Tuesday, January 3, 2012

Before the Eurotrip


Hello again!

Sepertinya beberapa hari ke depan saya akan rajin menulis, apa lagi kalau bukan tentang perjalanan saya kemarin. Sebagai permulaan, saya akan membagi bagaimana persiapan saya untuk trip ini. Alasan kenapa saya ingin sekali berbagi karena ternyata pergi ke eropa tidak seheboh yang kita bayangkan sebelumnya, soal mahal tentu lebih mahal daripada asia, itu pasti, tapi ternyata dengan perencanaan yang matang dan dengan sedikit berhemat, bisa jauh lebih murah daripada yang dibilang di guidebook, lonely planet misalnya dan pastinya lebih murah dan lebih keren dari pada ikut paket tur yang lame itu, haha. Tipe perjalanan ini tentunya on a tight budget, sesuai prinsip ekonomi, dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil se-optimal mungkin.
Oke, tanpa basa-basi mari kita mulai saja.

Image source: Wandering Earl



1. How to get there

Ini merupakan langkah awal, diantaranya adalah membeli tiket pesawat dari tanah air ke eropa dan mendapatkan ijin untuk bisa ke sana atau visa. Mengenai visa, saya sudah sempat bercerita ada di postigan saya sebelumnya (klik di sini). Berikut adalah rincian biaya getting there yang saya keluarkan. Biasya getting there ini biasanya cukup signifikan dan karena inilah saya merasa rugi kalau ke Eropa hanya sebentar (1 mingggu atau 2 minggu) karena hey, berapa lamapun kamu di Eropa, biaya getting there ini cenderung tetap dan tidak berkurang, bukan hanya biaya, effort untuk medapatkan visa juga sama saja.

Rincian biaya getting there:
-          Flight Jakarta-Paris pp Air Asia: IDR 5,600,000
-          Visa Schengen: IDR 700,000
-          Asuransi perjalanan (pertanggungan max EUR 30,000, 93 hari): IDR 1,200,000
-          Add ons air asia (bagasi 20kg dan meal): IDR 813,000
-     Airport tax: IDR 150,000
-          TOTAL: 8,463,000

2. Where to go

Setelah membeli tiket pesawat pulang pergi, saya pun sudah bisa mulai untuk menentukan kota atau negara mana saja yang ingin saya kunjungi. Untuk hal ini saya tidak terlalu ribet karena belum pernah ke Eropa sebelumnya, jadi kemanapun pasti menarik dan waktu saya cukup lama, saya juga memutuskan sebulan terakhir di Italia dan ternyata keputusan yang tepat karena cuaca di Italia masih cukup ramah dibandingkan negara-negara eropa barat atau tengah pada bulan November. Hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan ketika memilih kota atau negara yang ingin dikunjungi diantaranya:

a)  Places where you've been wanting to visit since forever, apapun itu alasannya, misalnya tempat syuting film favorit kamu, atau apapun itu, untuk saya, diantaranya adalah Barcelona dan Ljubljana. Saya juga sangat ingin ke Munich karen pas sekali dengan Oktoberfest, pesta bir terbesar di seluruh dunia.

b) Places where you speak or at least know the language, jika kebetulan kamu belajar bahasa eropa, ini waktu yang tepat untuk melatih kemampuan kamu, selain itu bagi saya it feels really good ketika bisa berbicara dengan penduduk lokal dengan bahasa mereka. Saya sendiri bisa sedikit bahasa Italia, sudah tentu akan menjadi tujuan saya.

c) Places where there are some friends or acquaintances, kenapa? Karena tempat-tempat ini bisa menjadi comfort zone kamu, apalagi sebagai solo traveler, it's always nice to have company, apalagi yang memang sudah kenal. Paling tidak kita bisa mendapat informasi yang lebih oke dibanding guidebook, syukur syukur kalau ditawari menginap dan ditraktir makan, hehe. Di sini bukan cuma teman kamu, bisa juga temannya teman, sebelum pergi usahakan menebar network dulu, rajin buka facebook kalau-kalau ada teman lama yang sekarang tinggal di Eropa, yah namanya juga usaha.

d) Places in between a), b) and c). Setelah memilih-milih, coba kamu lihat peta lagi apakah ada kota lain yang menarik diantara kota-kota yang ingin kamu kunjungi.

