulang pergi maka terpaksa saya tolak. Saya pun pun kembali ke Rotterdam malam itu juga sekitar pukul 22.30 setelah mengecek jadwal kereta sebelumnya. Sampai di apartment mereka semua sudah ada di kamar Oliv tempat saya menginap malam itu dan kami pun mencoba feature di kamera saya yaitu smile shutter dimana kamera akan otomatis mengambil gambar ketika ada yang tersenyum, kegiatan yang cukup menyenangkan, berikut beberapa hasilnya.

Smile shot!

Day 4 (1 Oct 2011):

Di hari ke-empat ini saya memutuskan untuk mampir ke negara tetangga yaitu Belgia, karena waktunya sehar saya memtuskan hanya ke Brussels saja. Sebenarnya ada kota lain yang menarik juga yaitu Bruges dan Gent, namun karena tidak ada pada jalur Rotterdam-Brussels maka saya tidak mengunjungi kedua kota tersebut. Saya naik kereta dari Rotterdam, dan tiketnya agak mahal juga kalau dipikir-pikir yaitu EUR 49 untuk perjalanan pulang pergi. Lama perjalanan 1 jam 40 menit. Karena hanya punya waktu satu hari saya berangkat pagi dan tiba di Brussels sekitar pukul 10 pagi. Saya tidak banyak melakukan research mengenai tempat-tempat apa saja yang menarik untuk dikunjungi, melainkan saya langsung jalan saja. Selama saya di sana saya tidak menggunakan trasnport umum karena saya selalu berjalan kaki. Begitu sampai saya langsung membeli waffle untuk sarapan karena negara ini terekenal dengan wafflenya, saya baru menyadari waffle saya agak kemahalan yaitu EUR 2.5 untuk wafel biasa hanya dengan gula saja, mungkin karena tempatnya dekat dengan stasiun. Di tempat lain untuk wafel yang biasa itu hanya EUR 1 saja. Begitu sampai saya langsung mencari turis informasi untuk mendapatkan peta yang bisa dibeli dengan harga EUR 0.5

Saya lalu menuju Galleries St Hubert untuk window shopping, karena di tempat ini banyak sekali toko-toko yang menjual barang-barang yang lucu, unik, dan menarik. Ada toko khusus sarung tangan, khusus boneka kecil-kecil, dan masih banyak lagi.

Galleries St. Hubert

Setelah itu saya berjalan ke Grand Place yang merupakan main square kota ini. Lapangan ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan kuno nan cantik, di sini juga ada beberapa kafe, restoran dan toko-toko, juga terdapat penjual bunga yang menambah warna di square ini. Terdapat gedung dengan gaya gothic yang sangat mudah dikenali di sini, gedung ini dulunya adalah city town hall namun sekarang digunakan sebagai hotel mewah bernama Hotel de Ville.

Grote Markt


Grand Place, Hotel de Ville

Grote Markt
Saya pun lalu berjalan kaki untuk mencari si patung manneken pis yang terkenal, di sepanjang jalan yang sempit-sempit itu berjejer toko-toko yang tidak kalah lucu yang kebanyakan menjual coklat dengan bentuk yang unik dan lucu sampai tidak tega memakannya. Toko kue dan wafel juga bertebaran di mana dan setiap toko mendesain tokonya dengan lucu. Banya kedai wafel mengiklankan waffle EUR 1, itu adalah harga untuk waffle yang hanya pakai gula, sedangkan wafel yang heboh degngan buah-buahan, krim dan lainnya biasanya dibandrol EUR 2-3.