Setelah menentukan kota-kota yang ingin kamu kunjungi, coba buat urutan perjalanan yang logis, ini hanya bisa dilakukan sambil membuka peta, usahakan agar urutannya logis dan realistis, tidak ada yang bolak balik misalnya. Setelah itu coba kamu bagi antara jumlah hari lamanya waktu yang kamu punya dengan jumlah kota, ini adalah rata-rata berapa hari yang kamu habiskan di satu kota, menurut saya, angka ini sebaiknya lebih besar dari 2, supaya jalannya lebih enak, lebih bisa menghayati dan tidak capek karena harus terburu-buru berpindah dari satu kota ke kota lainnya.

Setelah melalui beberapa kali bongkar pasang, maka beginilah itinerary saya:
15-19 Sep 2011: Paris
20-22 Sep 2011: Barcelona
23 Sep 2011: Madrid
24-26 Sep 2011: Marrakech
27 Sep 2011: Madrid
28 Sep - 2 Oct 2011: Netherland dan Belgium
3-5 Oct 2011: Munich
6-11 Oct 2011: Prague
12-14 Oct 2011: Berlin
15-20 Oct 2011: Vienna
21-23 Oct 2011: Bratislava
24-26 Oct 2011: Budapest
27-28 Oct 2011: Ljubljana
29 Oct - 1 Dec 2011: Italy



3. How to move between cities and countries

Dengan yakin saya katakan bahwa ini akan menjadi pos paling besar dari pengeluaran kamu karena selain memang dari sananya sudah mahal, biaya ini agak sulit untuk ditekan, seperti misalnya akomodasi, jika mau irit bisa menumpang pada teman atau lewat couchsurfing (http://www.couchsurfing.org/) atau hospitality club (http://www.hospitalityclub.org/). Saya sendiri sempat panas dingin ketika melihat besarnya biaya untuk transport ini. Kuncinya adalah, kombinasikan segala mode transportasi yang ada dan rajin research / browsing di internet. Sedikit cerita, awalnya saya ingin menggunakan Eurail pass, yang memungkinkan kita traveling di berbagai negara dengan kereta selama jangka waktu tertentu tanpa harus membeli tiket kereta satuan. Ada berbagai jenis pass, yang tadinya ingin saya beli adalah global pass yang bisa dipakai 15 hari dalam jangka waktu 2 bulan, dan Italy pass yang 1 bulan, namun ternyata agak mahal dikarenakan 1) Usia saya di atas 25 tahun dan pergi sendiri. Jika kamu di bawah 26 tahun bisa mendapatkan diskon sampai 30% dari harga normal, begitu juga jika traveling bersama-sama (minimal 2 orang) ada potongan harga juga tapi harus selalu digunakan bersamaan. 2)  Selain harga eurail pass, masih ada tambahan biaya untuk seat reservation. (http://www.eurail.com/). Saya sempat cek dengan bertanya kepada Eurail Indonesia (http://www.eurobytrain.com/), saya kirim email itinerary saya dan bertanya berapa total biaya transport termasuk seat reservation, dan hasilnya sangat mahal, lebih dari 15 juta rupiah kalau tidak salah, ternyata seat reservation ini bisa sangat mahal, berkisar antara EUR 15-50. Yang paling mahal biasanya jika jaraknya jauh atau jka itu kereta malam. Saya jadi berpikir, naik kereta malam kan seharusnya untuk menghemat akomodasi, tapi kalau kena tambahan EUR 50 ini sih sama aja bohong, malah lebih mahal dari harga hostel 1 malam.

Setelah berdiskusi dengan beberapa teman saya memutuskan untuk mengkombinasikan mode transportasi yang ada. Untuk yang agak jauh (di atas 8 jam dengan kereta), saya coba cari pesawat. Situs yang sangat mantap untuk mencari penerbangan termurah adalah skyscanner (http://www.skyscanner.net/) Situs ini akan mengurutkan dari yang paling murah, bahkan jika kamu mencari return ticket dia bisa mengkombinasikan airline yang berbeda seperti penerbangan saya Madrid-Marrakech-Madrid, perginya naik Ryan Air, pulangnya naik Easyjet. Situs ini hanyalah search engine, jadi ketika kamu pilih penerbangan mana yang kamu mau, akan langsung terbuka ke situs airline-nya. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:

* Jangan keburu girang melihat murahnya harga yang tertera di situ karena biasanya masih akan ada biaya tambahan seperti bagasi dan biaya transaksi. Besarnya berbeda-beda namun berkisar 10-20 EUR. Untuk biaya transaksi bisa dihemat jika kamu menggunakan airline yang sama untuk beberapa penerbangan, sebaiknya belinya digabung karena biaya transaksi hanya berlaku satu kali per transaksi.

* Semakin besar kotanya biasanya akan lebih murah, misalnya terbang dari Paris ke Roma akan lebih murah dibandingkan Paris ke Pisa misalnya. Harus rajin pilih kotanya dan mencoba bebagai kombinasi kotanya.

*Selain itu harga akan lebih murah jika kamu terbang pada jam yang agak tidak biasa, misalnya terlalu pagi atau terlalu malam. Jika kamu memang sungguh ingin membeli tiket di jam yang ekstrim ini, harus dipikirkan juga transportasi antara airport dan pusat kota, apakah ada public trasnport? Jam berapakah metro beroperasi? Apakah ada night bus? Karena untuk naik taksi bagi saya buka pilihan karena bisa sangat mahal, sebagai contoh di Paris bisa sekitar 50 EUR untuk mencapai pusat kota. Atau kamu bisa juga menginap di airport, tapi harus browsin dulu apakah airport tersebut memang layak dan nyaman untuk menginap, situs berikut cukup berguna untuk informasi mengenai airport (http://www.sleepinginairports.net/).

* Cek nama airport keberangkatan dan kedatangan, biasanya Ryan Air menggunakan airport yang agak jauh dari pusat kota, coba cek dahulu berapa lama jarak antara airport ke pusat kota dan naik apa serta berapa harganya, apakah cukup worth it atau ada pilihan lain yang lebih baik.

* Perhatikan baik-baik term and conditions dari setiap penerbangan. Kebanyakan budget airlines membatasi 1 hand carry dengan ukuran tertentu, ada juga yang membatasi berat dari hand carry (Ryan Air: 10 kg, Air Asia: 7 kg). Karena ketidakpatuhan akan aturan ini akan berakibat denda yang bikin nyesek, sekitar 40 EUR. Ryan Air juga mengharuskan kita untuk membawa print dari boarding pass, atau denda 40 EUR. Jika kamu memang perlu bagasi sebaiknya membeli sebelumnya karena membeli on the spot biasanya jauh lebih mahal, bisa 2 atau 3 kali lipat harga di website.

Berikut hasil perburuan saya ketika jam istirahat kantor, semua tiket penerbangan sudah saya beli kira-kira sebulan sebelum saya bertolak. Harga di sini sudah termasuk biaya lain-lain.

1. Paris-Barcelona (Vueling) EUR 60.49
2. Madrid-Marrakech (Ryan Air): EUR 31.99
3. Marrakech-Madrid-Amsterdam (Easyjet): EUR 90.56
4. Roma-Paris (Easyjet): EUR 65.99
TOTAL: EUR 249.03 untuk 5 penerbangan.

Selanjutnya untuk transport antar kota saya melirik bus, bus secara umum lebih murah dari kereta namun lebih lama, tapi mengingat saya tidak ada concern waktu, bus bisa jadi merupakan pilihan yang amat tepat, lagipula kenyataannya kereta tidak selalu lebih cepat daripada bus. Saya lalu mulai melihat-lihat eurolines (http://www.eurolines.com/) salah satu perusahaan bus ternama di eropa. Eurolines juga menyediakan pass seperti halnya train pass. Harganya tidak terlalu mahal, sekitar EUR 300 untuk 1 bulan. Saya pun sempat tertarik, namun sebelum memutuskan saya terlebih dahulu melakukan perhitungan dan pengecekan, pertama saya mengecek jadwal bus untuk setiap kota karena tidak semua kota termasuk di dalam pass ini. Alhasil ada beberapa kota yang tidak tercover dengan pass yang artinya saya harus mencari transport lain jika ingin tetap ke kota ini. Setelah melihat dengan cermat jadwal bus yang ada ternyata jumlah perjalanan yang tercover pass ada 9 journey yang jika dirata-rata satu perjalanan seharga EUR 33.33. Selanjutnya saya mengecek lagi apakah pass ini memang lebih murah dibandingkan saya beli tiket satuan. Untuk mengecek tiket satuan, saya harus mengunjungi website tiap negara, dan pada saat inilah saya menemukan beberapa promosi untuk rute-rute tertentu. Promosinya tidak main-main, sebagai contoh dari Amsterdam ke Munich, harga normal EUR 50-70 sedangkah promo EUR 32.5, atau yang lebih ekstrim dari Berlin ke Vienna, harga normal EUR 55, promo hanya EUR 9 saja. Namun tiket ini tidak dapat diganti dan direfund. Saya yang tadinya tidak mau membuat itinerary yang terlalu pasti akhirnya tergoda juga dengan tiket promo yang menurut saya sangat spektakuler, luar biasa, sakti mandraguna! Akhirnya saya membeli beberapa tiket bus promo ini, karena takut jika sewaktu-waktu ada perubahan dan promo menghilang. Dengan keberadaan tiket promo ini, membeli tiket satuan jadi lebih murah ketimbang menggunakan pass, oleh karena itu saya tidak jadi menggunakan eurolines pass. Dan jangan salah, tiket bus yang promo ini untuk bus tipe business class, jadi bus-nya juga bagus, ada wc, dapat minum dan snack, wifi, dan colokan. Bahkan lebih bagus daripada bus biasa!