Belgian waffles

Patisserie
 Akhirnya saya pun tiba di tempat Manneken Pis, patung bocah laki laki yang sedang pipis. Namun, saya melihat bahwa patungnya ditutupi oleh kain dan disana sudah berkumpul banyak sekali orang dan banyak orang yang memakai seragam baseball mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Saya asumsikan sedang ada event yang berhubungan dengan olah raga ini. Setelah menunggu beberapa saat dan tempat itu sudah dipenuhi oleh turis, maka akhirnya ada prosesi pembukaan tirai yang menutupi manneken pis yang ternyata tidak seperti biasanya dia tanpa busana, kali ini tentunya dia menggunakan baju baseball leggkap dengan topinya. Setelah dibuka akhirnya dia mengeluarkan juga "pipis"nya yang berwarna kekuningan. Oh, ternyata air tersebut adalah air minum karena ada seorang bapak yang menadahi air tersebut ke dalam gelas dan gelas tersebut lalu dioper kepada orang-orang untuk diminum. Setelah saya selidiki lebih lanjut ternyata event tersebut diadakan untuk memperingati 75 tahun Royal Belgian Baseball and Softball Federation.


75 years Royal Belgian Baseball Federation

Manneken Pis

Manneken Pis

Dari situ saya lalu berjalan kaki menuju comic strip centre dimana saya masuk ke museumnya yang cukup unik dimana kita bisa melihat bagaimana sejarah dan tahapan dalam membuat komik, juga sejarah komik paling terkenal asal komikus asal Belgia; Herge, dengan tokoh Tin Tin yang terkenal. Dari Grand Place ke sini saya berjalan kaki kira-kira 30 menit. Setelah itu saya berniat kembali ke Rotterdam karena pada hari itu akan datang juga teman baik saya yang lain (satu kampus FEUI juga) Anin yang pada bulan September 2011 mengambil kursus 1 bulan di Maastrich dan ini adalah hari terakhir dia di Belanda, so kita mau jalan bareng supaya seru dan ramai karena pas lagi ngumpul di Belanda. Dalam perjalanan pulang saya iseng turun di Antwerp Centraal karena kebetulan berhenti, namun karena waktu tidak banyak saya hanya membeli es krim saja di sana sambil berjalan sedikit. Alasan membeli es krim karena melihat banyak sekali orang yang makan es krim ini sampai tidak sulit untuk mencari dimana tempat jualnya. Ah, sekembalinya saya ke Indonesia agak sedikit menyesal tidak mengunjungi Atomium yang keren itu, apalagi merupakan salah satu pit stop Amazing Race 19 yang merupakan acara favorit saya.

Comic Strip Centre
Saya dan Tin Tin

Sampai di Rotterdam saya harus siap-siap lagi untuk acara selanjutnya, kami keluar rumah cukup malam sekitar jam 9.30 malam. Kami berlima naik kereta ke Amsterdam dan tiba di sana jam 10.30 malam. Kami tidak menyadari sebelumnya bahwa kam berada di gerbong yang bertandakan huruf S yang berarti Silent train dimana seharusnya tidak diperkenankan untuk berisik. Sampai seorang nenek menyuruh kami diam dan mengingatkan tentang tanda silent tersebut. Oooops. Namun lucunya ada 2 nenek-nenek lain yang sok asik sama kita mereka malah mencemooh nenek yang satunya (dengan diam-diam) kepada kita. Ternyata. Mereka centil juga mungkin karena duduk satu bangku dengan Raya.

Sampai di Amsterdam kami makan di restoran Amsterdam Crystal di daerah Leidseplein dimana kami semua memesan steak ribs yang enak dan porsinya cukup besar, restoran ini juga sudah terjamin halal karena sebelumnya Yessi sudah pernah makan di sini. Di restoran ini lagi-lagi kami diminta untuk tidak berisik oleh mas-mas penjaga restoran, padahal seingat saya kami tidak berisik-berisik amat. Bahkan si doi sampai bilang, ini restoran bukan bar. Ah, lebay deh. Selesai makan kami naik tram untuk menuju kawasan red light district yang terkenal itu, tempatnya cukup luas dan saya baru tahu ternyata begitu toh. Jadi para wanita-wanita ini berdiri seperti di etalase toko dan berusaha memasang pose-pose menggoda untuk menarik pelanggan, nah ketika sudah ada pelanggan mereka akan beraksi di situ juga namun sayang tirainya akan ditutup (looohh), so kalau yang tirainya tertutup itu tandanya transaksi sedang berlangsung. Agak di luar dugaan, ternyata mbak-mbaknya tidak semuanya cantik-cantik, malah kebanyakan serem-serem dan bodinya gak seoke itu. Banyak juga yang mirip waria, atau memang waria? Entahlah. Di sini pengunjung tidak boleh memfoto mbak-mbak ini dan saya patuh saja sehingga tidak ada foto sama sekali di tempat ini. Setelah puas mengelilingi red light district demi mencari mbak yang cantik-cantik (karena jarang), akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Rotterdam. Tapi ternyata kita baru saja ketinggalan beberapa menit keretanya yang menyebabkan kita harus menunggu sekitar 1 jam lebih untuk kereta berikutnya karena hari sudah larut malam. Setelah penantian pankang akhirnya datang juga keretanya, namun ternyata sedang ada perbaikan di jalur kereta api sehingga perjalanan kita harus disambung dengan bus di Delft. Hal ini tentunya membuat perjalanan kita jadi semakin lama. Kami tiba di Rotterdam sekitar jam 4 pagi, dan karena metro dan tram sudah tidak beroperasi (paling pagi jam 6) maka kami harus naik taksi, dan menunggu taksi ternyata lumayan lama walaupun kita sudah menelpon karena kita mencari taksi besar yang cukup untuk menampung 5 orang dan yang mau pakai argo. Setelah sekitar 30 menit menunggu akhirnya dapat juga taksinya dan sampai di rumah sekitar jam 5 pagi.
steak iga
Smile shot lagi
Reuni akun atas FEUI
                                                         
Day 5 (2 Oct 2011):

Setelah mengalami hari yang panjang sebelumnya, hari ini kami semua sukses bangun jam 12 siang. Ini adalah hari terakhir saya di sini dan malamnya saya akan naik bus menuju Munich dari Amsterdam. Setelah mengumpulkan nyawa, saya pun mandi dan packing. Tak lupa saya meninggalkan beberapa barang saya di tempat Yessi yaitu buku-buku bacaan dan trench coat, karena nanti saya akan bertemu dengan Yessi lagi di Italia dan kemungkinan saya baru akan membutuhkan coat tersebut (salah banget karena di Praha, Wina, dan kota lainnya sudah dingin, tapi waktu itu kan saya tidak tahu). Ternyata keputusan ini sangat berpengaruh terhadap berkurangnya berat backpack saya. Horeee. Kami lalu makan siang bersama di sebuah restoran pancake bernama Seth Pancake di Rotterdam, saya memesan pancake coklat pisang dengan es krim dengan porsi yang cukup besar, tapi nyatanya habis saja tuh. Harganya juga lumayan sih sekitar EUR 12.

Pancake pisang coklat

bareng temen-temen kuliah yessi dan raya

Setelah itu saya dan Raya menuju Amsterdam, Yessi tidak bisa ikut karena ada team meeting untuk tugas sekolahnya. Setelah menitipkan backpack di stasiun kami lalu berjalan-jalan sebentar karena waktu yang saya miliki tidak banyak. Tujuan pertama langsung ke depan Rijk museum dimana ada tulisan I amsterdam yang terkenal itu. Setelah berfoto-foto kami jalan-jalan sebentar di menyusuri kanal, agak tidak jelas juga sebenarnya dan saya sudah pasrah aja mau diajak kemana. Setelah makan malam dan membeli cinderamata untuk saya sendiri maka kami kembali ke Amsterdam Centraal untuk selanjutnya naik kereta lagi menuju tempat bus eurolines