Sisannya seperti kereta dan bus yang lain saya lakukan ketika saya di sana, untuk mencari jadwal dan melihat harga kereta di eropa kamu bisa cek di http://www.raileurope.com/ khusus untuk Italia bisa ke http://www.trenitalia.com/, situs ini bisa digunakan untuk melihat jadwal namun untuk membeli harus datang ke stasiun, bisa beli di mesin atau dengan petugas. Selain eurolines, perusahaan bus yang cukup terkenal juga dan bisa dijadikan alternatif adalah Orange Ways (http://www.orangeways.com/) atau Student Agency (http://www.studentagencybus.com/) untuk negara-negara eropa tengah dan sekitarnya.

Berikut ini adalah perincian semua transportasi darat yang saya gunakan untuk berpindah antar kota dan negara:

1. Train Barcelona-Madrid: EUR 59.10 --> saya belinya mepet satu hari sebelumnya jadi dapat yang mahal, seharusnya bisa dapat EUR 40, atau kalau mau naik bus lebih irit sekitar EUR 30
2. Train Rotterdam-Amsterdam return (2 kali): EUR 33
3. Train Rotterdam-Utrecht return: EUR 11.6
4. Train Rotterdam-Brussles return: EUR 49.7
5. Bus Amsterdam-Munich: EUR 40
6. Bus Munich-Prague: EUR 12
7. Bus Prague-Cesky Krumlov return: 15.64
8. Bus Prague-Berlin: EUR 12
9. Bus Berlin-Vienna: EUR 12
10. Bus Vienna-Bratislava: EUR 6.6
11. Bus Bratislava-Budapest: EUR 9.54
12. Train Budapest-Ljubljana: EUR 29.15
13. Train Ljubljana-Venice: EUR 25
14. Train Venice-Milan: EUR 17
15. Bus Milan-Siena: EUR 35
16. Bus Siena-Florence (2 kali): EUR 14.
17. Train Florence-Pisa: EUR 6
18. Train Pisa-Siena: EUR 7.4
19. Train Florence-Lucca: EUR 5.3
20. Train Lucca-Siena: EUR 8.4
21. Bus Siena-Naples return: EUR 60
22. Train Salerno-Naples: EUR 4
23. Bus Siena-Roma return: EUR 44
24. Bus Siena-Roma: EUR 22

TOTAL transportasi darat: EUR 538.64

4. Where to stay

Mungkin sudah familiar dengan couchsurfing dan hostpitality club, dimana kamu bisa menumpang tinggal di tempat tinggal mereka di sana. Namun, tidak semua orang bisa dan nyaman dengan cara ini, saya sendiri akhirnya tidak memakai couchsurfing karena ternnyata tidak semudah itu. Untuk mencari host di suatu kota kamu harus mencari dengan seksama, dan membaca baik-baik profile para calon host kamu, setelah menseleksi, kamu harus mengirim message ke mereka mengenai maksud dan tujuan kamu, dan jangan salah message-nya tidak bisa yang standar dan copy paste ke semua host, kamu harus menceritakan diri kamu dan menuliskan mengapa kamu tertarik untuk meminta mereka jadi host kamu. Bukannya saya tidak mencourage cara ini, asyik sekali kalau bisa mendapatkan host di semua kota, bukan hanya masalah penginapan gratis, tapi kamu juga berkesempatan bergaul dan sharing dengan mereka, sebuah pengalaman yang sangat berharga. Namun, tentunya ini tidak semudah itu, karena kamu tentu tidak ingin memilih sembarang host dan sebagai host mereka juga tidak mungkin asal memilih sembarang tamu. Jadi, kalau memang kamu mau menggunakan cara ini, usahakan dari jauh-jauh hari, (1-2 bulan sebelumnya) mulai mencari-cari.

Saya sendiri cukup beruntung di beberapa kota ada teman yang bisa ditebengin, hehe, ada juga temannya teman yang saya tidak kenal dan belum pernah bertemu sebelumnya. As my honor to them (my host), akan saya sebutkan di sini satu persatu:

1. Bu Rini - Paris: Beliau adalah rekan satu kantor aku yang kebetulan sekali sedang ada training di Paris, jadilah saya menginap 2 malam di Holiday Inn Paris. Biar hanya 2 malam tapi sesuatu banget karena Paris mahal dan ini merupakan awal-awal kedatangan saya di eropa, jadi senang sekali langsug ada teman.

2. Sanjay - Paris: Baru ketemu di Paris juga di Museum Louvre tepatnya karena minta tolong difotoin (orang Indonesia banget sih..) Karena kemaleman saya menginap di apartmentnya yang cozy di kawasan perkantoran La Denfense.

3. Eloi - Barcelona: Beliau ini temannya dari teman kantor aku dulu Mbak Maya, begitu mendengar rencana eurotripku ini mbak Maya dengan baik hati menawarkan temannya untukku, eh maksudnya menawarkan untuk tinggal di apartmentnya, dia juga menjamin bahwa Eloi ini orangnya sangat baik dan sopan, dan terbukti!

4. Raya, Yessi, Oliv: Tiga serangkai ini teman-temanku dulu di FEUI (cieeh .. sempet aja pamer) dan masih cukup akrab sampai sekarang, mereka bertiga sedang mengambil MBA di Rotterdam School of Management (RSM), hebring ya? Karena Belanda relatif kecil, saya tinggal di International House tempat mereka tinggal dan untuk keliling kota-kota di Belanda bisa naik kereta.

5. Shanaaz & Majid - Utrecht: Mereka pasangan suami istri yang saya temui ketika di Marrakech, ternyata mereka sudah tinggal di Belanda selama 12 tahun, saya sempat mengunjungi mereka di Utrecht, main ke rumahnya dan dijamu makan malam.

6. Jessica: Dia ini temen les bahasa Itali di IIC Jakarta, sekarang sedang mengambil S2 di Milan, dia fashion designer loh (promosi). Apartmentnya strategis dan nyaman banget.

Saya sempat tidur di kereta dan bus malam, dan juga 2 kali menginap di bandara, di Airport Barajas Madrid dan ORLY, Paris. Menurut saya baru bisa mengaku sebagai backpacker kalau sudah pernah menginap di airport. Hehe. Sisanya saya menginap di hostel. Sebagai solo traveler saya hanya bisa dan mampu memilih dorm, karena jika saya memilih kamar private yang biasanya dimaksudkan untuk 2 orang, walaupun saya sendiri tetap harus membayar untuk 2 orang (beda dengan hotel). Ini bukan pertama kalinya saya menginap di hostel jadi sama sekali bukan masalah bagi saya. Hostel di Eropa biasanya bagus-bagus, fasilitasnya modern, keamanannya juga terjaga, seperti di setiap kamar biasanya ada loker untuk menaruh barang-barang berharga. Makanya penting sekali membawa padlock/gembok karena kadang ada hostel yang tidak menyediakan gemboknya. Sebaik apapun roomate kamu, tetap harus waspada, jangan pernah meninggalkan barang-barang berharga (dompet, passport, kamera digital, laptop, dan HP) begitu saja ketika kamu meninggalkan kamar, walaupun cuma sekedar ke kamar mandi 5 menit, selalu masukkan ke dalam loker yang sudah disediakan.