keren kan?
Amsterdam

off to Munich

Budget and other tips

* Di Belanda, manfaatkan 1 hari untuk mengunjungi beberapa kota, karena memang memungkinkan dengan ukuran kota yang imut-imut dan jarak yang relatif dekat. Dengan membeli 1 tiket kereta lalu bisa naik atau turun di kota lainnya yang dilewati. Contoh: Kereta Rotterdam-Amsterdam melewati kota2 seperti Delft, Leiden, Den Haag, yang memungkinkan turun di kota-kota ini dan naik lagi, untuk mengecek jadwal kereta bisa di www.ns.nl/en
* Untuk kereta dari Belanda ke Belgia juga berlaku hal yang sama, misalnya naik kereta dari Rotterdam ke Brussels, bisa make a stop ke Antwerp.
*Jika agak lama di suatu kota bisa mencoba untuk bike rental supaya merasakan pengalaman seperti penduduk sana, selain sehat bisa jadi lebih hemat.
* Di Amsterdam ada free walking tour yang diadaakan oleh provider yang cukup terkenal yaitu New Europe, meeting point di National Monument in Dam Square at 11 am and 1 pm.
* Foto di I amsterdam satu  hal yang gratis dan harus dilakukan
* Tram kalau udah di atas jam 6 atau 7 setiap 20 menit sekali, kalau jam biasa 10 menit sekali, penting untuk mengetahui jadwalnya supaya tidak kecewa harus menunggu lama atau tidak ketinggalan, jadwal bisa dicek di internet tapi berbeda-beda untuk setiap kota, untuk Rotterdam di http://www.ret.nl/ yang bisa digunakan untuk mengecek transport lain seperti bus dan metro.
* Bagi yang suka ngemil, pergilah ke supermarket paling beken di Belanda, Albert Heijn untuk membeli snack, roti, cookies, rasanya enak dan tidak terlalu mahal.

Mari kita ke AH

* Untuk tiket transport membeli tiket harian lebih murah jika memang akan membutuhkan banyak.
* Free attractions mengikuti comic art walk atau art nouveau walk, bisa minta ke tourist information untuk jalurnya.
* Best city view bisa didapat di Palais du Justice.

Actual Expense

1. Meal dan jajan: EUR 50.75 --> agak mahal karena makan bareng teman-teman
2. Inter city transport (incl. airport transfer): EUR 35.75
3. Luggage storage Amsterdam: EUR 4.9
4. Miscellaneous (WC): EUR 3
5. Sightseeing (museum komik): EUR 8.5
6. Pulsa telepon: EUR 10 --> pulsa ini gak habis sampai satu bulan kemudian dan bisa dipakai di seluruh negara yang saya kunjungi
TOTAL: EUR 112.8

Begitulah pengalaman saya di Belanda dan sedikit di Belgia. Salah satu yang sangat menyenangkan karena di sini saya dikelilingi teman-teman saya yang baik hati dan asik. Kalau ada informasi yang kurang tepat atau kurang berkenan mohon dimaklumi. Love you all guys and thanks a lot ;)
                                                         

4 comments:

citra said...

hi, mau tanya soal pulsa telpon yg dipakai. itu maksudnya simcard ponsel sementara yg dipakai selama di Europe? boleh dong info merk/nama simcardnya apa. thx :)

Niantiaulia said...

Hi Citra,
Saya waktu itu pakai Lebara, beli di Belanda dan bisa dipake untuk telpon dan sms di negara lain, waktu itu gak langganan paket internet siy.

dyah sulistiowati said...

wah mbak nianti makasih banyak buat infonya. membantu bangeeet. agustus mendatang saya akan mengikuti summer course di utrecht univ dan berencana extend ke paris dan berlin. boleh minta email mbak nianti? saya mau tanya2 soal akomodasi yg murah untuk ke paris dan berlin. makasih banyak :))

Niantiaulia said...

Hai Dyah, makasi ya udah baca, email aja ya ke niantiaulia@gmail.com :)