Untuk memilih hostel, saya sudah membooking beberapa hostel dari Jakarta dan ada juga beberapa yang saya booking di sana. Saya biasa menggunakan Hostelworld (http://www.hostelworld.com/) karena sudah sering paki mereka suka memberikan bonus, yang amat berguna yaitu dapat free credit skype yang bisa dipakai nelpon ke tanah air, penting sekali ketika kamu traveling. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

* Untuk mencari hostel, saya biasa melakukan filter harga dan rating, rating selalu saya pilih yang di atas 80%. Saya juga memperhatikan sudah berapa banyak reviewnya, jika rating bagus tapi baru 5 orang yang memberikan review tentu tidak saya pilih.

* Setelah ada beberapa pilihan saya akan melihat lokasi, lokasi ini penting sekali dan biasanya saya pilih yang dekat dengan main train station, atau paling tidak dekat dengan metro station terdekat. Saya lalu akan mengecek ke google map untuk tahu jaraknya, maksimal 10 menit berjalan kaki masih saya terima, kalau lebih saya tidak mau karena saya membawa backpack yang lumayan berat.

* Selanjutnya fasilitas, fasilitas yang penting seperti, wifi, breakfast, locker, luggage storage, ada dapur, resepsionis buka 24 jam (no curfew), lampu dan colokan pribadi di setiap tempat tidur.

* Saya lalu membaca komentar-komentar dari para traveler yang lain, biasanya saya baca sekilas saja, biasanya walaupun rating bagus ada saja yang berkomentar negatif, tapi jika bisa dicover dengan komentar bagus yang lebih banyak, biasanya saya oke saja.

*Perhatikan apakah ada biaya tambahan seperti pajak atau apakah ada batas minimal atau maksimal berapa malam bisa tinggal.

* Harga hostel di Eropa tidak seperti di Asia, harga setiap harinya bisa berbeda, biasanya kalau weekend lebih mahal atau jika sedang ada festival di kota tersebut, harga bisa melambung sangat tinggi. Saat Oktoberfest, harga hostel bisa melambung sampai EUR 50, yang kalau hari biasa hanya EUR 15 saja. Selain harga ketersediaan juga cepat berubah, kalau bisa booking lah beberapa bulan sebelumnya, toh kamu akan perlu juga sebagai dokumen pendukung untuk apply visa.

* Jika kamu sudah booking dan ingin mengganti tanggal atau periode booking, cara efisien adalah dengan mengirim email langsung ke hostel yang bersangkutan biasanya tidak ada biaya tambahan, jika kamu ganti dari situsnya akan dikenakan change fee sebesar EUR 2.5.

5. What to bring

Nah ini dia si jali-jali. I love traveling but I hate packing! Hehehe. Urusan packing ini salah satu yang bikin kepala cenat-cenut. Saya agak sedikit planning freak dan kemanapun saya pergi saya selalu membuat daftar barang yang akan saya bawa. Saya membawa 2 tas, 1 backpack ukuran 40 Liter dan tas hand carry. Di dalam tas saya juga membawa travel bag yang bisa dilipat kecil. Tas ini terbukti essensial karena saya pakai ketika saya ke Maroko dan ketika saya traveling tiap minggu waktu di Italia. Oke, jadi ini lah listnya:



1. Aksesoris: Pashmina (2) yang bisa dipakai untuk jilbab, kain bali, sarung tangan
2. Alas kaki: Sepatu kets coverse dan sepatu crocs palsu (bisa dipakai ke kamar mandi dan kalau basah gak masalah)
3. Alat Sholat: Mukena lipat dan Sajada, kompas untuk tahu arah kiblat
4. Alat tulis: Pulpen dan notes kecil
5. Buku: LP Europe on Shoestring dan beberapa buku bacaan (4)
6. Documents: Passport, foto kopi passport dan visa, flight ticket, boarding pass, hostel booking, pas foto. Karena jaman sudah modern saya juga mengirimkan scan paspor dan visa ke email saya dan menyimpan juga di USB.
7. Food: Permen, Saos ABC, minuman berenergi dan sereal (sachet), coklat, susu kental manis coklat, selai kecil, abon sapi, nu green tea, biskuit bayi, kopi, teh.
8. Gadget: Digicam (2) satu untuk cadangan, charger kamera, laptop dan HP, universal adaptor, multi plug, Laptop, USB, card reader.
9. Pakaian: kaos kaki (2 tebal, 4 tipis), T-shirt lengan pendek tipis (4), kaos tangan panjang (3), jaket (1), blazer (1), coat (1), Legging (1), long john (1), underwear (secukupnya), disposable underwear (16) --> just in case perlu, celana jalan (2), celana tidur (1), jilbab tipis (2), topi kupluk (2)
10. Toileteries: Sunscreen lotion, handuk kecil, tissue basah dan kering, sikat gigi, pasta gigi, sabun, shampoo, skin and face care, make up, pembalut, detergen sachet, sabun muka. Untuk peralatan mandi ini saya bawa secukupnnya saja, kira-kira cukup untuk 2 minggu sampai 1 bulan, karena jika habis tentu bisa dibeli di sana
11. Lain-lain: kantong plastik, karet gelang, masker, selimut, ponco tabasa, payung, lem super, peniti, padlock (2), pocket knife, sendok, botol miunum, gelas olastik, obat-obatan, plester, tiger balm, cairan pencuci tangan, senter atau head lamp, suvenir kecil khas Indonesia.

Dari list barang-barang tersebut, ada yang menurut saya tidak perlu yaitu buku bacaan, karena pada kenyataannya saya tidak terlalu bisa membaca buku di perjalanan, karena biasanya saya langsung tertidur.Lebih baik tidak perlu di bawa, toh kalau kamu ternyata kebelet banget pengen membaca buku, di sana kamu bisa beli dan harganya tidak jauh beda degan di sini. Buku cukup berkontribusi besar terhadap berat tas. Untuk guidebook sebenarnya optional, tidak mutlak harus dibawa karena di jaman yang sudah modern ini semua informasi bisa kamu dapatkan dari internet dan bisa kamu kirim ke email kamu untuk disimpan di ponsel atau USB. Untuk peta, kebanyakan hostel menyediakan city map gratis disertai penjelasan dari mereka, kamu pun bisa bertanya apapun kepada staf hostel. Saya kemarin memutuskan membawa, dan di beberapa kota cukup berguna sih, biasanya supaya tidak berat ketika jalan-jalan / sightseeing saya merobek halaman-halaman dari kota tertentu, huehehe, untungnya guide book saya ini bajakan yang saya beli di Saigon jadi tidak sayang-sayang amat.

Ah, satu hal yang menjadi dilemma, bawa backpack atau koper? Saya waktu itu sangat yakin untuk membawa backpack, alasannya lebih keren dan supaya bisa menyebut diri sebagai backpacker (sangat penting!!). Namun ada masanya ketika di sana saya menyesal membawa backpack, karena beratnya itu lho yang naudzubilaaah, dan saya juga melihat banyak sekali traveler lain yang menggunakan koper dan jalanan di eropa juga cukup oke untuk roda-roda koper, jadi kenapa saya harus menderita membawa backpack? Huhuhu. Sempat kepikiran mau meninggalkan backpack dan mencari koper. Saya juga suka melihat bayangan saya di cermin ketika membawa backpack, hmm, kok gak sekeren yang dibayangin ya? Kayaknya kalau lihat bule baik itu cowo maupun cewe mereka terlihat keren membawa backpack, kalau saya kenapa bentuknya malah jadi kayak kura-kura ya? Heuuuuu. Tapiii, akhirnya saya bisa get over it dan berkesimpulan backpack is the best choice, memang berat dan menyiksa, namun, kalau capek kan gak perlu maksa, bisa istirahat duduk dulu di bangku taman atau di pinggir jalan, sah-sah saja, backpack juga lebih praktis dan kamu bisa lebih bergerak cepat ketika naik atau turun tangga, ini mungkin terdengar biasa saja, namun dalam keadaan terburu-buru dimana ada antrian panjang untuk naik eskalator, kamu akan merasa beruntung membawa backpack, percaya deh. Backpack juga bisa dibawa lari, lebih praktis dan kamu lebih mobile. Namun tentunya pilihan ada pada kamu sendiri. Your trip, your call.

Untuk packing saya tida ada tips yang berarti, ya kalau baju saya gulung-gulung, kalau ada kaos-kaos yang tipis saya masukan belakangan karena bisa diselip-selipin di anata barang lain.

Oke, segitu dulu deh ya yang saya ingat, kalau nanti ada yang lain akan saya tambahkan, kalau ada pertanyaan silahkan saja.

Buon Viaggio!

17 comments:

Rheta Arheta said...

uuuh senengnya bisa ngetrip ke Eropa ya.. aku juga mungkin ada rencana tahun ini.. tapi bedanya aku diundang pacarku ke perancis.. rencananya pengen keliling eropa juga bareng dia.. and thanks anyway.. infonya membantu banget.. tinggal entar deg degan niih ngurusn visa nya :worry:

Niantiaulia said...

Makasih ya mau baca :) Waaa asiknya bisa liburan sama pacar, huhu, sukses ya apply visa dan tripnya!

ahmadraya said...

tips dari gua ceng. bring your ugly stuff, and throw them away along the way. tas semakin ringan, dan lo ga usah nyuci. hohoho... gua sudah membuang 1 kaos di hoi an, 1 sepatu di hanoi, 1 kaos di hue, 1 kaos di riga, dan 1 kaos di tallinn. semakin banyak yang bisa dibuang semakin ok. hihihi

Niantiaulia said...

Hahaha, agree ray, tapi kalo perginya berbulan-bulan tetep harus nyuci sih, g juga membuang sepatu crocs abal2 g lhoo, untung banget ga beli yang asli, hehe.

ona said...

eh thats what i did wktu ke luar last time,,

gwe buang baju2 gwe krn suspect ovrweight..

eh disusulin ama abang hotelnya, doski mengejar ampe mobil smbil bawa tumpukan baju tak berguna... disangka ketinggalan, malyuu

Niantiaulia said...

in your case bisa juga pake trik lo pake semua baju2 lo bertumpuk2 gitu.. Hehe, yang ditimbang koper doang kan orangnya ngga :p

rotyyu said...

Kalau suatu saat bisa jalan-jalan ke Eropa, saya pengen berlama-lama di Barcelona.

Badai said...

halo Nia, seru banget Euro trip-nya, saya baca berjam2 mlm ini sampe tuntas. ditunggu kisah selanjutnya..

btw mau share travel tips, sebagai pengganti handuk saya selalu bawa lap kanebo, jauh lebih praktis, ringkas, dan ringan.. cukup dua kali usap, badan sudah kering lho :)

Niantiaulia said...

Hai Badai! Makasih udah mau baca, maaf kepanjangan sampe berjam2 bacanya, huehehe. Boleh juga tuh tipsnya, lap kanebo itu yang biasa untuk lap mobil itu kan ya?

Badai said...

ya betul lap kanebo yang itu :)

sebenernya di Ace Hardware dan beberapa toko olahraga pun menjual kanebo khusus traveler/olahragawan spt itu, meski menurut saya bahannya sama saja dgn lap kanebo biasa, cuma beda di packaging :)

Yoshan Fazri said...

halo mba,
saya mau nanya mba pake asuransi apa? trims

Niantiaulia said...

Saya pake AXA Schengen yang Low Cost http://www.axa-schengen.com/ atau saya juga udah nulis pengalaman ttg apply visa schengen di http://nianti.blogspot.com/2011/08/visa-oh-visa-lika-liku-aplikasi-visa.html Silahkan dicek :)

Unknown said...

Halo salam kenal.
Makasih udah sharing infonya, dari mulai ngurus visa, dan di sananya.

-Anis-

Unknown said...

Btw, apa nggak tertarik untuk membukukan pengalaman trip Eropa nya? Saya lihat belum ada yg bikin buku trip Eropa Selatan + Afrika + Eropa Barat + Eropa Timur sekaligus :)
Info cara kirim naskah ke Penerbit Bentang Pustaka (yg banyak nerbitin buku traveling) ada di http://pustakabentang.blogspot.com/2012/05/q-tentang-redaksi-dan-naskah.html

-Anis-

Niantiaulia said...

Hi Anis,
Makasih banyak untuk informasi tentang mengirimkan naskah ke penerbit. Saya sih tertarik banget tapi masih gak pede nih, huehehe, but I will try :)

riri said...

hi nianti, salam kenal. saya punya rencana ke Eropa juga tahun depan. boleh ngga minta email atau YM-nya untuk nanya2 soal trains & busses dll? :D
thx before..

Niantiaulia said...

Hi Riri,
Boleh aja, bisa ke niantiaulia@gmail.com